Kamis, 17 November 2022

Investasi terhadap Mata Uang

By Erizeli Jeli Bandaro

" Babo, boleh tanya engga? tanya nitizen via WA.

“ ya tanyalah” kata saya sedang santai temanin nazwa dan oma makan di Central Park.

“ Kenapa BI naikan suku bunga acuan, dollar melemah?

“ Saya mau dengar pendapat kamu?

“ Seharusnya rupiah menguat. Kan orang akan pindahkan uang dollar untuk dapatkan rupiah berbunga tinggi.”

“ Kalau hitungan kamu, itu untuk mereka yang punya dollar tanggung. Tapi kalau orang punya dollar banyak. Engga begitu ?

“ Hitungnya seperti apa ?

“ Ada prinsip dalam berinvestasi terhadap mata uang yaitu apabila suku bunga makin tinggi, itu artinya resiko makin besar terhadap kurs itu. Nah kalau ada paham itu, maka lihat pergerakan kenaikan suku bunga. Kalau kenaikannya tidak begitu besar, itu bukan resiko. Itu support namanya. Tapi kalau kenaikannya terlalu tinggi, nah itu masalah. Dalam hal hari ini BI naikan suku bunga 50 bps, itu upaya mensupport kurs rupiah keluar dari wilayah neraka. “

“ Maksud babo wilayah neraka itu apa ?

“ Kalau kamu belajar tekhnikal analisis bisa paham itu.”

“ Jelaskan aja babo. Saya mau tahu.”

“ Kamu lihat graphik pada lever Fibonacci Retracement. Level Rp. 15,450/1 USD, itu gerbang neraka. Kalau tembus level itu maka biaya recovery sangat mahal. Termasuk kenaikan suku bunga BI tidak sepenuhnya mensupport Rupiah.

“ Tapi Babo, kalau lihat indikator stochastic peluang menguat rupiah masih sangat lebar.”

“ Benar, kalau itu level rupiah Rp. 15.500. Kalau diatas itu engga ketolong dech. Makanya BI bereaksi cepat ketika rupiah mencapai level Rp15.687 per dolar AS pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate. Kalau terus melemah dan tembus gerbang neraka ya entahlah.. mudah sekali tergelincir Rp. 17.000. Udah ya..” Kata saya.

“ Kan statistik ekspor kita surplus"

“ Babo patokannya Index Manufaktur indonesia oktober 51,8 atau turun dibandingkan September yang sebesar 53,7. Pehatikan turunnya hampir 2% dalam sebulan. Itu menuju kontraksi atau dibawah 50%. Tahu artinya? produksi melemah karena daya beli turun. Udah ya..

" Babo saya mau belajar. Masih banyak yang mau saya tanyakan."

" Babo bukan dosen sayang. Babo hanya pedagang sempak. Udah ya. tetap semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar