Selasa, 22 November 2022

VICTOR YUSCHENKO

By Erizeli Jeli Bandaro

 Tahun 2009 saya bertemu dengan Viktor Yuschenko di Moscow. Sejak itu entah mengapa kami jadi akrab. Kadang dia email saya. Diskusi kami menjadi menarik. Karena dia sangat menguasai ilmu keuangan. Kadang kami diskusi lewat Skype private. Saat saya berkunjung ke Kiev, ajudannya menjemput saya di hotel dan mengantar ke Mezhyhirya kediamannya, di tepi sungai Dnieper.

Rumahnya mewah sekali menurut saya. Tadinya kawasan Mezhyhirya seluas 345 hektar itu tempat bermukim elite politik Uni Soviet. Setelah USSR bubar dan Ukraina merdeka. Perumahan itu diratakan dan oleh Viktor didirikan istana kayu, disitulah Viktor Yuschenko tinggal. Dia membanggakan kediamannya. Dia memang punya penyakit megalomania.
Dia beri saya konsesi proyek untuk persiapan kejuaraan bola Euro 2012. Namun saya hanya tertarik MBO bandara international saja dengan kompensasi lahan block city di Kiev ( bukan kawasan kota lama). Mengapa ? saya engga mau terlibat korup. Namun proyek ini saya jual ke China tahun 2013. Karena tahun 2010 dia gagal dapat suara pada periode kedua jabatan presiden.
Apa yang dapat saya gambarkan tentang Ukrania? negara itu memang berhasil merdeka dari USSR tapi Elite mereka tidak bisa lepas dari budaya USSR. Budaya korup dan megalomania. Korupsi nya engga tanggung tanggung dan engga tahu diri. Bayangin aja. Anggaran RS di bancakin untuk bangun rumah pribadi presiden. Dari anggota DPR, aparat hukum, militer, semua doyan korup dan doyan perempuan.
Para elit Ukraina engga punya nation interest. Apapun mereka jual termasuk kepentingan nasional asalkan dapat uang. Udah lazim bila presiden terpilih pasti proxy AS /Eropa atau Rusia. Ganti ganti aja. Makanya saya engga kaget, kenapa AS sempat marah besar. Karena bantuan senjata untuk Ukraina perang dengan Rusia, jatuh ke pasar gelap senjata di London. Selama perang dengan Rusia, elite politik ukrania peras Elite AS dan Eropa untuk dapatkan uang. Apapun ikatan utang itu mereka teken aja.
Menurut saya, Ukrania itu dikelola oleh gerombolan oportunis. Mereka sangat pragmatis dan engga pernah punya agenda besar mau dibawa kemana bangsanya. Makanya, jangan kaget, harga wanita di Kiev lebih murah dari harga steak di restoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar