Rabu, 30 September 2015

GOODNESS EFFECT

Kebiasaan baik itu menular. Kebiasaan baikmu dalam satu aspek akan menular dalam aspek-aspek lain kehidupanmu.  Contoh : anda punya kebiasaan baik rutin olahraga. Amazingly, kebiasaan baik akan menular ke aspek2 lain dalam kehidupan anda.

Artinya, begitu anda punya kebiasaan baik (misal rutin olahraga), anda akan juga menjadi lebih baik dalam mengelola uang, karir atau bisnis

Contoh lain : begitu anda punya kebiasaan baik bangun sebelum subuh misalnya; anda akan lebih mudah mengelola segi lain dalam kehidupan anda.

Studi-studi perilaku menyebut fenomena itu sebagai "goodness effect" : kebiasaan baikmu dalam satu bidang akan menular ke seluruh segi kehidupanmu.  Temuan studi itu rasanya sangat powerful : kebiasaan baikmu dalam satu segi kehidupan akan menular ke seluruh segi hidupmu. #GoodnessEffect
Pelajarannya : untuk mengubah arah hidupmu, cukup tanamkan SATU saja kebiasaan baik dalam hidup. Pelan-pelan ini akan menular ke seluruh segi hidupmu.
Anda bisa memilih salah satu dari dua kebiasaan baik ini : olahraga rutin 30 menit setiap hari atau bangun pagi jam 3.45 tiap hari.

Anda tdk usah milih dua2nya. Cukup satu saja. Lakukan dg rutin slma 6 bulan. Konsisten. Percayalah : keajaiban hidup akan pelan2 terjadi

by Jodhia Antariksa
      Strategimanajemen.net

Analisis Saham Independen

Posted: 28 Sep 2015 10:39 PM PDT
Pagi tadi, setelah IHSG dibuka longsor 2% ke posisi 4,033, penulis menerima whatsapp dari seorang alumni seminar yang bertanya soal salah satu saham yang penulis rekomendasikan (dan gak cuma rekomen, tapi saya ikut beli juga), sebut saja saham A. Ia bertanya, Pak Teguh, saham A masih masuk stock-pick? Soalnya saya lihat pagi ini dia terjun bebas nih.

Lalu penulis menjawab, ‘Denger-denger perusahaannya mau bangkrut pak..’
Dan seperti yang sudah penulis duga, dengan nada panik ia bertanya lagi, ‘Wah serius pak? Info dari mana???’

Setelah penulis katakan, ‘Just kidding :D Perusahaan A aman-aman saja kok! Sahamnya turun ya cuma karena dampak penurunan IHSG saja, bukan karena ada masalah sama fundamentalnya’, maka barulah ia menjawab, ‘Wah saya sampai sport-jantung pak, tadi udah sempet googling, khawatirnya perusahaan bener-bener terkena kasus apa gitu.’

Nah, menurut anda, seandainya kepada alumni seminar ini penulis mengatakan bahwa ‘Perusahaan A akan bangkrut’ pada April lalu, ketika IHSG masih di 5,400-an dan ketika saham A juga masih di posisi yang tinggi, maka kira-kira bagaimana reaksinya? Well, mungkin akan panik juga, tapi sudah tentu tidak akan sepanik dibanding ketika saya mengatakan bahwa Perusahaan A akan bangkrut dalam kondisi harga sahamnya yang hancur lebur seperti sekarang. In fact, jika saya mengatakan bahwa ‘Perusahaan A akan bangkrut’ pada April lalu, maka orang-orang mungkin akan langsung menanggapinya sebagai omong kosong. Tapi jika kalimat itu dikatakan pada saat ini, maka bahkan meskipun itu cuma rumor ngawur, namun seorang investor yang sebelumnya sangat yakin bahwa perusahaan A ini adalah perusahaan yang sangat bagus dan sama sekali tidak bermasalah, ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir bahwa rumor jelek tersebut mungkin benar adanya.

So, got the point?

Dalam banyak kesempatan training soal value investing, penulis selalu menekankan bahwa kesulitan utama dalam berinvestasi dengan metode ‘to buy high-quality stocks at lowest possible price’, itu bukan soal bagaimana cara menentukan saham mana yang berfundamental bagus, dan bagaimana cara menghitung valuasi dan menentukan apakah sebuah saham sudah bisa dikatakan murah atau belum. Karena pada prakteknya, perhitungan analisa-analisa seperti itu seringkali hanya merupakan matematika sederhana.

Yang tersulit adalah, ketika anda menemukan saham bagus pada harga yang unbelievably undervalue, maka biasanya kondisi pasar ketika itu juga sedang anjlok, ekonomi memburuk atau bahkan krisis, pesimisme bertebaran dimana-mana, sehingga sedikit banyak kondisi psikologis anda pasti akan ikut terpengaruh. Alhasil, anda tidak akan segampang itu untuk langsung membeli ‘mutiara terpendam’ yang baru saja anda temukan tadi, karena pasti ada saja orang yang mengatakan bahwa saham anda tersebut aslinya jelek, makanya harganya bisa anjlok begitu. Tak peduli sedetil apapun analisa yang anda buat, atau sekokoh apapun keyakinan yang anda bangun untuk memutuskan membeli saham yang unbelievably undervalue tadi, namun anda tetap akan merasa ragu-ragu ketika saham incaran anda tersebut malah sudah turun jauh lebih rendah dibanding harga beli yang anda targetkan sebelumnya. Warren Buffett selalu mengatakan, ‘be greedy when others are fearful’, namun pada prakteknya tidaklah semudah itu karena.. hey! Sebagai investor, kita kan bagian dari pasar juga! Jadi kalau pasar lagi panik, maka gimana caranya kita malah jadi serakah sendiri?

Namuuuun, jika anda sudah cukup berpengalaman hingga akhirnya mampu untuk melawan arus pasar seperti itu, maka holaaaa.. setelah 1 atau 2 tahun, buahnya akan terasa sangat manis! Pada awal tahun 2014 lalu, atau persis setelah IHSG hancur lebur setahun sebelumnya (jeblok dari 5,250 ke 4,200-an), penulis mengatakan bahwa meski tahun 2013 meninggalkan kesan yang menyakitkan, namun tahun 2014 justru merupakan big opportunity bagi mereka yang mampu untuk fokus pada fakta bahwa valuasi saham-saham di BEI pada saat itu (awal 2014) sudah jauh lebih rendah dibanding valuasinya pada awal 2013. Anda bisa baca lagi artikelnya disini (kalau posisi anda nyangkut, silahkan dibaca artikelnya).
Posisi IHSG di akhir tahun 2014
And voila! IHSG ternyata beneran naik 22.3% sepanjang 2014. Surprisingly, beberapa hari terakhir ini IHSG malah balik lagi ke posisi pada awal tahun 2014, atau bahkan lebih rendah. So, what do you think? Just remember: Dalam jangka pendek (3 bulan atau kurang), IHSG bisa naik atau turun ke posisi berapa saja tergantung sentimen yang beredar. Jadi kalaupun anda menganggap bahwa saham-saham sekarang ini sudah sangat murah, namun itu bukan berarti IHSG gak bisa turun lebih lanjut, Namun dalam jangka panjang (diatas 1 tahun), dengan catatan bahwa ekonomi Indonesia memang membaik pada awal tahun 2016 nanti (kita akan membahas soal ini nanti), maka sudah tentu IHSG akan terbang tinggi kembali. Anyway, kita lihat saja nanti perkembangannya bagaimana :)
Info Investor: Buletin Analisis IHSG & investment plan edisi Oktober akan terbit tanggal 1 Oktober mendatang. Anda bisa memperolehnya disini.
Posted: 28 Sep 2015 07:39 PM PDT
Hari ini pasar dibuka anjlok 2.0% ke posisi 4,037, dan bukan tidak mungkin sore nanti IHSG bisa ditutup di posisi three years low dibawah 4,000. So it is official guys, we are in the panic selling round two! Saat ini penulis sedang membuat artikel untuk minggu ini, namun sembari menunggu, mari kita dengar apa komentar anda soal kondisi pasar dalam seminggu terakhir ini, yang dengan sangat cepat turun dari 4,400-an hingga sekarang sebentar lagi tembus dibawah 4,000. Intinya, what happen? IHSG bisa turun sampai posisi berapa? Are we in despair yet? Anda bisa menulisnya melalui kolom komentar dibawah.


by Teguh Hidayat
      Teguhhidayat.com

Miliarder ini 3 Kali Lebih Kaya dibanding Bill Gates

Bill Gates merupakan orang terkaya di dunia saat ini. Namun ia bukanlah orang terkaya dalam sejarah. Titel bergengsi tersebut masih dipegang miliarder asal Amerika Serikat, John D. Rockefeller yang merupakan founder sekaligus pemegang saham terbesar dari Standard Oil.
Miliarder yang meninggal pada tahun 1937 tersebut meninggalkan kekayaan total US$ 253 miliar, hampir tiga kali total kekayaan Bill Gates sekarang yang hanya mencapai US$ 79,5 miliar.
Butuh waktu 59 tahun bagi Bill Gates untuk mencapai kekayaannya saat ini. Namun dengan sisa umur yang ia miliki, mampukah ia menyaingi kekayaan dari Rockefeller dan menjadi orang terkaya sepanjang sejarah?
Seperti yang dilansir dari laman fool.com, Selasa (29/9/2015), ternyata bukan tidak mungkin Bill Gates dapat menyaingi kekayaan dari Rockefeller.
Coba kita asumsikan Bill Gates mampu hidup hingga usia 90 tahun. Hal itu berarti bahwa Bill Gates memiliki waktu 31 tahun untuk dapat meningkatkan kekayaannya hingga US$ 253 miliar. Apabila dikalkulasikan, kekayaan yang ia miliki harus bertambah sekurang-kurangnya 3,8 persen dalam satu tahun.

Namun dengan tingkat inflasi yang terus meningkat, data dari S&P 500 mengungkap bahwa dalam kurun waktu 31 tahun mendatang, besaran inflasi akan mencapai 8,3 persen. Apabila Bill Gates mampu mengumpulkan kekayaan sesuai pertumbuhan di atas, ternyata kekayaan yang mampu dia kumpulkan akan mencapai angka fantastis, sebesar US$ 936 miliar.
Angka fantastis tersebut ternyata berasal dari kepemilikan saham yang Bill Gates miliki dari Microsoft.
John D. Rockefeller mendapat kekayaannya dari bisnis energy yang ia jalankan. Perusahaan miliknya, Standard Oil, ternyata pernah mengontrol 90 persen penyulingan minyak di Amerika Serikat.
Namun, setelah dinyatakan illegal oleh Pengadilan Tinggi Amerika Serikat akibat praktik monopoli. Ia akhirnya memecah perusahaan tersebut ke beberapa perusahaan. Tiga perusahaannya yang terkenal adalah ExxonMobil, Chevron, and Amoco.
Akan tetapi, walaupun Rockefeller merupakan pemegang saham terbesar di Standard Oil, ia ternyata hanya berhak 27 persen dari total kekayaan perusahaan. Sementara itu, Bill Gates memegang 45 persen saham di Microsoft, bahkan setelah perusahaan tersebut go publicpada tahun 1968. 

Dengan melihat fakta ini, bukan tidak mungkin Bill Gates memiliki kesempatan untuk menggantikan Rockefeller menjadi orang terkaya sepanjang sejarah.

by  Vina A Muliana
       Liputan6.com

Tak Pernah Kuliah, 4 Orang ini Menjadi Miliarder Terkaya di Dunia

Bagi orang-orang ini, mungkin kuliah bukanlah hal yang penting. Buktinya, mereka bisa menjadi miliuner meski tidak pernah duduk di bangku kuliah. Bukan satu atau dua orang, melainkan banyak orang yang masuk jajaran orang terkaya di Eropa tak pernah kuliah.
Dikutip dari business insider, Rabu (30/9/2015), ada sejumlah nama-nama beken yang sering masuk jajaran orang terkaya di Eropa, bahkan dunia. Dari 11 orang dalam daftar,Liputan6.com merangkumnya menjadi 4 teratas. Siapa saja?

1. Roman Abramovich
Nama ini mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang, namun akan sangat familiar bagi penggemar sepakbola. Miliuner Rusia ini pemilik klub sepakbola besar di Inggris, Chelsea Football Club (Chelsea).
Tapi siapa sangka, pria yang kini kekayaannya mencapai US$ 8,7 miliar (Rp 127,7 triliun) tak pernah mengenyam pendidikan di universitas.
Roman tinggal di panti asuhan sejak kecil dan dikeluarkan dari sekolah di umur 17 tahun. Dia meniti karirnya dengan berjualan bebek karet impor, dan menggunakan uang hadiah pernikahan sebesar 2.000 ruble dari mertuanya, untuk dijadikan modal usaha. Di usia 20 tahun dia mulai berkembang, mulai banyak berinvestasi dan menjual beberapa perusahaan sukses.

2. Francois Pinault
Pria berkebangsaan Perancis ini adalah miliarder dengan total kekayaan mencapai US$ 13,2 miliar (Rp 193,8 triliun). Pinault keluar dari sekolah di umur 16 tahun. Dia menghabiskan waktu remajanya dengan bekerja di bisnis keluarga: jual beli kayu lokal. Kemudian di umur 26 dia mulai jalan sendiri.
Dia memiliki perusahaan kayu setelah meminjam uang 100.000 franc dari keluarganya. Dia kini punya perusahaan holding yang membawahi beberapa label merek fesyen mewah seperti rumah lelang Christie.

3. Liliane Bettencourt
Namanya asing, padahal wanita ini adalah pemilik perusahaan kosmetik raksasa dunia, L'Oreal. Bettencourt yang masuk dalam 10 besar orang terkaya dunia punya kekayaan hingga US$ 41 miliar (Rp 601 triliun). Tapi dia tidak pernah merasakan bangku kuliah.

4. Amancio Ortega
Ortega adalah orang di balik salah satu merek fesyen terbesar dunia, Zara. Dia yang mendirikan dan memiliki Zara. Kisah menariknya, Ortega, yang punya kekayaan US$ 69,5 miliar (Rp 1.020 triliun), meninggalkan sekolahnya sejak umur 14 tahun dan menjadi pengirim surat.
Dia kemudian bekerja di industri tekstil, memilih bekerja dan mengesampingkan pendidikan. Di 1960, dia memutuskan untuk menciptakan pakaian sendiri dan menjual baju mandi (bathrobe), yang dia buat bersama istrinya di rumah. Toko pertama Zara dibuka di tahun 1975.

by Zulfi Suhendra  
     Liputan6.com


Selasa, 29 September 2015

Sepak Terjang Agen Pesepakbola Top Dunia

JPNN.COM

LONDON - Sepak bola profesional membuat peran agen semakin penting dari waktu ke waktu. Mereka bisa menentukan ke mana seorang bintang berpindah. Mereka juga selalu mengeruk keuntungan berlipat.

Bagi Jorge Mendes, Juni-Agustus dan Desember-Januari adalah waktunya bekerja. Pada bulan-bulan lainnya dia akan menikmati liburan di vila mewahnya di Ibiza, Portugal atau kepulauan Karibia.

Sebagai agen pemain, pada periode bursa transfer Eropa bergeliat teleponnya tak akan henti berdering siang dan malam. Dia akan terbang ke kota-kota besar di Eropa untuk berjumpa pemilik klub elite dan melakukan negosiasi alot.

Setelah negosiasi deal, dia akan keluar dari hotel atau restoran dengan senyuman lebar. Pundi-pundi rekening banknya pun akan bertambah jutaan USD dalam waktu sekejap.
Mendes adalah seorang agen pemain. Berkat usahanya ini dia masuk dalam top-five orang terkaya di Portugal dengan jumlah kekayaan lebih dari Rp 1,48 triliun.

Bagaimana tidak kaya, lewat agensi yang bernama Gestifute, dia menangani lebih dari 100 kontrak pemain sepak bola ternama di dunia. Mulai dari Cristiano Ronaldo, Angel di Maria, Diego Costa, David de Gea, James Rodriguez hingga Anthony Martial.

Dilansir dari Sport.es, saat bursa transfer musim panas 2015-2016 ditutup Mendes didapuk jadi pemenang. Dia terlibat dalam total transfer yang bernilai 400 juta euro (setara Rp 6,34 triliun).
Mulai dari kepergian Martial ke Manchester United, Nicolas Otamendi ke Manchester City, Di Maria ke Paris Saint-Germain (PSG), Jackson Martinez ke Atletico Madrid, hingga Arda Turan yang pindah ke Barcelona.
Dari transfer itu, Mendes mendapat fee sebesar 10 persen. Artinya 40 juta euro yang didapat musim panas sudah cukup jadi modal berfoya-foya sepanjang tahun.
Meski begitu, dilansir Forbes, Mendes bukanlah agen terkaya di dunia. Dia berada di urutan kedua di bawah agen pemain Major League Baseball Scott Boras.
Lantas apa untungnya pemain dan klub dengan agen? Jawabnya adalah uang.

Dengan lobi agen, harga pemain bisa naik hinga berkali lipat. Dan, yang untung dalam hal ini adalah si pemain dan klub sebelumnya. Berkat lobi Mendes lah harga bocah berumur 19 tahun yang hanya mencetak 11 gol dalam 53 pertandingan bisa dihargai 36 juta pounds (Rp 778 miliar).

Mendes memiliki jaringan dan lobi yang kuat hampir di semua klub-klub besar Eropa. “Dia sangat berpengaruh dalam memengaruhi harga pemain, dengan pengaruhnya dia mampu menaikan harga pemain itu mencapai 40 persen,” ucap agen pemain Barry Silkman kepada CNN.

Kedekatannya dengan klub-klub besar membuat dia mematok harga seenaknya. Kasus Martial menjadi contoh kecilnya. Mendes dikenal dekat dengan United. Dialah yang membawa Ronaldo ke Old Trafford. Dia juga yang memasarkan Ronaldo ke Real Madrid hingga United panen besar 80 juta poundsterling (Rp 1,3 triliun).

Ada simbiosis mutualisme antar Mendes dan klub-klub tersebut. Alhasil si agen pun menjadi double agent.“Dalam hal ini pemain tetap tak dirugikan. Dan klub pun secara sukarela menerimanya,” kata Daniel Geey, konsultan hukum yang menangani agensi pemain.

Menjadi seorang agen tidaklah mudah. Dia harus mampu menjaga hubungan dengan pemain yang dipegangnya. Itu yang jadi keunggulan Mendes bisa langgeng menjalankan bisnis agensi ini.
“Dia sangat baik dan sangat dekat dengan para pemain, seorang pemain merasa bahwa Jorge  selalu memikirkan masalah mereka. Dia tidak beristirahat sampai pekerjaan dilakukan,” kata Miguel Cuesta Rubio, penulis buku Jorge Mendes: The Special Agent.
Soal membangun hubungan baik dengan pemain, Mino Raiola juga tergolong agen yang hebat. Sebab, yang ditanganinya adalah para pemain yang tergolong Bengal. Dia menjadi agen dari Mario Balotelli, Paul Pogba, dan Zlatan Ibrahimovic.

Sungguh kebetulan, karena Zlatan dan Balotelli memang hobi pindah klub. Setiap pindah klub, maka Raiola akan merup untung. “Saya sangat simpel. Saat pemain sudah tidak nyaman, saya tanyakan kepada mereka, apa yang mereka inginkan. Itu saja,” kata Raiola.
Raiola juga tidak segan untuk bertengkar dengan manajemen klub demi pemain asuhannya. Itulah yang membuatnya sangat dibenci oleh Sir Alex Ferguson, mantan manajer United. Sebab, karena Raiola lah yang membuat Pogba pindah ke Juventus.

Alasan Raiola, Pogba tidak nyaman di Old Trafford karena sulit mendapatkan tempat utama di lini tengah. Padahal, kalau dia bersedia pindah ke klub lain, maka tempat utama bisa menjadi miliknya.

Dan, keputusan Pogba sangat tepat. Pada usia yang masih belia, dia sudah menjadi pemain yang paling menentukan di Juventus dan kemudian di timnas Prancis. (wam/jos/jpnn) 

Daftar Pesepak Bola Terkaya di dunia 2015

Author: Deodatus Pradipto/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM – Begitu banyak orang yang berprofesi sebagai pesepakbola. Namun demikian, tidak banyak yang mampu jutawan dari olahraga tersebut.
Siapa saja pesepakbola yang termasuk paling kaya di dunia pada 2015? Berikut ini 10 pesepakbola terkaya di dunia versi Sporteology.com.
10. Thierry Henry
Meski sudah gantung sepatu, kekayaan Thierry Henry mencapai 57 juta Euro. Jumlah tersebut setara dengan Rp 934 miliar. Saat memperkuat klub Major League Soccer, New York Red Bulls, pada 2010, Henry mendapat gaji sebesar 3,2 juta ruro per tahun, sekitar Rp 52 miliar.
© Disediakan oleh tribunnews
Mantan penyerang tim nasional Prancis itu juga mendapat bayaran sebesar 1,2 juta euro dari kontraknya bersama Puma. Henry mendapat bayaran setara dengan Rp 196 juta per tahun untuk mempromosikan sepatu Puma seri evoPOWER.
Henry juga disokong oleh Red Bull, EA Sports, Gillette, Renault, dan Pepsi.
Legenda hidup Arsenal itu memiliki sejumlah properti mewah. Di antaranya sebuah penthouse di New York. Henry juga mengoleksi mobil-mobil mewah seperti Mercedes Benz dan Aston Martin Vanquish.
9. Gianluigi Buffon
Kekayaan penjaga gawang Juventus dan tim nasional Italia itu mencapai 63 juta euro, Rp 1,03 triliun. Di kontraknya bersama Juventus saat ini, Gianlugi Buffon mendapat gaji 4,5 juta euro per tahun, sekitar Rp 73 miliar.
© Disediakan oleh tribunnews
Gianlugi Buffon terikat kontrak dengan Puma. Buffon mendapat bayaran sebesar 1,5 juta euro, Rp 246 juta, per tahun dari Puma. Buffon juga terikat kontrak dengan Pepsi dan Fiat.
Buffon memiliki sejumlah properti mewah di Carrara, Italia. Buffon juga punya sejumlah mobil-mobil yang masuk kategori supercar.
8. Zlatan Ibrahimovic
Kekayaan penyerang asal Swedia itu mencapai 69 juta euro, sekitar Rp 1,13 triliun. Zlatan Ibrahimovic mendapat gaji 15 juta euro per tahun dari Paris Saint Germain. Jumlah itu setara dengan Rp 246 miliar.
Mantan pemain Barcelona, AC Milan, Internazionale, dan Juventus itu mendapat bayaran sebesar 3,2 juta euro per tahun dari Nike dan sponsor lainnya. Jumlah itu setara dengan Rp 526 miliar. Bonnier dan Volvo termasuk sponsor Ibrahimovic.
© Disediakan oleh tribunnews
Zlatan Ibrahimovic memiliki sebuah pulau di Danau Malaren, sebelah barat Stockholm. Ibrahimovic juga memiliki sebuah mansion di Malmo.
Mobil-mobil yang dimiliki oleh Ibrahimovic antara lain Volvo C30 TS, Porsche Cayenne Turbo, Ferrari Enzo, Porsche Carrera GT, Audi S8 Quattro, dan Mesarati Grand Tourismo.
7. Ronaldinho
Kekayaan Pemain Terbaik Dunia 2004 dan 2005 itu memiliki kekayaan sebesar 78 juta euro, sekitar Rp 1,27 triliun. Ronaldinho mendapat bayaran sebesar Rp 10 miliar dari sponsor-sponsor. Di antaranya Pepsi, Nike, Groupe Danone, Cadbury Schweppes, Coca Cola, EA Sports, dan Gatorade.

Mantan pemain Barcelona dan AC Milan itu memiliki sejumlah properti mewah. Termasuk di antaranya sebuah rumah di tepi pantai Spanyol. Mobil-mobil yang menjadi koleksinya antara lain, Hummer 2, Audi Q7, Bugatti Veyron, Mercedes-Benz E-class, dan Mercedes-Benz CLS.
6. Neymar Jr.
Usianya masih 23 tahun, namun Neymar memiliki kekayaan mencapai 80 juta euro, Rp 1,31 triliun. Neymar mendapat gaji sebesar 8,8 juta euro per tahun dari Barcelona. Gajinya setara dengan Rp 143 miliar.

Neymar mendapat 20 juta Euro, Rp 326 miliar, dari sejumlah sponsor. Sponsor-sponsornya antara lain Panasonic, Nike, Heliar, VW, Claro, Santander, Guarana Antartica, Ambev, Red Bull, dan Unilever.
Neymar memiliki sejumlah properti mewah di kampung halamannya, Sao Paulo. Di antaranya rumah dan mansion. Porsche Panamera Turbo dan Audi R8 merupakan dua di antara sekian mobil mewah miliknya.
5. Ricardo Kaka
Kekayaan pemain Orlando City itu mencapai 82 juta euro. Kekayaan Kaka setara dengan Rp 1,34 triliun. Selain dari gaji, Kaka mendapat bayaran dari rumah mode Armani. Bayarannya mencapai 5,5 juta dollar Amerika Serikat per tahun. Kira-kira Rp 80 miliar.

Adidas, EA Sports, dan Sony merupakan perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa Kaka untuk promosi. Mansion di Madrid seluas 139.3546m² termasuk properti yang dimiliki oleh Kaka. Harga mansion itu diperkirakan mencapai 7 juta euro, Rp 115 miliar.
Apa saja mobil-mobil yang dikoleksi Kaka? Di antaranya Audi Q7, Hyundai Santa Fe 2014 edition, dan Audi RS6 Sportsback.
4. Wayne Rooney
Kekayaan penyerang Manchester United ini mencapai 84 juta euro, Rp 1,37 triliun. Gajinya di Manchester United mencapai 365 ribu euro per pekan, sekitar RP 6 miliar.

Wayne Rooney mendapat bayaran sebesar 4 juta euro, Rp 65 miliar, setiap tahun dari Nike. Samsung dan Harper Collins termasuk perusahaan yang juga mengontrak pria yang memiliki mansion mewah di Cheshire itu.
Bentley Continental GTC, Range Rover Overfinch, Bentley Continental GTC, Lamborghini Gallardo Spyder, dan Aston Martin Vanquish merupakan mobil-mobil yang dia miliki.
3. Samuel Eto’o
Penyerang asal Kamerun itu memiliki kekayaan mencapai 85 juta euro, Rp 1,39 triliun. Per tahun, Samuel Eto’o menerima bayaran hingga 5 juta euro, sekitar Rp 819 miliar, dari Puma. Samuel Eto’o juga disponsori oleh Ford dan John Richmond.

Mantan pemain Barcelona, Chelsea, dan Internazionale itu memiliki sebuah rumah mewah di Moskow dan mansion di Douala, Kamerun. Bugatti Veyron, Maybach Xenatec, Aston Martin One-77, dan Aston Martin V12 Zagato merupakan koleksinya.
2. Lionel Messi
Pemain terbaik dunia empat kali itu memiliki kekayaan mencapai 146 juta euro. Total kekayaannya setara dengan Rp 2,39 triliun. Hingga 2019, Lionel Messi mendapat gaji sebesar 20 juta Euro per tahun, Rp 328 miliar, dari Barcelona.

Dari sponsornya, Adidas, Lionel Messi mendapat bayaran sebesar 2 juta Euro setiap tahun, sekitar Rp 32 miliar. Turkish Airlines, EA Sports, Samsung’s Galaxy 11, Gatorade, dan Gillette merupakan menggandeng penyerang asal Argentina itu.
Selain di Barcelona, Lionel Messi memiliki mansion di Madrid. Messi juga memiliki sebuah mansion di Rosario, kampung halamannya.
Kapten tim nasional Argentina itu memiliki Dodge Charger SRT8, Audi Q7, Ferrari F430 Spider, Audi R8, dan 2009 Maserati.
1. Cristiano Ronaldo
Gaji Cristiano Ronaldo di Real Madrid lebih kecil daripada Lionel Messi. Gajinya mencapai 17 juta euro per tahun, sekitar Rp 278 miliar. Namun demikian, kapten tim nasional Portugal ini memiliki kekayaan mencapai 148 juta euro, Rp 2,42 triliun.
Bayarannya dari Nike lebih besar dari yang diperoleh Messi dari Adidas. CR7 mendapat 6 juta euro per tahun, sekitar Rp 98 miliar. Armani, Castrol Edge, Jacob & Co, Herbalife, Banco Espirito Santo, dan KFC menggandeng CR7.

Mantan pemain Manchester United itu memiliki sebuah mansion di Madrid. Luasnya mencapai 798.96614 m². Ronaldo juga memiliki sebuah mansion di Cheshire, Inggris.
Bentley Continental GTC, Ferrari 599 GTB Fiorano, Lamborghini Aventador, dan Koenigsegg CCX merupakan barisan mobil mewah yang dimiliki Ronaldo. 

Senin, 28 September 2015

Robert T. Kiyosaki


Robert T. Kiyosaki quotes


Analisis Saham Independen

Posted: 23 Sep 2015 01:18 AM PDT
Pada tanggal pertengahan Agustus lalu, IHSG terus saja turun dari 4,800-an di awal bulan hingga menembus level psikologis4,500tepatnya mencapai posisi 4,484 pada tanggal 19 Agustus. Ketika itu pasar sudah mulai panik, namun yang lebih menarik adalah munculnya pemberitaan di berbagai media bahwa beberapa perusahaan, dalam hal ini bank-bank BUMN, akan mem-buyback sahamnya di publik. Dan penulis segera menerima banyak pertanyaan, apakah ini artinya saya sudah boleh masuk Bank BRI, Bank Mandiri (BMRI), atau Bank BNI (BBNI)? Karena jika pihak perusahaan sendiri sudah turun tangan membeli sahamnya di publik, bukankah seharusnya penurunan harga sahamnya akan berhenti untuk selanjutnya berbalik naik?

Penulis kemudian membaca beberapa berita yang dimaksud, salah satunya yang ini: http://keuangan.kontan.co.id/news/saham-ikut-turun-bri-juga-akan-buyback. Disitu judul beritanya jelas sekali: ‘BRI akan buyback’. Tapi jika anda baca lagi beritanya, maka sebenarnya Dirut BRI, Asmawi, tidak mengatakan bahwa management berencana untuk buy back saham BBRI dalam waktu dekat, melainkan:

Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Sjam mengatakan, perseroan masih melihat kondisi saham BRI dalam beberapa waktu ke depan. Jika nantinya harga saham terus mengalami penurunan, maka perseroan akan melakukan buyback di harga yang ditentukan. Namun Asmawi masih belum merinci di harga berapa perseroan akan melakukan buyback.

Artinya dirut BRI sendiri menganggap bahwa saham BBRI pada saat itu masih mungkin untuk turun lebih lanjut. Jadi jika seseorang membaca berita diatas namun hanya membaca judulnya saja, maka ia akan keliru mengira bahwa BRI benar-benar akan buyback, padahal sama sekali tidak. Dan setelah penulis cek keterbukaan informasi perusahaan di website BEI, ketika itu juga belum ada pernyataan resmi dari BRI, ataupun bank-bank BUMN lainnya, bahwa mereka akan buyback saham dalam waktu dekat.



Nah, news seperti ini yg saya sebut sentimen positif kosong, karena hanya permainan kata-kata dari wartawannya saja. Jika seseorang ‘termakan’ berita kosong tersebut, maka ia kemungkinan akan merugi karena beberapa hari berikutnya ternyata IHSG masih terus turun (sehingga BBRI dan lainnya juga ikut lanjut turun), hingga akhirnya mencapai puncaknya (ditandai oleh panic selling) pada hari Senin tanggal 24 Agustus di posisi 4,164.

Namun pada hari Senin tersebut keluar lagi berita soal buyback, dan kali beritanya sungguhan. Contohnya di link yang ini: http://finance.detik.com/read/2015/08/24/181304/3000035/6/menteri-rini-bumn-siap-buyback-saham-rp-10-triliun-besok, dimana Menteri BUMN, Rini Soemarno, secara jelas mengatakan bahwa Kementerian BUMN sudah menyiapkan Rp10 trilyun untuk buyback 13 saham BUMN, terutama yang turunnya paling dalam.

Dan memang, pada keesokan harinya yaitu Selasa, 25 Agustus, IHSG mulai rebounddan hingga hari ini belum mencetak new low lagi (meski juga belum benar-benar naik kembali), melainkan masih sideways di 4,300-an.

Jadi bagi anda para investor, maka memang penting sekali untuk bisa membaca berita terkait dinamika pasar modal dengan teliti, agar anda bisa membedakan mana berita yang sungguhan, dan mana yang cuma hasil ‘pelintiran’ atau permainan kata-kata tadi. In fact, dari sekian banyak news yang bertebaran di media elektronik, internet, maupun koran setiap harinya, sebagian besar diantaranya hanya merupakan news hasil pelintiran, atau lebih buruk lagi: Hanya isu atau rumor yang tidak jelas kebenarannya.

Nah, belakangan ini mulai ada banyak rumor lagi terkait perusahaan-perusahaan tertentu yang kemudian membuat saham yang bersangkutan terbang, contohnya:
  1. Penurunan harga Avtur (bahan bakar pesawat) oleh Pertamina, yang diperkirakan (baru diperkirakan doang!) akan mendorong margin laba bagi Garuda Indonesia (GIAA), karena hampir 80% beban operasional perusahaan adalah untuk bahan bakar pesawat. Hasilnya saham GIAA terbang dari 300 hingga sempat tembus 360 (naik 20%) hanya dalam sepekan, antara tanggal 7 hingga 15 September lalu.
  2. Pemerintah mewajibkan perusahaan konstruksi dll untuk menggunakan baja produksi dalam negeri. Hasilnya saham Krakatau Steel (KRAS) naik dari 303 hingga tembus 336, juga hanya dalam sepekan.
  3. Pada 14 September, keluar berita bahwa developer mall asal Jepang, Aeon, akan mendirikan mall di superblok milik Sentul City (BKSL). Alhasil saham BKSL yang hampir saja tewas di gocapan (karena buruknya kinerja perusahaan sejak tahun 2014 lalu, terutama sejak dirutnya ditangkap KPK), tiba-tiba hidup kembali dan langsung terbang hingga ke posisi 80-an, termasuk sempat mencatat volume transaksi hingga nyaris setengah milyar lembar saham dalam sehari. Namun hanya dua atau tiga hari kemudian pihak perusahaan mengklarifikasi bahwa mereka masih dalam tahap pembicaraan dengan Aeon, atau dengan kata lain Aeon belum benar-benar akan bikin mall di Sentul, dan alhasil sahamnya turun ke 70. Ehh, hanya selang beberapa hari kemudian langsung keluar berita lagi bahwa Aeon sudah confirm, dan BKSL langsung naik lagi.
Daan seterusnya, anda mungkin bisa menambahkan saham-saham lain yang juga terbang plus beritanya masing-masing, tak peduli meski beritanya tersebut sejatinya cuma rumor kosong, atau kalaupun benar maka tetap saja tidak bisa langsung disimpulkan akan berdampak positif terhadap kinerja fundamental perusahaan. However, beberapa orang mungkin tidak peduli soal itu, karena yang penting adalah cuan! Kalau misalnya anda, entah karena dapet bisikan dari mana, sukses membeli BKSL di harga 57 dan menjualnya di 80, maka keuntungannya hampir mencapai 50% hanya dalam tempo kurang dari seminggu!

Namun masalahnya, pada kasus-kasus ‘saham terbang’ seperti ini maka terdapat lebih banyak orang yang justru baru masuk ke BKSL atau lainnya ketika harganya sudah naik tinggi. Jika kemudian beritanya ketauan cuma boongan, maka sahamnya akan kembali jeblok, dan para trader yang terlambat masuk ini akan menderita kerugian besar. Dan kondisi inilah yang kemudian menyebabkan bursa saham jadi lebih mirip seperti tempat untuk berjudi, ketimbang wadah untuk berinvestasi, dimana seseorang bisa untung besar dalam waktu singkat, namun sebaliknya juga bisa langsung bangkrut dalam waktu yang lebih singkat lagi.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya agar saya tidak terjebak spekulasi seperti itu? Nah, sebenarnya ini merupakan pertanyaan yang harus dilihat dari dua sisi. Kalau anda sering berspekulasi di saham-saham gorengan dan hasilnya sejauh ini lumayan profit, maka jujur saja, anda tidak akan menanyakan pertanyaan diatas bukan? Dan anda mungkin akan terus melanjutkan perburuan terhadap saham-saham yang mungkin akan terbang karena berita/rumor tertentu. Anda mungkin baru akan berhenti kalau pada akhirnya nanti sudah ‘kena batunya’.

Jadi pertanyaan diatas penulis anggap berasal dari anda yang berstatus sebagai ‘korban’ dari saham-saham gorengan. Dan jawabannya ada dua. Pertama, hati-hati dan harap teliti dalam membaca berita terkait perusahaan apapun, karena sebagian besar orang lebih suka hanya membaca judulnya saja, dan itu seringkali misleading. Penulis tidak bisa menjelaskan bagaimana cara membedakan berita sungguhan atau yang cuma merupakan ‘sentimen positif kosong’ (atau sebaliknya, ada juga 'sentimen negatif kosong'seperti yang melanda saham PGAS terkait wacana penurunan harga jual gas, beberapa waktu lalu). Namun seiring dengan bertambahnya pengalaman, lama-lama anda akan bisa membedakannya sendiri.

Dan yang kedua, at the end anda harus balik lagi ke kaidah value investing: Belilah saham berfundamental bagus pada harga murah, dan sebisa mungkin abaikan berita-berita seperti itu, karena keputusan untuk membeli saham hanya berdasarkan pemberitaan sesaat atau rumor adalah murni spekulasi dan bukan investasi (dan bahkan juga bukan trading, karena di trading masih ada analisisnya, dalam hal ini analisis teknikal). Ada satu metode yang sangat populer di dunia spekulasi pasar modal, yakni buy on rumor sell on news yang biasa dilakukan oleh para news trader atau trader yang membeli saham berdasarkan rumor/beritaNamun penulis sendiri sampai sekarang belum pernah mendengar orang yang sukses menjadi kaya raya dari menggunakan metode buy on rumor bla bla bla tersebut.

Anyway, sepanjang September ini maka godaan rumor itu mungkin akan terus menyerang para investor (‘godaan’ disini merupakan istilah yang tepat, karena ketika saham naik 10% hanya dalam sehari, misalnya, maka itu akan tampak menggiurkan bahkan bagi investor yang sudah sangat berpengalaman sekalipun). Sebab dalam kondisi dimana pasar kembali tenang, maka itu juga sekaligus membosankan karena IHSG, meski dia tidak turun lebih lanjut, tapi juga belum naik kembali. Para market maker atau bandar, sejak dulu sudah paham sekali psikologis pasar yang justru tidak suka kondisi tenang seperti ini (jadi maunya ribut terus). Karena itulah mereka kemudian menciptakan ‘keributan’ dengan menaik-naikkan saham yang sudah turun sangat dalam sebelumnya (karena buruknya fundamental perusahaan yang terkait), biasanya dengan volume transaksi yang besar. Dan agar para ritel mau ikutan membeli saham yang mereka mainkan, mereka juga meluncurkan berita-berita yang kemudian dijadikan sebagai ‘sentimen positif’. Baru saja pagi ini penulis mendengar cerita terkait Vale Indonesia (INCO), dan Aneka Tambang (ANTM), yang kemudian menerbangkan kedua saham tersebut.

Pertanyaannya, apakah anda mau ikut ‘bermain’? Well, kalau jawabannya adalah ya, maka ingat bahwa risiko ditanggung sendiri, termasuk anda tidak bisa berharap bahwaBEI atau OJK akan melindungi anda sebagai investor. Tapi jika anda menginginkan agar bisa tidur nyenyak malam nanti, then you know what you should do!

Catatan: Penulis pernah membuat artikel serupa di tahun 2011, anda bisa membacanya disini.

Pengumuman: Buletin Stockpick Saham edisi Oktober akan terbit tanggal 1 Oktober mendatang. Anda bisa memperolehnya disini. Gratis konsultasi/tanya jawab saham langsung dengan penulis bagi member.

source: teguhhidayat.com