Jumat, 25 November 2022

Jangan mengeluh.

by Erizeli Jeli Bandaro “ Ale, saat kamu terpuruk, apa yang kamu rasakan? Tanya Florence. Ketika saya bangkrut, maka yang pertama salahkan saya adalah istri saya. Tetapi saya tidak tersinggung. Saya dengar baik baik setiap celoteh istri. Saya tidak mungkin anggap istri saya tidak punya empati. Saat anda jatuh, orang yang sangat mencintai anda tanpa syarat, dia akan mengingatkan anda tentang kesalahan anda, agar anda mendapaktan hikmah. Dan karenanya saya dapatkan kemewahan dalam mencela diri sendiri. Pengakuanlah, yang akan melahirkan solusi dan kekuatan. Awalnya saya merasakan kesendirian, teracuhkan, tidak ada kehormatan. Tapi pada waktu bersamaan saya dapatkan kemewahan akan makna bahwa hidup ini hanya masalah saya sendiri, bukan orang lain. Bukan untuk dikeluhkan dan karenanya jalan terang terbuka. Solusi didapatkan. Saya terus move on tanpa keluh kesah. Dan tanpa merasa teracuhkan. Karena saya tahu Tuhan selalu bersama saya. Cukuplah Tuhan sebagai sahabat saya. Saya memilih cinta daripada membenci kehidupan dengan segala perniknya.” Kata saya. “ Cinta ? “ Cinta bukanlah sesuatu yang kita berikan atau dapatkan; itu adalah sesuatu yang kita pelihara dan tumbuhkan. Tidak punya malu, menyalahkan orang lain, tidak hormati orang lain, pengkhianatan, dan membenci hanya akan merusak akar dari mana cinta tumbuh.” “So…” “ Seperti dulu ketika kita masih muda belia. Dua pasangan lajang. Saya terima dan akui kamu berhak untuk tidak memilih saya sebagai suami. Itu saya akui sebagai kelemahan dan kekurangan saya. Soal alasan lain tidak penting bagi saya. “ Ah Jeli siapa sih elo. Miskin, tidak sarjana. Mana pula ada amoy cantik mau jadi bini elo” Kira kira begitu saya hakimi diri saya sendiri. Ya wajarlah kamu tidak mau mempertaruhkan masa depan kamu hidup bersama saya. Tapi karena pengakuan atas kekurangan saya itu, saya bisa sembuhkan hati saya dan dan terus berusaha menjaga perasaan cinta terus tumbuh. Sampai kini kita tetap bersama. Mengapa ? Saya tidak pernah kecewa kalau orang menolak saya bermitra. Tidak juga kecil hati ketika orang lain meninggalkan saya. Saya memilih untuk maklumi saja dan memaafkan. Di hati saya selalu ada ruang untuk siapapun, bahwa saya tidak sempurna dan pantas disalahkan. But when the world is ready to fall on your little shoulders. And when you're feeling lonely and small. You need somebody there to hold you. You can call out my name. Come huge me. “ Dasar gombal pedagang sempak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar