Kamis, 17 November 2022

Awi Pasang Badan

 By  Erizeli Jeli Bandaro

Tadi saya didamping Awi Rapat di kantor Florence. Partners nya, Chua dari singapore juga datang.

“ B, kerjasama kita selama ini tidak fair. Kami beri anda kapal, tapi revenue share 50/50. “

“ Maunya ? tanya saya.

“ 70/30. 70 kami dan 30 anda.”

“ Oh begitu ?

“ Ya. “

Saya senyum aja.


“ Itu kapal anda dapatkan dari hutang bank. Siapa yang bayar cicilan dan bunga? Kontrak kami dengan Pertamina. Siapa yang dapatkan kontrak ? Kami. Terus anda minta 70% ? Anda punya otak? Kata Awi dengan nada keras.

“ B, kita diskusi. Tidak perlu emosi. Tenang aja” kata Chua melirik saya. Saya senyum aja.

“ Saya tidak emosi. Saya hanya ingatkan bahwa anda bicara dengan B tanpa otak” Ulang Awi.

“ Bank memberi saya pinjaman karena reputasi perusahaan saya dan PG saya. Tanpa itu engga mungkin bank memberi pinjaman untuk beli kapal” kata Chua.

“ Anda anggap B dapatkan kontrak itu tanpa reputasi ? Tanpa PG? Otak anda dimana ? Begitu banyak pesaing yang dia singkirkan. Paham.! Kata Awi keras.

“ Saya minta anda bijaksana. B.”Kata Chua menatap saya.

“ Mau dengar kebijakan saya ?

“ Ya.”

“ Tetap dengan formula kerjasama yang sudah kita teken. Atau kita batalkan kerjasama. Saya akan tarik kapal dari Hong Kong untuk lanjutkan kontrak yang masih 2 tahun lagi.” Kata saya.

“ B, ayolah, apa kamu becanda?

“ Kamu kira saya B becanda? Kata Awi kencang.


Dia keluar. Saya senyum aja. Florence melihat saya dengan mengerutkan kening. “ Kenapa kamu cepat sekali membuat keputusan?

“ Masalah sederhana. Engga rumit. ya mudahlah buat keputusan.”

“ Kenapa ? 

Saya diam saja.

“ Kita engga mau orang mempertanyakan kontrak yang sudah diteken. Kalau diturutin, dia akan terus tekan kita. Sampai akhirnya kita cuman jadi jongos doang No way! Kata Awi.

“Ale, kita kan hanya maketing doang. Apa salah dia minta keadilan kerjasama?

Saya diam saja.

“ Duh Ling, kamu pikir dapatkan kontrak dengan Pertamina itu mudah? Banyak pihak yang di leverage untuk dapatkan kontrak. Kita engga pernah cerita aja ke kamu. Lagian kalau mudah, mana pula dia mau kerjasama dengan kita. Think about it.” Kata Awi.

“ Dan itu sebabnya kamu sangat perlu Awi. ? Kata Florence ke saya.

Saya diam saja.

“ Ya udah. Gua paham Ale."

" Wi, lue makan apa > segitunya loyal sama jeli ?

Awi senyum aja. :" Gua engga mau anggap jeli lemah. Hadapin gua dulu dah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar