Rabu, 23 November 2022

TIKUS

by Erizeli Jeli Bandaro Tentu kita semua sudah tahu apa itu tikus. Dalam bahasa inggeris disebut ”rat ” atau dalam bahasa latin disebut ”rattus ”. Tidak ada satupun orang senang bila melihat tikus. Namun bagaimanapun tikus tergolong makhlulk mamalia atau sama dengan kita. Secara biologis tidak ada perbedaan antara tikus dan manusia. Makanya berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia. Ada tiga hal yang membuat tikus menimbulkan masalah bagi manusia. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak.. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Kedua, tikus memakan apa saja dan tak berhenti mengerat. Binatang ini juga termasuk yang mampu melakukan kanibalisme. 3. Tikus, tak suka berpoduksi yang bermanfaat bagi manusia seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan manusia tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus. Tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat (hewan pengerat) lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka. Namun demikian hewan ini termasuk hewan yang pemalu/penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Ini menunjukkan bahwa menangkap tikus menggunakan perangkap memerlukan keterampilan khusus, karena tikus ini tidak mudah tergoda oleh perangkap yang sering kita gunakan. Makanya tak berlebihan bila para koruptor itu disamakan dengan tikus. Karena kemampuan inteligensia diatas rata rata manusia biasa. Koruptor suka makan apa saja dan tak peduli bila itu harus mengorbankan temannya sendiri. Hebatnya koruptor itu cepat sekali berkembang biak pengaruhnya dalam bentuk budaya dan sikap terhadap orang lain. Keluarga , anak, teman serta lingkungan akan cepat sekali menjadi komunitas untuk mengikuti budaya korup ini. Sebagaimana tikus yang rakus menyimpan makanan yang dicurinya, maka koruptor juga rakus menyimpan hasil korupnya dibank bank luar negeri. Simpanan itu tidak akan dimakannya kecuali dipandangi untuk terus ditumpuk selagi ada kesempatan untuk dikorup. Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah.Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati. Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Harus di mulai dari pemimpinnya terlebih dahulu. Jokowi membuktikan dirinya dan keluarganya jauh dari KKN. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar