Selasa, 22 November 2022

Karir penting tapi anak adalah segala galanya.

 Tahun 2010. Wenny mengabarkan bahwa Pauline sudah bisa mulai bekerja. Semua syarat yang aku butuhkan terpenuhi. Dia sudah pantau selama sebulan kerja di kantornya. Aku minta Pauline datang kekantor bertemu denganku. Tugasnya melakukan divestasi atas aset property punya Holding. Aku mau keluar dari bisnis property. Ini bisnis non tradable. Rente. Aku engga mau menghabiskan umur mikirin bisnis semacam ini. Aku butuh orang terpecaya dan punya skill mandiri.

“ Pauline” sapaku ketika dia masuk kamar kerja. Nampak dia agak pucat dan kikuk. Saya tuntun dia duduk di sofa. Wanita muslimah. Berhijab.
“ Saya pak … “
“ Kamu orang Indonesia ?
“ Ya pak.“
“ Sejak kapan kerja di KL ?
“ Udah dua tahun pak. Saya ikut test di Hong Kong tapi di tempatkan di Kuala Lumpur.”
“ Mau kerja di Hong Kong ?
“ Ma ma u Pak “
“ Jawab yang tegas “
“ Siap pak, Mau. “
“ OK gaji kamu akan naik 3 kali lipat di tambah bonus dan tunjangan sebagai Ketua Team. Nanti akan dijelaskan oleh bagian HRD. “
“ Terimakasih. “
“ Kamu harus tahu, bahwa kamu bekerja langsung di bawah saya. Tidak ada jam kerja dan tidak ada cuti sampai penugasan selesai. Kamu harus siap melakukan perjalanan bisnis kemana saja dan kapan saja. Business property kita ada di Beijing, Ukraina, Kazakhatan, Seoul, Vietnam dan Boston. Paham?”
Dia terdiam agak lama. Saya memberi kesempatan dia berpikir. Karena memang engga mudah mengambil keputusan di saat seperti ini.
“ Pak, kalau saya jarang di rumah, kemungkinan anak saya akan diambil mantan suami saya. Gimana ya pak ?
Saya terdiam. Saya tatap dia sejenak. Saya langsung berdiri dari sofa. “ Ya udah. Kalau begitu utamakan anak. Kembali ke pos awal kamu.” Kata saya
Dia tersentak sambil menatap wajahku dengan tegang. “ Bapak engga marah ?
“ Engga. Malah saya terharu kamu lebih mementingkan anak daripada karir. Itu engga mudah “
“ Terimakasih Pak. Boleh saya memeluk bapak ? Katanya dengan airmata berlinang. Aku menghampirinya dan memeluknya. “ Bapak bijak sekali. Padahal semua orang di kantor saya bilang bapak orangnya keras dan tidak ada perikemanusiaan. Kejam dan tak pernah menghargai orang kalau gagal. Padahal mereka tidak pernah bertemu bapak. ”
Aku hanya tersenyum. “ Udahan ya nangisnya. Sekarang kamu kembali ke pos kamu di KL. “
“ Ya Pak..
Dia berlalu dari kamar kerjaku dan aku telp Wenny mengabarkan bahwa Pauline kukembalikan ke pos nya.
“ Jadi gimana Bro. Maafkan saya”
“ Engga apa apa.”
“ Kemungkinan aku akan libatkan Yuni “
“ Bro, bisa engga kamu berhenti ngerjain dia. Kasihan dia”
“ Kan anaknya di London sekarang kuliah. Jadi engga ngerepotin benar ?
“ Kamu itu kalau kasih orang tugas , sehari rasanya setahun. Semua curhat ke saya. Mereka bilang kamu terlalu keras kepada mereka. Kebayang engga gimana perasaan Yuni. Bertahun tahun kamu perlakukan dia untuk kepentingan kamu. Kamu jahat!.”
“ Tapi saya butuh orang Wen. Dan saya berburu dengan waktu. Ngerti deh”
“ Maaf saya tidak bisa mengerti kamu kalau soal ini”
“ Ya udah. Nanti saya pikirkan jalan lain.”
Moral cerita : Karir penting tapi anak adalah segala galanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar