Sabtu, 28 Desember 2019

KAYA ITU ADA SCIENCE NYA


Dunia aplikasi psikologi mengenal diagram pemograman pikiran yang bernama diagram Kubler Ross. Atau dikenal juga dengan nama lain “change condition process”.
Kubler menghubungkan fisiologi dengan emosi.
Misalnya seseorang perokok berat ingin menghentikan kebiasaan merokoknya. Teori klasik aplikasi psikologi akan mencari dulu “secondary gain” kemanfaatan rokok tersebut dari klien tersebut.

“Secondary gain” adalah manfaat kejiwaan bagi seseorang. Misalnya kalau habis makan dia merokok maka mulutnya terasa nikmat. Atau ketika merokok ide-ide bermunculan di kepala sementara dia hidupnya di dunia “kreatif”. Sangat membutuhan “ide kreatif” bukan rokok nya yang dibutuhkan. 
Munculnya ide itu di sebut secondary gain. Kemanfaatan kedua dari manfaat pertama. Manfaat pertama mungkin dulu waktu muda merokok itu terlihat “cool”, “rebel”, sehinga kesan jagoan (diharapnya) didapat dengan merokok.
Setelah ribuan kali merokok maka value merokok “menjadi jago” tadi sudah masuk dalam di bawah sadar tertutup dengan data lain. Dan mulai otak mencari kemanfaatan lain dari merokok. Semakin banyak “gain”, third gain, fourth gain maka makin sulit orang berubah menjadi tidak merokok. Seluruh kebenaran sudah bertumpuk dalam sistem pikiran.
Jadi, dicarilah secondary gain oleh terapi klasik atas masalah merokok pada kliennya. Beda dengan pendekatan Kubler. Dia mengingatkan bahwa suatu hari sang perokok tersebut sesak nafas, jantungnya, tensinya naik, sehingga pingsan lalu tersadar posisi di UGD kena minor stroke. Dokter mengatakan, berhenti merokok ya, anak-anak masih kecil masih memerlukan anda untuk tumbuh dewasa!!!.
Dan ajaib, seketika dia menghentikan merokoknya ketika ingat anak-anaknya. Peristiwa itu di namakan “change condition process”.
Ok, saya mohon maaf tulisan kali ini agak sedikit tidak berhubungan dengan dunia bisnis secara langsungTapi mudah-mudahan ada yang berkenan dengan ilmu ini  untuk dipelajari.
Boleh terus?..

Dalam pemrograman pikiran, kita mengenal bahwa tindakan fisik bisa merubah emosi. Hal yang merubah emosi itu bisa merubah pikiran bawah sadar. Dan pikiran bawah sadar menguasai 88% tindakan manusia menjadi punya “peta sukses baru”. Jadi kaya adalah “subconscious mind” dengan nama lain “prosperity conscious”.
Seseorang punya “prosperity conscious” pasti kaya. Dan ini adalah “man made” program. Karena itu “kaya itu science”.
Kita masuk ke dalam sekarang. Jadi kita mengenal bahwa “kegiatan” keseharian bisa merubah atau menanamkan program dalam pikiran. Hanya dengan bermain ternyata otak bisa berubah KOMPOSISI nya. Menjadi manusia yang lebih baik. Pertanyaannnya main apa? Bagaimana memainkannya? Itulah Kubler methode yang sebentar lagi kita jabarkan.
Kita uji ilmu kita ini sebelum kita lanjutkan pelajaran selanjutnya. Ada banyak kegiatan yang tidak bisa berlawanan satu dengan lainnya pada gerakan tubuh disambungkan dengan emosi. Maksudnya begini.
Anda berdiri tegak, lalu busungkan dada, lalu dongakkan wajah ke atas menatap langit, lalu tarik nafas penuh masuk ke dalam dada....lalu coba pancing emosi SEDIH atau MARAH. Garansi tidak akan bisa sedih atau marah.
Sebaliknya, anda menundukan kepala, mendekati paha anda, lalu dekap badan anda sendiri. Lalu cobalah untuk TERTAWA. Tidak mungkin bisa tetapi kalau disuruh memancing marah anda, memdadak anda bisa TANTRUM!. Marah marah tak terkendali dalam posisi demkian.
Tahu kah sahabat ada posisi dimana kalau anda lakukan hal itu, semangat anda nyala dalam mencari kemakmuran? Ide anda mendadak mengalir seperti air bah dalam mendapatkan kemakmuran?

Oiya, hal begini penting nggak ya? Karena kayaknya kalau bicara politik baru seru, karena hal beginian tentang kemakmuran saya kurang tahu banyak kah peminatnya. Saya mau melanjutkan bagi yang minat saja, bagaimana setuju? #peace

***
Penulis: Mardigu Wowiek Prasantyo

Jumat, 27 Desember 2019

PRINSIP BERGAUL

Ada satu prinsip yang saya bawa dari dulu dalam urusan bergaul. 

Yaitu karena saya ini bodoh dan Sontoloyo, maka saya harus berkumpul sama banyak orang pinter. Saya harus berkumpul sama orang yang lebih sukses dari saya. 

Saya berkumpul hanya dengan orang yang networknya lebih luas dari saya. Saya harus ngumpul dengan orang yang memiliki “power”. Saya harus berkumpul dengan orang yang banyak duitnya.

Untuk itu, kenalan saya tidak saya batasi. Tapi, kalau teman ngumpul saya pilih. 

Curang banget ya saya itu. Kalau istilah Cinta-Dian Sastro, apa yang saya lakukan itu JAHAT.

Abis gimana dong. Orang saya ini bodoh kok. Nggak pinter. Masih harus banyak belajar. Saya jadi ngumpul sama orang-orang yang “lebih segalanya” dari saya jadinya.

Penulis: Mardigu Wowiek Prasantyo

Kamis, 26 Desember 2019

WAKTU DAN UANG


Salah satu rumus kemakmuran adalah menukar waktu dengan uang. Anda bekerja di sebuah perusahaan selama 8 jam sehari. Waktu anda, ditukar dengan uang. Di akhir bulan anda memperoleh salary.

Bagaimana menghitung perbedaan salary seseorang? Adalah dari kontribusi waktu + skill = output positif bagi organisasi. Kalau output anda negative anda menjadi “liabilities” bagi perusahaan. Nah mulai Sontoloyo mood on nya keluar, tahu liabilities nggak? Lupa? Mau di terangin. Ok deh.. liabilities itu beban !

Kalau output anda negative anda “beban” bagi perusahaan. Dan di dalam organsasi pengejar prestasi atau organisasi yang risk taker, liabilities pasti dibuang dalam hitungan jam atau paling lambat dalam hitungan hari pasti hilang.

Disisi berlawanan kalau anda outputnya positif bagi organisasi maka anda menjadi “asset”. Asset akan dirawat dan akan dibuat optimum performanya. Semakin output anda positif kehadiran anda bagian penting team work, pasti salary anda besar.

Kesimpulan, kalau sekarang anda belum cukup makmur atau belum punya uang. Pasti anda punya waktu sangat banyak. 

Kalau ternyata ada fakta lain, anda punya waktu sedikit tetapi uang anda juga sedikit. Pasti anda salah menukar waktu anda. 

Coba renungkan. Waktu anda dimanfaatin untuk apa sih?

Penulis: Mardigu Wowiek Prasantyo

PEBISNIS NGGAK BOLEH BAPERAN

Bisnis itu bukan apa yang dikerjakan, tapi siapa yang mengerjakan. Kalau kamu orangnya gampang baper, apapun bisnisnya bakal sulit maju.

Pebisnis gak boleh baperan. Kamu suka omongin orang saja, lupakan jadi pebisnis.

Eh si anu tuh begitu ya? Misalnya kamu memulai “membicarakan orang lain”. Siap-siap pebisnis di depanmu bilang..wah temennya aja di giniin bentar lagi gw nih!

Pebisnis adalah manusia bunglon. Bisa ikut arus, kuat lawan arus, kuat diam, kuat denger, ngotot terhadap kemauan, namun sabar didalam memetik (hasil). “swallow pride” mau menelan gengsi.

Kamu gengsian, kamu ngak sabaran, kamu kurang pandai mendengar, kamu ngomongnya melebar termasuk ke hal pribadi (termasuk tadi bergosip) itu sudah bagian dari ciri-ciri sulit sukses sebagai pebisnis.

Pebisnis mampu melakukan “poker face” wajah polos tak berekspresi terhadap hal negative, mimik wajah tanpa emosi, dan jangan tanya betapa sulitnya melakukan hal ini.

Poker face adalah ketrampilan yang didapat setelah melalui proses panjang. Ribuan jam kamu berhadapan dg para asshole, para kruk, para pejabat korup, para buaya politikus, para scam penipu, para broker pialang proyek, para pembawa map proposal, ribuan slide presentation, dan beragam sumber lalu lalang informasi, gossip, hoax dan fakta di depan mu.

“stay cool” di saat tertekan, “stay hungry” di saat makan. Sulit banget kan? Tapi anda harus bisa, anda pebisnis.

Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

INGIN AWET KAYA?

Apa bedanya manusia yang “the have” dengan “the rich”?

Kaum “the have” adalah kaum berpunya yang cara mendapat uangnya bukan dnegan bekerja. Seperti anggota DPR yang mendapatkan dari uang (belahan) anggaran, pejabat yang korupsi nyuilin dana proyek, anak orang kaya karena harta turunan, intinya adalah harta yang diperolehnya bukan karena hasil jerih payah mendapatkannya sendiri.

Mereka mendapatkan (harta) karena jabatan, karena harta keturunan dari orang tua atau kakek,memanfaatkan posisi parlemen atau injek kaki ala preman. itulah kaum “the have”.

Kaum “the rich” adalah mereka yang dengan berkeringat sendiri tanpa fasilitas apalagi anggaran daerah atau anggaran pemerintah. dari hasil “usaha”, dari transaksi bisnis,dari komisi  penjualan, berinvestasi di asset (tanah, property, saham) dengan modal di kumpulkan kerinagt sendiri ataupun usaha produsen menghasilkan produk.

Coba sekarang kita melihat diri kita pada saat ini. Kita coba meng-audit diri kita.

Misalnya rumah yang kita tinggali, kendaraan yang kita pakai,  adakah kontribusi orang tua kita? adakah dikarena kan sewaktu menjabat  menerima “sesuatu”, atau ada anggaran (perusahhan, pemerintah, proyek) yang “dimainkan” sehingga sebagian di “belah-belah” masuk ke kantong sendiri atau kelompok kita.

Atau kita dapat dari komisi penjualan, dari usaha, dari kerja sebagai karyawan dan menabung, dari berinvestasi atau  dari membangun usaha.

saya yakin setelah kita meng-audit singkat  kita sudah bisa menentukan kita masuk  kaum “the have” atau kaum “the rich”. 

Kita tidak perlu bahas berapa digit harta kita, tidak di perlukan. Saya hanya ingin memastikan, bahwa jika dengan jujur anda mengatakan anda kaum “the have”, cepat-cepat deh pindah menjadi golongan “the rich”. 

Setahu pengalaman pribadi saya, seberapapun besar asset anda selama anda the have, bisa ngak sustain, tidak everlast, tidak awet. Bisa hilang. 

Penulis:  Mardigu Wowiek Prasantyo

Senin, 23 Desember 2019

KANKER EKONOMI STADIUM KRONIS

Kembali ke pernyataan yang Stephani Kelton katakan yang terngiang ditelinga saya cukup lama. Dia mengatakan, MMT hanya cocok jika ekonomi itu di level normal, kanker stadium 1 dan kanker ekonomi stadium 2.

Kalau stadium 3, IMF cocoknya!!!! Demikian pernyataan singkat namun membuat saya tertohok. Dia lanjutkan...

Kalau ekonomi salah kelola, maka ekonomi tidak jatuh “seketika”. Perlahan, namanya vicious cycle economic, perlahan menenggelamkannya. 

Misalnya kebijakan impor yang banyak dilakukan sebuah negara, atau kebijakan uang asing masuk dengan investasi yang selalu menguntungkan investor maka secara perlahan sektor produksi dan manufakturnya akan mati. Dari negara normal, dimana semua impas mendadak melambat ekonominya karena bertumpu pada “trader” pedagang.

Lalu, ekonomi manufaktur mati perlahan 10%, 20% dan itu masuk stadium 1 kanker ekonomi. Dengan turun 20% misalnya, PRINTING MONEY berbasis project masih jalan karena faktur produksi masih jalan. Juga faktor daya beli masih jalan.

Turun lagi mesin produksi hingga 30-40%, maka genjot besar besaran dengan di kucurkan dana “quantitative  easing” cetak duit berdasar proyek di ekonomi kanker stadium 2 ini, merupakan solusi.

Tetapi begitu ekonomi tinggal separuh dari normal bahkan lebih kecil tingal 20% negara tersebut masuk kategori kanker ekonomi stadium 3.  Ini IMF turun tangan. Yang kuncinya adalah BUMN pasti ditelan asing, aset negara ditelan asing. 

Padahal kalau sekarang dibenahi, BUMN “kaleng-kaleng” yang jumlahnya 700 itu dijual ke publik Indonesia dulu.

Jadi melihat pertumbuhan industri di Indonesia melambat dibanding 5 tahun yang lalu dimana selalu pertumbuhan indsutri di atas pertumbuhan nasional dan sejak 5 tahun ini pertumbuhan industri dibawah pertumbuhan  nasional maka secara ekonomi Indonesia sudah masuk VICIOUS CIRCLE ekonomi.

Stadium 1 kanker ekonomi. Dan MMT modern monetary theory tentang printing money masih bisa jadi solusi. Ini memang diperlukan nyali besar. Perlu keberanian dan terobosan. Kalau salah “cara” melihat ekonominya tidak pakai MMT tetapi pakai teori ekonomi tradisional, juga tidak akan jalan.

Dan kalau sudah stadium 3, dipaksa pakai printing money, ini akan jadi super inflasi, bubrah negara jadinya, bubar mata uang negara jadinya. Karena PROYEK PRODUKTIF-NYA tidak jalan, ini kuncinya, proyeknya harus jalan bukan jalanan. Bukan bangun gedung dan infrastruktur statis seperti jalan tol. Bukan!

Kalau stadium 3 tidak ada tidakan apapun, apa lagi baru print money,maka pasti masuk stadium 4.

Apa yang dilakukan kalau kanker stadium 4 ekonomi terjadi? Sudah lah pasti tidak ada yang mau denger, sesuatu yang fatal terjadi. Jadi sekarang kita tidak usah bayangkan yang kanker stadium 4. Cukup jangan jadi kanker stadium 2 saja sudah bagus. #peace

Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

Sabtu, 21 Desember 2019

KEMANA AJA KEMARIN KEMARIN YA ?

Ketika berdiskusi dalam forum sederhana di Tokyo minggu lalu bersama Stephani Kelton tentang MMT Modern Monetary Theory ada sebuah perkataan yang membuat telinga saya  terngiang ngiang terus, hingga seminggu lewat, hingga saat ini.

Kita semua tahu bahwa mahzab ekonomi si Sontoloyo ini sama alirannya dengan Stephani Kelton, yaitu POST KEYNESIAN Economic

Dalam “muscle knowledge MMT” pemahaman Keynesian itu sudah usang, bahkan banyak dari kami yang menyatakan Keynesian is dead.

Pemahaman akan inflasi, akan printing money akan SWF souvereign wealth fund beda jauh dengan mahzab ekonomi setelah perang dunia kedua yang banyak diajarkan di dunia kampus hingga saat ini. Ini yang dalam hati kecil saya berharap ada baiknya dunia kampus mengubah pemahaman ekonominya bisa menerima MMT modern monetary theory.

Kalau tidak pakai MMT maka ekonomi bernegaranya tidak berdaulat. Pinjam dan hutang terus kalau neraca perdagangannya minus seperti sekarang ini. Juga didalam membangun, pakai hutangan. Kok nggak sadar sadar ya bahwa kita Indonesia akan semakin terperosok ke dalam pasir hisap yang tak ada dasarnya kalau terus berhutang dan meminjam.

Karena cara mencicilnya. 

Dari mana? Dari sektor produktif yang hanya berbasis domestik konsumen dipajakin, ya nggak kuat lah!~!

Harus eksport manufaktur bahan jadi atau 75% jadi, jangan komoditi, lalu harus tidak ada import, jadi neraca perdagangan harus plus dulu setidaknya impas. Jadi yang dibangun dulu namanya sektor produktif manufaktur dan industri. 

Tapi ya sudah lah, sudah kadung cara berfikirnya beda karena memang muscle knowledge nya beda. Kita ikut dulu sambil jaga jarak agar kalau kepeleset jatuh dalam masa resisi yang karena kebijakan ekonomi nya saat ini pasti akan membuat tahun depan ekonomi kering. di tahun depan kita sudah ada solusinya.

Kembali ke post Keynesian economic mahzab kita. Kita ini tidak percaya inflasi versi Keynesian. Tidak percaya dolar, nggak percaya IMF dan tidak percaya OBOR China. Itu akal akalan mereka ingin menaklukkan negara lain. Itu alchemy nya China Amerika. Kita anti banget.

Kita beri pertanyaan sederhana dari seorang Stephani Kelton, yang  saya teruskan, pertanyaanya begini, MUNGKIN KAH INDONESIA KEKURANGAN RUPIAH?

Maka banyak yang menjawab, tidak mungkin. Kalau kekurangan dolar ya mungkin, bukan punya kita. Kekurangan yuan mungkin, kekurangan emas juga mungkin. Tetapi kekurangan rupiah?

Sekali lagi pasti banyak pasti yang menjawab , tidak mungkin Indonesia kekurangan rupiah. 

Lalu pertanyaan selanjutnya, kalau tidak mungkin kekurangan rupiah mengapa Indonesia cari pinjamanan, mengapa masih ngutang, mengapa perlu foreign direct investment, mengapa memerlukan dolar?

Maka pertanyaan sederhana itu kalau dijawab orang pinter atau pejabat mereka pasti akan menggunakan semua ahli ekonomi pemenang perang dunia kedua yang ingin selalu dolar dipakai sebagai DASAR ber ekonomi.

Ya monggo saja. Kalau kita khan bisa apa? Bisanya kasih saran, ngingetin dan beri solusi, nggak di pakai nggak apa apa. 

Tapi Cuma mikir aja, dari 2016 rekam jejak kita sudah “menyerang BUMN” ala Rinso yang bakal merusak ekonomi nasional. Sudah kita buka semua sejak 3 tahun lalu, mafia migas, abuse of power BUMN dan lain sebagainya. Lalu sekarang kayaknya  dibenerin. Kesannya, jadi baik.

Padahal, dalam hati banyak yang berkata,  lah yang ngerusak khan sampeyan dewe kang mas,  kok koyo pahlawan saiki. 

Kita lanjut, sampai lupa topik diskusi nya, lalu perkataan apa yang membuat terngiang di telinga saya, maaf sebentar kita potong dulu, lagi cari pembenaran dulu biar saya kelihatan kayak orang pinter, maklum wong bodo.#peace

Penulis: Mardigu Wowiek Prasantyo

Kamis, 19 Desember 2019

MASAK SIH NADIEM SEGININYA?

Kita semua sepakat bahwa ke depan dunia terjadi hal yang namanya decoupling, terlepasan dengan masa lalu.
Maka kita semua harus waspada dan menyadari apa yang akan terjadi dari sekarang hingga tahun 2030 karena bukan goncangan yang di dapat tetapi keterlepasan dengan apa yang akan terjadi di masa akan datang. Terutama dalam bidang bisnis dan beberapa sektor kehidupan, seperti gaya hidup.
Contoh yang paling nyata adalah, bagaimana bisnis di masa lalu yang terikat dengan ruang dan waktu, kantor yang besar, pegawai yang banyak, bisnis yang pakai aturan peremrintah atau regulator, mendadak menjadi cair tanpa jalannya perantuan pemerintah karena sudah “cross border”, antar negara sehingga bisnisnya tumbuh lebih cepat dari peraturan.
Misalnya bisnis digital yang merusak distupt retail shop seperti matahari, ramayana, departemen store seperti sogo, metro, dan di dunia puluhan sudah nama besar tumbang.
Lalu perusahaan seeprti grab, gojek yang tidak punya aset motor dan mobil, tidak bayar BPJS, tidak bayar pajak kendaraan, STNK, tidak punya satupun cafe atau resto di gofoodnya. Membuat berbisnis menjadi ringan, karena fokus pada tujuan utamanya, mendistribusikan barang atau orang.
Ada satu hal yang saya sendiri mungkin shock adalah pemikiran dari seroang anak muda 22 tahun yang bermitra dengan saya mengusulkan untuk membuat RUANG BELAJAR. Sebuah digital platform tingkat universitas.
Dimana dia mengatakan, pak saya yakin pak mentri pendidikan pak Nadiem kedepan akan mendistrup dunia pendidikan. Karena saya sudah pelajari apa dan bagaimana otaknya seorang nadiem makarim.
Dia pasti tahu sekali bahwa dalam pendidikan faktor biaya terbesar adalah RUANG KELAS dan GURU. Dimana pendidikan ilmu masalah ilmu, informasi dan ketrampilan karya.
Apa yang terjadi kalau di giring ke arah digital, dimana ruangkelasnya bisa dimana saja, dioakai bergiliran, dan gurunya jadi digital. Itu sekolah dan kmpus tinggal separuh jadi efisien, dan guru hanya guru terbaik, hanya 30% tersisa dalam 10 tahun kedepan.
Ini akan membuat kualitas ilmu anak bangsa meningkat, dana bisa banya di manfaatkan di bidang lain yang memberikan efek produktif.
Karena itu kita sebaiknya mengatisipasi, semua pindah ke digital, memangkas biaya RUANG KELAS dan guru atau dosen hinga 30%nya.
Asli saya terdiam. Itulah distrupsi yang pasti mungkin terjadi. Di gojek yang ngak punya motor/mobil dan sopir tapi jadi raja distribusi, mengapa di dunia akademi tidak bisa fokus di pendikan, ilmu, dan ketrampilan sosial serta karya nyata, dengan memangkas ruang kelas dan jumlah guru.
Fungsi guru berubah jadi mentor dan coaching, fungsi ruang kelas hanya pertemua seinggu 3 kali. Sisanya kunjungan ke pertanian, kekebun, ke pebrik, ke dunia nyata, museum dan lain sebaginya, semesta jadi tempat belajarnya.
Bisa bubrah itu pemikiran masa lalu akan dunia pendidikan yang 100 tahun tidak berubah. Terdistrup dengan visi decoupling kaum milenial yang memimpin pendidikan. Siap berubah, atau terlindas #peace
Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

Rabu, 18 Desember 2019

30 MENIT SEBELUM TIDUR

Saya ini penulis amatir.  Banyak salah ketik.  Salah redaksional.  Gaya bahasanya nggak bagus.  Nggak sesuai EYD.  Nggak komersial.  Banyak typo sana-sini.

Menulis bagi saya hanya salah satu “me time” saya setelah seharian menggarap ladang.  Lelah memacul dan bertemu beragam orang di ladang.  Yang kemudian saya tuliskan pengalaman saya sebelum saya tidur malam.  Hanya 30 menit tidak sampai.  Selesai satu diary satu topic kecil.  Kadang tidak sempat membaca ulang atau menge cek speling yang sering salah ketik.  Lalu saya up load ke status sebagai “buku harian”.

Setelah itu, saya tidak pernah membacanya lagi. Karena sudah menyusul up load an tulisan baru lagi yang lainnya. Biasanya diselingi video.  Komentar sahabat pun jarang saya baca.  Mohon maaf untuk hal ini ya.  Saya kurang teliti dan tidak sempat.  Waktu saya hanya sedikit sekali untuk ada di sosmed.

Rata-rata panjang tulisan saya 3-4 lembar folio.  Lebih dari itu pasti saya bilang kepanjangan.  Dan saya-nya kecapean.  Lah saya ini khan bukan penulis.  Saya nggak passion-passion amat menulis itu.  Hanya peristiwa keseharian saya saja kebetulan banyak yang bisa ditulis.  Itu sangat saya syukuri karena kehadiran orang disekeliling saya lah tulisan menjadi terlahir.

Karena peristiwa dan keputusan-keputusan harian yang kecil-kecil lah menjadi sebuah catatan diary saya.  Yang jadi masalah saya lainnya lagi, saya ini bukan pembaca.  Dulu saya suka baca, sekarang saya tidak sempat.

Saya tidak baca Koran, tidak baca news, saya nonton berita TV sekilas.  Karena itu, tulisan saya kalau kaum akademisi membaca adalah cetek sekali ilmunya si Sontoloyo ini.

Dan memang benar, orang saya ini nggak ada referensi buku atau keilmuan dari manapun.  Semuanya hanya ilmu kagetan.  Ilmu “smart street” doang.

Ada satu prinsip yang saya bawa dari dulu dalam urusan menulis. Yaitu karena saya ini bodo dan Sontoloyo, maka saya harus berkumpul sama banyak orang pinter.  Saya harus berkumpul sama orang yang lebih sukses dari saya.  Saya berkumpul hanya dengan orang yang networknya lebih luas dari saya. Saya harus ngumpul dengan orang yang memiliki “power”.  Saya harus berkumpul dengan orang yang banyak duitnya.  Sehingga agar ilmu dan informasi tidak hilang ya saya tulis.

Untuk itu, kenalan saya tidak saya batasi.  Tapi, kalau teman ngumpul saya pilih.

Curang banget ya saya itu. Kalau istilah Cinta-Dian Sastro, apa yang saya lakukan itu JAHAT.

Abis gimana dong.  Orang saya ini bodoh kok.  Nggak pinter.  Masih harus banyak belajar.  Saya jadi ngumpul sama orang-orang yang “lebih segalanya” dari saya jadinya.  Itu kalau prinsip belajar.

Kalau prinsip bisnis bagaimana?  Ada juga sih jurus saya.  Salah satunya, saya tidak akan berbisnis dengan orang yang “kenyang”.

Bagi saya, orang yang kenyang itu bukan mitra yang baik. Orang yang kenyang itu sudah padam apinya. Orang kenyang itu, orang yang sudah umuran. Yang ia menyatakan sudah ingin pension karena semua sudah didapat.  Orang kenyang itu anak orang kaya, yang dari dulu nggak tahu rasanya lapar dan hingga saat ini masih makan pakai "golden plate & silver spoon”.  Orang nggak tahu susah.

Orang yang kenyang itu pejabat yang sudah nyaman dipuncak posisinya.  Atau profesional yang merasa sudah nyaman akan karirnya.  Atau orang biasa saja tapi nggak mau ngapa-ngapain lagi. Dia mungkin tidak sukses banget.  Biasa saja.  Tapi nggak ada apinya lagi.  Sudah nggak ada baranya lagi.  Gerah saya deal sama orang seperti ini.

Sebaliknya, kalau bertemu dengan yang lapar... Wah ini prioritas saya.  Orang lapar itu orang yang buas.  Ini yang saya suka.  Bukan saja dia masih berkekurangan lalu gigih, tapi orang yang sudah sangat berkelebihan masih saja lapar.  Ini orang pasti orang kreatif. Pasti orang out of the box.  Pasti seorang pejuang kemakmuran yang “militant”.  Dia pasti besar appetite nya.  Ini yang saya suka.

Bersama orang seperti ini, melihat dunia selalu optimis, bergairah, bersemangat. Selalu banyak ide, selalu mencari sesuatu yang baru. Dunia menjadi mainan yang mengasyikan baginya.
Dunia benar benar diletakan di tangan, bukan di hatinya. Di hati itu tempat khusus untuk yang lain lagi. Untuk masalah spiritual. Dan spiritual adalah masalah pribadi.


Jadi, banyak khan bahan tulisan?  #peace


Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

Selasa, 17 Desember 2019

Selama masih ada Kepala maka masih bisa Bermanfaat

Saya mengambil foto ini di Bandung, tepatnya di jalanan depan hotel dimana saya ada kelas platinum seminggu kemarin


Saya salut melihat bapak ini yang sepertinya bekerja di bengkel, dengan kondisi kaki yang seperti itu tapi masih semangat menyusuri jalanan kota Bandung yang padat

Bapak ini pandai bersyukur, meskipun dengan kekurangan yang ada dia masih mau bekerja dan memodif sepeda motor yang dia gunakan

Beliau adalah bukti bahwa selama masih ada kepala maka seharusnya manusia itu masih bisa melakukan aktifitas dengan baik, karena kunci kehidupan itu ada di kepala kita

Jangan hanya karena kekurangan di bagian tubuh lain lantas membuat kita putus asa, selama masih ada kepala maka semua masih bisa menjadi baik

Karena dalam kepala ada Pikiran, dan itulah kunci hidup manusia

Apalagi buat anda yang masih diberi tubuh yang lengkap, tentu seharusnya malu jika terus mengeluh, terus merasa kekurangan..

Bercerminlah dan lihat bahwa diri anda masih utuh masih lengkap, dan seharusnya tidak pantas untuk mengeluh dan pesimis atas hidup anda

Semangat dan tersenyumlah..karena banyak diluar sana orang2 yang diberikan kekurangan fisik tapi masih mau berkreasi..

Penulis: Firman Pratama

Senin, 16 Desember 2019

GRATISSSS!!

Wah... ini nih bagian yang saya paling malesss banget kalau waktunya launching produk baru.. bikin landing page!!
Intinya sih ini tool untuk nyari ribuan keyword. Awalnya sih saya buat untuk mendukung konsep SEO abandoned keyword yang nantinya diaplikasikan ke Post Generator Pro dan Auto Wall Pro. Tapi Anda bisa juga gunakan KGP ini untuk keperluan lain karena KGP ini bisa scrape keyword idea dari banyak sumber seperti google (support tiap negara), google news, google shopping, google books, google video, youtube, google images, yahoo, bing, amazon, ebay, google playstore, dan masih banyak lagi.. cek sendiri aja ya 

SUPER TEAM

Siapa lagi yang ingin bangun Super Team yang Happy, Loyal, Produktif?

Ditulis oleh penulis Buku Best Seller “Scale Up”, Afrig Wasiso dan Rindi Allorerung, buku ini adalah salah satu buku HRD paling revolusioner di Indonesia. Tentang cara membangun tim bisnis yang solid dan super keren.

Ada 8 bonus dalam paket Buku Semua Bisa Diatur:
+ Buku Obat Segala Permasalahan HRD (Tim minta naik gaji? Tim pada loyo? Tim perform anjlok? Semua ada disini)
+ Buku Praktek Screening Tim (Berisi pertanyaan interview dari mulai level staff hingga level chief)
+ Buku Kumpulan Briefing 1 tahun (Referensi briefing pagi untuk tim untuk 1 tahun)
+ Buku 25 Gamification Team Building (Berisi 25 game unik dirancang untuk membangun team)
+ Template Standar Kompetensi (Template tinggal pake untuk menganalisa kompetensi team Anda)
+ Dan masih ada: Buku Dongeng Team, Playlist Subliminal Song for Team, Buku Q&A

Anda bisa dapatkan semuanya dalam Paket Buku Semua Bisa Diatur

Ada banyak bonus-bonus menarik jika Anda order hari ini di hrdscaleup.com

Have A Nice Day!

Jumat, 13 Desember 2019

FACEBOT

Facebook Untuk Digital Marketing

KENAPA HARUS FACEBOOK SEBAGAI MEDIA UNTUK DIGITAL MARKETING BISNIS ANDA?

Kenapa Anda harus mulai menggunakan facebook sebagai media promosi untuk bisnis Anda? Pernyataan mengejutkan ini menjadi jawabannya, "In 2015 Facebook influenced 52 per cent of consumers’ online and offline purchases, up from 36 per cent in 2014. (Source: thedrum.com)". Di 2015 facebook mempengaruhi penjualan online maupun offline sebesar 52%, naik dari sebelumnya di 2014 sebesar 36%.
Fakta lain yang mengejutkan adalah bahwa hampir semua pengguna internet di Indonesia yang jumlahnya 143 juta jiwa memiliki akun facebook.
96% pengguna internet di indonesia mempunyau akun facebook
Dari 2 fakta ini saja sebagai seorang pebisnis Anda pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mempromosikan produk atau jasa Anda melalui facebook.
Mau data yang lebih mengejutkan lagi?
Data dari lyfemarketing.com menunjukan bahwa 49% orang dengan range umur 18-29 membeli setelah melihat promosi produk tersebut di facebook, sedangkan 77% milenial membeli baik secara online maupun offline setelah melihat promosinya di facebook.
Telah tiba saatnya temans bisa mengumpulkan calon buyer dengan sangat tertarget lebih mudah tanpa biaya iklan.
Telah tiba saatnya Facebook temans bisa berinteraksi secara auto dengan calon buyer.
Apakah temans internet marketers?/olshop/dropshipper?/affiliate marketer?/freelancer?/timses parpol?
Apapun bisnis temans jika bisa dipromosikan melalui Facebook, temans harus mencoba  https://tinyurl.com/r65zajy


Kamis, 12 Desember 2019

Masih ragu beli buku Scale Up?


Simak review dari Bang Irwan, Founder Bicara Buku. Detail banget!

 Anda akan lebih yakin dan ingin punya bukunya.

“Buku ini sangat saya rekomendasikan. Buku ini bukan buku teori, tetapi buku praktek. Dan yang membuat saya jatuh cinta dengan buku ini, buku ini ditulis oleh dua anak muda yaitu, Alfan Rabbani yang saat ini berumur 22 tahun dan dikenal mampu melakukan closing 1-2 milyar dalam 4 jam. Mas Alfan sudah menjadi CEO di usia 19 tahun. Selain Mas Alfan Rabbani, ada Afrig Wasiso yang memiliki pengalaman 10 tahun eksekusi bisnis, peraih HP Indigo Innovation Award 2019 dan Brand Ambassador Facebok untuk Asia Pacific Region 2019.

Buku ini diperuntukkan hanya untuk mereka-mereka yang ingin serius berbisnis. Buku ini bukan buku wawasan, bukan buku motivasional, tetapi buku ini adalah buku praktek dimana setiap halamannya tidak perlu Anda baca cepat-cepat dan tidak perlu Anda langkah-langkahin, karena memang semuanya adalah informasi atau petunjuk-petunjuk penting bagaimana anda bisa sukses di dalam bisnis Anda

Di buku ini Anda akan mendapatkan petunjuk teknis dari mulai mencari ide sampai bagaimana caranya Anda bisa mendapatkan omset 4,8 milyar per tahun. Ketika membaca buku ini, rasanya seolah-olah ada dua penulis ini di samping Anda dan memberikan bimbingan kepada anda.

Di buku juga ada materi bagaimana membangun tim. Ini menurut saya sangat penting, karena bisa jadi mungkin diantara Anda, ada yang sudah memiliki strategi yang mantap, formula yang hebat tetapi ketika terjun ke lapangan, terbentur oleh kualitas tim yang buruk. Oleh karena itu, buku ini dilengkapi permainan ular tangga yang dapat digunakan untuk mengetes karakter calon anggota tim apakah dia tipe yang ofensif atau defensif. Dari mulai cara merekut karyawan,  mentraining karyawan dan semua diberikan gambarannya step by step secara detail

Saya tidak mungkin menjelaskan semua isi buku ini karena buku ini bukan untuk diteorikan atau dijelaskan tetapi untuk diikuti semua langkahnya. Jadi saran saya,  kalau Anda hanya ingin sekedar menambah wawasan, buku ini tidak cocok untuk Anda. 

Menurut saya, poin paling penting di dalam buku ini adalah tentang mindset. karena kata penulis, meskipun anda telah menguasai semua strategi ini dengan baik, tetapi kalau mindset Anda masih bermasalah atau Anda masih memiliki penjara mental maka kecil kemungkinan anda berhasil. Mindset adalah operating system dalam diri kita.

Di bawah ini adalah 7 poin penting dari bab mindset:
1. Jika ingin menjadi  yang terbaik, jangan berpikir dan bertindak seperti mayoritas orang.
2. Semua hal bisa dipelajari dan di-training.
3. Uang itu bagus buat saya. Begitu juga kesuksesan.
4. Hasil yang saya dapatkan bergantung pada perilaku saya.
5. Ambil tanggung jawab pribadi, jangan menyalahkan. 
6. No excuses. Don’t tell stories. 
7. Selalu berpikir Kaizen, continues improvement.

7 mindset ini jika bisa Anda praktekkan, akan menjadi jalan untuk meng-scale up bisnis anda”

Bagaimana? Apakah sudah penasaran ingin segera membaca buku ini?

Rabu, 11 Desember 2019

Tips kelon 20x tanpa ketahuan

Ini dia tips kelon 20x tanpa ketahuan, mungkin temans mau cobain juga?
Mantap  tipsnya.

Detail apa itu  bisa di cek di sini ya

https://tinyurl.com/ubqj9rs

Selasa, 10 Desember 2019

TESTIMONY 2

Bapak Roby Nurdin
Setelah pakai PGP (Post Generator Pro) customer berdatangan terus sampai puyeng ngangkatin telepon. Belum berani nambah alat tempur pake TGP (Tube Generator Pro) karena takut makin puyeng ngangkatin calon pembeli... ngangkatin teleponnya maksudnya hehe

Temans sendiri bagaimana?
Pingin puyeng ngangkatin telepon calon pembeli atau mau puyeng calon pembeli tak kunjung datang?? hehe
Sudah coba salah satu dari dari PGP atau TGP?

Kalau  temans masih puyeng yang kedua yaitu puyeng datangin calon pembeli, saran kami coba deh PGP atau TGP mumpung hari ini ada kupon diskon istimewa.

Kode kupon diskonnya cek aja di sini ya



Oh ya... promo di atas hanya beberapa hari saja ya :)


Camilannya Boss, rasa Sontoloyo


Senin, 09 Desember 2019

Dibalik Skandal Garuda Indonesia

Teguh Hidayat









Suatu hari, mungkin satu atau dua tahun yang lalu, penulis menerima undangan dari sebuah perusahaan BUMN untuk mengisi kelas investasi saham di kantor mereka, dimana peserta kelasnya adalah para karyawan BUMN tersebut. Pengirim undangan, sebut saja namanya Bapak A, bertanya berapa biayanya, dan penulis jawab kalau hanya materi pengenalan pasar modal, itu gratis, paling saya minta ongkos transport saja. Tapi kalau mau materi lengkap seperti seminar yang reguler, maka total biayanya sekian Rupiah untuk peserta sebanyak 20 orang. Bapak A kemudian menawar, boleh gak kalau biayanya sekian Rupiah saja? Penulis bilang, oke boleh. Bapak A kemudian bilang, nanti kami akan kirim surat perjanjian kerjasamanya, Pak Teguh tolong tanda tangani surat tersebut, dan kalau bisa dikasih cap juga. Saya bilang, okay siap

Beberapa hari kemudian, penulis menerima surat yang dimaksud, tapi saya kaget ketika disitu disebutkan bahwa biaya kelasnya sebut saja Rp1,000, yang memang merupakan biaya yang penulis minta di awal. Padahal biaya yang disepakati, alias yang akan dibayarkan ke penulis, sebenarnya hanya Rp800. Saya kemudian bertanya, ini salah ketik apa gimana pak? Bapak A menjawab, nggak, angkanya bener segitu pak. Itu kan nanti kami akan minta reimburse Rp1,000 ke kantor, jadi kelas ini dibayar oleh perusahaan.
Lho, tapi kan yang saya terima sebagai pemateri cuma Rp800?
Betul pak, sisanya buat kami sebagai penyelenggara kelasnya.

Setelah mempertimbangkan sejenak, penulis memutuskan untuk gak jadi mengisi kelas tersebut, karena menurut saya aneh saja: Para calon peserta kelas ini sejatinya sudah diuntungkan karena bisa ikut kelas investasi saham gratis dimana biayanya ditanggung oleh perusahaan, jadi kenapa mereka masih berusaha mengambil keuntungan sebagai ‘penyelenggara kelasnya’?

Tapi mungkin, apa yang dilakukan oknum pegawai BUMN diatas adalah sesuatu yang oleh mereka sudah dianggap lumrah, karena pelakunya bukan cuma mereka saja, melainkan pegawai lainnya di BUMN lainnya juga. Nah, dalam hal ini, kita akan menggali laporan keuangan dari salah satu BUMN yang sekarang lagi heboh karena direktur utamanya ketahuan menyelundupkan sepeda motor Harley Davidson dari Perancis, cuma karena gak mau bayar bea masuk Rp50 juta. Pertanyaannya, apakah oknum di BUMN tersebut hanya sang dirut saja? Dan apakah kerugian negara yang ditimbulkan juga hanya Rp50 juta saja, sedangkan BUMN-nya sendiri gak rugi apa-apa? Well, mari kita cek lagi.

Garuda Indonesia: Salah Satu Perusahaan Paling Tidak Efisien di BEI

Pada Februari 2011, Garuda Indonesia (GIAA) menggelar IPO dengan harga perdana Rp750, tapi setelah mempelajarinya, penulis simpulkan bahwa sahamnya tidak layak invest karena hal-hal berikut: Bisnis maskapai penerbangan itu biayanya mahal terutama di harga beli pesawat dibanding harga tiket penerbangan itu sendiri (semurah-murahnya harga pesawat ukuran kecil adalah Rp400 milyar per unit, jadi dengan harga tiket katakanlah Rp1 – 2 juta per orang per perjalanan, maka bisa dibayangkan butuh waktu berapa lama buat balik modal, belum lagi biaya operasional yang mahal), dan biaya bahan bakar, terutama karena harga minyak dunia ketika itu masih diatas $100 per barel. Kemudian GIAA juga harus bersaing dengan low cost carrier (LCC) seperti Lion Air dan Air Asia, yang harga tiketnya hanya setengahnya, dan penulis sendiri di tahun 2011 tersebut gak pernah mau naik Garuda, karena ngapain bayar Rp1 juta cuma buat dapet kursi yang sedikit lebih empuk dan lega, plus monitor untuk nonton film lawas, kalau disisi lain kita bisa bayar Rp500,000 untuk penerbangan Lion Air yang persis sama, namun hanya minus dua fasilitas diatas? Dan memang ketika itu, GIAA terus mencatatkan kerugian nyaris saban tahun. Anda bisa baca lagi ulasannya disini.

Jadi ketika GIAA kemudian langsung drop ketika sahamnya melantai di bursa, maka penulis tidak heran dengan hal tersebut, dan kita kemudian mengabaikan GIAA ini. Hingga pada tahun 2012, penulis mulai melirik lagi GIAA ini karena melihat bahwa manajemennya banyak melakukan reformasi dengan menerapkan strategi berikut: 1. Meningkatkan dominasi atas pasar domestik, 2. Meningkatkan pelayanan di pasar internasional, 3. Memasuki pasar low cost carrier (penerbangan murah) melalui PT Citilink Indonesia, 4. Meremajakan dan menambah armada pesawat, 5. Memperkuat brand ‘Garuda Indonesia’ melalui promosi dan peningkatan pelayanan, 6. Meningkatkan efisiensi biaya, 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada titik ini saya masih belum tertarik untuk membeli saham GIAA, karena perusahaan masih merugi, tapi penulis berharap bahwa dalam 2 – 3 tahun berikutnya, GIAA mungkin akhirnya akan profit juga. Anda bisa baca lagi ulasannya disini.

Waktu berlalu, dan bagaimana realisasinya? Well, sampai tahun penuh 2018 lalu, GIAA ternyata masih saja merugi $179 juta (dan itu adalah angka rugi yang sangat besar, mengingat ekuitas perusahaan hanya $683 juta). Dan meskipun pada Kuartal III 2019 ini GIAA membukukan laba, tapi mengingat kinerja historisnya yang sangat tidak stabil dimana perusahaan sering membukukan laba di kuartal tertentu, tapi berbalik jadi rugi di kuartal berikutnya, maka penulis ragu apakah tahun 2019 ini GIAA bakal tetap membukukan laba, apalagi sebelum ramai skandal Harley Davidson, sebelumnya manajemen GIAA ketahuan merekayasa laporan keuangannya untuk tahun 2018 lalu.

Lalu kenapa kok GIAA ini rugi terus? Well, entahlah. Tapi kalau kita lihat lagi environmentdari industri transportasi udara itu sendiri, maka tidak semestinya Garuda merugi. You see, antara tahun 2014 – 2018, GIAA rata-rata mengangkut 19 juta penumpang setiap tahunnya, yang turun sedikit menjadi 18 juta pada tahun 2018 karena kenaikan harga tiket pesawat, dan kemungkinan turun lagi pada tahun 2019 ini. Namun mengingat kenaikan harga tiket tersebut sangat signifikan (hampir dua kali lipat) dibanding penurunan jumlah penumpang yang terjadi, maka pendapatan GIAA harusnya tetap naik signifikan, dan memang tahun 2018 kemarin GIAA mencatat rekor pendapatan $4.3 milyar, yang kemungkinan akan kembali naik menjadi $4.7 milyar di tahun 2019 ini (pendapatan $3.5 milyar di Q3, disetahunkan). Disisi lain, harga minyak dunia sudah sejak tahun 2016 lalu drop ke level $50 – 60 per barel, dan tidak pernah naik lagi, sehingga logikanya biaya bahan bakar bakal turun. Dan terakhir, karena GIAA sekarang punya dua unit usaha di segmen LCC yakni melalui Citilink dan Sriwijaya Air, maka pangsa pasar GIAA otomatis menjadi lebih luas, dan harusnya perusahaan akan mampu bersaing dengan LCC lainnya.

Jadi dengan kondisi seperti diatas, harusnya GIAA sudah profit sejak lama, dan sahamnya mungkin sudah di level 1,500-an. Tapi nyatanya, meski pendapatan perusahaan memang kembali mencetak rekor tertinggi tahun ini, tapi tidak hanya biaya bahan bakar tidak turun,GIAA juga harus menanggung banyak biaya yang tidak perlu. Contohnya, pada Q3 2019, perusahaan mencatat biaya operasional hotel $24 juta, sedangkan pendapatannya dari usaha hotel cuma $12 juta. Jadi pertanyaannya ada dua: 1. Ngapain GIAA punya hotel? Dan 2. Kalau hotelnya merugi, kenapa masih dipertahankan sampai sekarang? Kemudian, GIAA mencatat beban komisi tiket, penjualan dan promosi dengan angka yang sangat besar, $243 juta, dan biaya pelayanan penumpang $202 juta, dimana kalau kita bandingkan dengan laporan laba rugi dari PT Airasia Indonesia, Tbk (CMPP), maka dua jenis biaya ini tidak ada! Okay, memang kalau kita naik Garuda, itu dikasih makan, sedangkan kalau naik AirAsia harus puasa. But let see: Tahun 2018, GIAA mengangkut 18.9 juta penumpang, dan perusahaan harus membayar biaya ‘pelayanan penumpang’ hingga $292 juta, sehingga 'biaya pelayanan penumpang' per satu orang penumpang adalah sekitar $15, alias Rp220,000. Nah, really?? Memangnya kalau kita naik Garuda terus dikasih makan lobster gitu?? Mungkin perlu juga dicatat bahwa, di LK GIAA, beban pelayanan penumpang ini berbeda dengan beban yang sudah ada seperti bahan bakar, biaya bandara, biaya perawatan pesawat, biaya administrasi, dan seterusnya, dimana di LK CMPP juga ada beban-beban tersebut. Tapi sekali lagi, di LK CMPP, tidak ada beban ‘komisi’, ataupun beban pelayanan penumpang secara terpisah (itu masuknya beban operasional penerbangan, dan dengan angka nominal yang juga jauh lebih kecil).

Sehingga kesimpulannya, problem di GIAA ini bukan terletak di industri transportasi udara itu sendiri, tapi lebih ke orang-orang didalamnya yang kemungkinan dengan sengaja membebankan biaya yang aneh-aneh ke perusahaan, tapi duitnya mereka tilep sendiri. Secara logika saja, kalau memang maskapai penerbangan itu rugi semua, maka gak mungkin Om Rusdi Kirana, atau Pak Cik Tony Fernandes masuk majalah Forbes. Padahal dalam banyak aspek, posisi Garuda jelas-jelas lebih unggul dibanding Lion Air, ataupun Air Asia.

Anyway, seperti yang disebut diatas, problem yang dialami GIAA ini kemungkinan merupakan cerminan dari problem umum yang dialami semua BUMN di Indonesia, yakni:Perusahaannya sangat tidak efisien dimana ada banyak sekali biaya-biaya yang sebenarnya tidak perlu. Dan alhasil, tak peduli pendapatannya sebesar apa, dan tak peduli meski perusahaannya hampir monopoli sekalipun (misalnya Pertamina, PLN), tapi ya tetep saja laporan keuangannya merugi. Termasuk Bank BRI (BBRI) atau PT Bukit Asam (PTBA) sekalipun, yang meski labanya sangat besar, tapi penulis kira itu karena bisnisnya yang kelewat gampang saja (kredit mikro, dan gali batubara), sehingga ya keterlaluan kalau mereka sampai rugi juga. Tapi kedua perusahaan itu bisa saja labanya lebih besar lagi kalau manajemennya benar-benar bersih.

Prospek BUMN Setelah Skandal Garuda

Dan problem di BUMN diatas kemungkinan memang sudah terjadi sejak jaman Sandiwara Saur Sepuh masih bisa kita dengar di radio, boleh dibilang tanpa adanya upaya perbaikan sama sekali, dan dampak negatifnya sebenarnya sangat mudah terlihat. Contohnya, Perusahaan Gas Negara (PGAS) adalah perusahaan migas yang sudah berdiri sejak jaman Belanda, tepatnya tahun 1850. Tapi ketika Royal Dutch Shell yang sama-sama didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1907, dan pada hari ini sudah menjadi salah satu oil giant kelas dunia, maka PGAS ya masih gitu-gitu saja. Lalu Pertamina, yang pada tahun 1960-an sempat menjadi ‘guru’ bagi Petronas Malaysia, tapi sekarang sudah jauh ketinggalan dibanding anak didiknya tersebut. Nah, kalau mengingat Indonesia itu jauh lebih besar dibanding Belanda dan juga Malaysia, dengan jumlah penduduk yang juga jauh lebih besar sehingga PGAS dan Pertaminan bisa maju pesat bahkan meskipun mereka hanya beroperasi di dalm negeri, maka tentu ada something wrong disini.

However, era ‘tilep-menilep’ di BUMN mungkin akan segera berakhir. Yup, ketika pada 21 Oktober lalu diumumkan daftar, maka penulis termasuk yang antusias ketika melihat nama Menteri BUMN yang baru (saya sampai posting di IG, boleh anda cek sendiri), and why is that? Karena beliau ini jenius (kalo gak pinter, gak akan kaya lah), idealis, dan juga tipikal aktif pekerja keras. Penulis tidak akan memperinci kenapa saya bisa beranggapan demikian, karena artikel ini bukan tentang beliau. Tapi intinya adalah, ketika dalam beberapa waktu ini pak Menteri banyak melakukan perombakan di BUMN-BUMN, terutama dengan mengganti jajaran direksi dan komisarisnya dengan orang-orang yang lebih kompeten, maka itu memang sesuai dengan harapan penulis sebelumnya, yang berharap bahwa beliau akan banyak melakukan gebrakan untuk membereskan ratusan BUMN di Indonesia. Sudah tentu, tidak ada jaminan bahwa para direktur dan komisaris yang baru ini akan bekerja lebih baik dibanding pendahulunya, tapi itu lebih baik daripada membiarkan direksi yang sudah ada, sedangkan kinerja mereka jelas-jelas bobrok semua.

Jadi jika Pak Menteri bisa melanjutkan kinerjanya, maka dalam beberapa waktu kedepan, kita mungkin akan melihat ‘skandal-skandal Harley’ berikutnya, yang melibatkan BUMN lainnya lagi (karena skandalnya memang sudah ada, cuma belum ketahuan saja). Sedangkan dalam jangka panjang, maka jika semuanya lancar, dalam lima hingga sepuluh tahun kedepan, kita akan menyaksikan para BUMN membukukan kinerja yang jauh lebih efisien, dan laba bersihnya juga menjadi besar seperti yang sudah seharusnya. Di BEI sendiri saat ini ada sekitar 20-an emiten BUMN, tapi hanya kurang dari separuhnya yang cukup layak untuk investasi, dan yang layak untuk legacy stock alias investasi jangka panjang, jumlahnya lebih sedikit lagi. Tapi jika trend ‘bersih-bersih’ ini terus berlanjut, maka suatu hari nanti kita mungkin akan melihat salah satu BUMN naik kelas menjadi world class corporation, dan sebagai investor tentunya kita akan bisa menikmati kenaikan harga sahamnya yang konsisten dalam jangka panjang, plus dividen. Mudah-mudahan!

NGGAK NYAMPE OTAK SAYA DENGAN KALIAN

Bisnis ke depan itu decoupling bisnis masa lampau atau saat ini.  Decoupling adalah keterlepasan atau bukan merupakan kelanjutan bisnis masa lalu atau perubahan bentuk dari masa lalu bermetamorphosis, bukan.
Bisnis ke depan bisnisnya bentukan baru.  Dan banyak.  Dalam 15 tahun ke depan ada banyak bisnis yang tumbuh dimana saat ini model bisnis itu belum ada.  Bahkan ada yang memprediksi di tahun 2030, ada 40% jenis bisnis baru di masa itu, yang saat ini tidak dikenal sama sekali.
Bahkan TV dianggap bisnis jaman dinosaurus.  Anak yang lahir di tahun 2030 ke atas, tidak kenal TV!!!!
Kita beri ilustrasi, NetTV modalnya triliunan, dengan penonton per hari diperkirakan 1 juta pemirsa. Bandingkan dengan Rafi Gigi di youtube yang per hari penontonnya 5 juta modalnya tidak lebih 1 milyar.
Apa nggak bubrah itu dunia TV ke depannya.  Bayangkan ditambah lagi kalau 5 G yang sudah mulai di pasarkan di dunia saat ini, tahun 2021 diperkirakan 50% gadget dunia adalah 5G, dimana speed nya 10 kali lebih cepat dari 4G, 5G berbasis satelit bisa mencover luar area tidak ada “blank spot” dimana mana dan cepat.  Bisa bisa Telkom dan Telkomsel di tahun 2022 tinggal separuh omzetnya karena kita pakai 5G negara lain lebih murah.
Maka youtuber menjadi new content, dan youtube menjadi NEW TV!!!
Anak anak generasi Z yang di sebut generasi digital murni ini adalah generasi hyper connected.  Di tahun 2030 mereka merupakan 25% angkatan kerja.  Dan ini punya gaya bisnis baru.di tahun 2045 ketika Indonesia emas, 100 tahun Indonesia emas, anak jaman Z merupakan 75% angkatan kerja produktif.  Dan 40% generasi milenial menguasai ekonomi 80% world wealth di tahun 2045.
Apa yangterjadi di dunia pendidikan?  Pendidikan akan jadi digital.  Guru akan tinggal separuh jumlahnya ditahun 2030 dibanding jumlah guru saat ini.  Sekolah akan jadi sarana untuk ketrampilan sosial, akhlak dan project base ( prakarya dan inovasi).
Ilmu serta informasi semua di gadget, di platform pendidikan yang akan segera muncul, di setiap disiplin ilmu dan level.
Sekedar pengingat masalah banyakanya profesi yang hilang, tahun 10 tahun yang lalu, 2010 an, pilot helicopter plus kameraman, merupakan pekerjaan dari puluhan ribu orang di seluruh dunia, saat ini, nganggur semua.  Alih profesi atau alih bidang, tidak lagi ambil kamera lewat udara karena drone.
Drone mulai mengambil alih jatah Go food dan supir ojol deliver di tahun 2025.  Driverless car akan mengurangi jumlah supir bis & angkutan umum hingga 50%, 10 tahun dari sekarang.
Jadi apa yang harus di lakukan untuk generasi muda sekarang? Mulailah kuasai digital, IT, IOT, AI dan ciptakan sistem baru yang berhubungan dengan membuat hidup lebih mudah.

Dan untuk saya yang generasi X, saya harus belajar dengan generasi milenial dan Z. Nggak nyandak otak saya dengan kalian. Salut!!! #peace

Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

USD $ 50,000

Law of Attraction Today

Saya hari ni dapat uang nomplok USD 50,000.00

Bagi kamu yang komen di bawah ini semoga dapat uang yang sama

RESOLUSI TAHUN BARU

Menjelang moment tahun baru, saya jadi ingat ketika tahun baru 2013. Waktu itu, saya pernah membuat resolusi.  Ini merupakan resolusi pribadi di tahun baru kala itu.  Yaitu meningkatkan saldo rekening bank emosi.  Benar bank emosi. 

Anda semua tahu bank setiap manusia memiliki rekening saldo emosi.  Maka bagi saya hal ini sangat penting untuk meningkatkan makom atau derajat kemanusiaan saya kepada orang lain.

Saat itu, saya merasa lemah sekali dalam hal rekening bank emosi.  Sederhananya begini, semisal setiap hari Anda mengatakan kepada anak Anda atau bawahan Anda. "Selamat pagi, apa kabar, kamu bagus sekali deh pakai baju putih, nah gitu dong rapih penampilannya nak,".  Kata-kata pujian yang tulus kepada siapa saja terlepas dari ada nya nilai atau hubungan tertentu perkataan tersebut merupakan setoran positif ke bank emosi saldo Anda di rekening emosi orang lain.

Inilah resep sederhana jika Anda atau saya ingin membesarkan lingkar pengaruh.  Lingkar pengaruh adalah hal yang sangat penting karena dasar dari meningkatkan likeabilitas atau kesukaan orang lain terhadap Anda. 

Jika likeabilitas tinggi dan konstan maka akan meningkat menjadi trust atau kepercayaan. Seseorang yang mendapatkan kepercayaan yang tinggi, akan mempermudah banyak hal dalam jalan hidupnya.  Jika kepercayaan didapat, maka masalah banyak terselesaikan, peluang menjadi terbukti, jalan menuju sukses semakin gampang.

Kepercayaan yang tinggi dari calon mertua misalnya, memudahkan seseorang menuju ke tampuk yang lebih tinggi yaitu pelaminan.  Namun kalau kenal saja belum, suka juga belum boro-boro dapet kepercayaan.  Atasan Anda menyukai Anda, atasan Anda percaya Anda..selesai sudah urusan terbesar dalam karir Anda.  Ke depan semua mudah.  Atau jika investor kenal Anda, suka Anda, percaya Anda…maka bisnis Anda menjadi lancar modalnya.

Dasar dari hal ini semua adalah rekening emosi tadi. 

Misalnya, saya mencoba menanamkan emosi positif ke anak saya.  Saya mengajari mereka matematika misalnya.  Kita semua tahu matematika adalah subjek penting keilmuan namun mengajari anak sulit sekali karena dulu saya menganggap hal ini juga sulit. 

Saya mengajari sang anak 30 menit masih normal semuanya, lebih dari itu ternyata saya mulai kesal karena sang anak nggak ngerti-ngerti atau saya semakin rumit sehingga anak semakin tidak faham. Kemudian intonasi saya naik, saya mulai menekan dalam dialog tersebut. sang anak jadi bête, saya jadi bête.

Itu adalah penarikan rekening emosi. 
Itu adalah saldo minus.

Niatnya meningkatkan rekening emosi plus, ujung-ujungnya terjadi penarikan minus yang besar.  Bisa dibayangkan kalau saya setiap hari marah-marah, bête, bersikap dingin, tidak mau mengerti.  Maka saya hampir tidak punya saldo positif.

Inilah awal-awal hubungan rusak.  Likeabilitas kesukaan berubah menjadi kebencian.  Kebencian lalu menjadi ketidak percayaan.  Di kondisi ini, lama saya akan memperbaikinya.  Sulit memperbaikinya.  Perlu kesabaran perlu perjuangan.

Inilah yang menjadi pikiran saya ketika itu. Rekening bank emosi saldonya saya akan buat positif ke semua orang. Ke ibu saya, ke mertua saya, ke rekan kerja, ke pasangan hidup saya, ke anak-anak saya, dan kesiapa pun. 

Bagi saya tahun itu adalah tahun rekening positif bank emosi.  Apapun bentuknya.  Waktu saya dengan yayasan Rumah yatim Indonesia akan saya naikkan porsinya.  Dengan keluarga, dengan pegawai dan keluarganya, semuanya.

Saya teringat sebuah cerita, Saat itu hari Jum at. Saya dan mas Mukti sahabat saya sedang hendak melaksanakan sholat Jum at.  Kami ingin dilaksakan di masjid Sunda Kelapa Menteng.  Jam 11 kami berangkat dari kantor di bilangan Senayan.  Namun demo di hari itu sudah keterlaluan.  Demo di Senayan dan HI berefek memacetkan jalanan satu Jakarta sehingga telatlah kami tiba di masjid Sunda Kelapa.  Kami sampai sholat Jum at sudah selesai.

Kami tetap ambil air wudlu untuk sholat dzuhur. Selagi berwudlu terdengar takbir melantun ..ada sholat jenazah rupanya.  Kita semua tahu sholat jenazah berdiri sehingga bisa banyak dan padat. Saya melihat di masjid tersebut banyak sekali yang menyolatkan, sehingga salam selesai. Saya masih menunggu mas Mukti..ehh takbir lagi.  Ternyata sholat jenazah kedua.  Untuk jenazah yang sama. Terlihat banyak orang tergopoh-gopoh masuk.  Dan yang didalam buru-buru keluar mempersilahkan yang belum melaksanakan sholat bersegera.  Lalu terlihat seluruh masjid Sunda Kelapa penuh orang baru. datang dari berbagai penjuru.  Bahkan hingga keluar-keluar dan saya tahu mereka bukan yang melaksanakan sholat Jum at di sini namun di tempat lain.

Saya dan mas Mukti melihat dari kejauhan.  Masjid full.  Saya bilang..tunggu deh dzuhurnya.  Biarin yang sholat jenazah selesai dulu.  Kami berdiri di belakang dekat tempat wudlu.  Kami melihat lagi hal yang luar biasa.  Para pe sholat yang baru selesai buru-buru keluar.  Karena berdatangan lagi banyak orang dari berbagai penjuru dan kurang dari 10 menit takbir kembali melantun.  Shalat jenazah ke tiga untuk jenazah yang sama.  Luar biasa banyak nya yang hadir hingga di sholat ke tiga ini sampai full lagi itu mesjid.  Ini mesjid Sunda Kelapa lho..sizenya besar sekali dan sholat jenazah berdiri jadi yang namanya banyak ya benar banyak.

Kami berdua bengong begitu takbir keempat dilantunkan, bahkan sampai 5 kali!!!. Seseorang di sholatkan sampai 5 gelombang?!..Yang jadi pertanyaan kami berdua adalah, siapa ini orang ya? Saya tanya pada yang melakukan sholat tersebut beberapa orang tentang siapa orang ini.  Mereka menjawab, oh dia ibu anu..saya lupa namanya dan sejatinya dia bukan orang terkenal atau setidaknya orang yang saya kenal.

O, ibu dulu guru ngaji saya. o ibu dulu pernah nolong nyekolahin anak saya, o ibu dulu pernah bantu ayah saya, o ibu dulu pernah tinggal di pulau Rote yang kenalin saya Islam, o ibu dulu di Sorong Papua dengan saya, o ibu dulu pernah di Entikong..dan seterusnya dan seterusnya.

Dalam hati saya bilang..ini manusia pasti luar biasa, yang menyolati jenazahnya ikhlas, merindukan sosoknya dan banyak kehilangan.  Kami berdua tidak mengenalnya namun ribuan orang melepasnya dengan tangisan dalam.   Sebuah purna bakti yang luar biasa.

Saya yakin walaupun sang ibu tidak dikenal di bumi ini.  Tidak banyak dikenal luas namun ribuan yang menghadiri kubur dan sholat jenazahnya adalah bukti kesempurnaan hidup.  Kesempurnanan karya manusia sejati adalah dikenal di bumi dan di kenal dilangit. Ini adalah cita-cita, ini adalah impian yang bagi saya merupakan keharusan.  Ibu itu sudah berhasil memberikan rekening emosi positif ke semesta, ke banyak orang, ke semuanya. 

Mari sahabat, kita sama sama berusaha untuk terus menambah saldo bank emosi kita, dimulai dari keluarga di rumah. . #peace

***
Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo