Selasa, 08 Desember 2015

Ketika Emiten dan Manajer Investasi Sedang Berdandan

Investor saham biasanya menyambut bulan Desember dengan gembira. Kenapa ya ? Konon, di akhir btahun, biasanya pasar saham biasanya ditutup menguat. Bahkan seringkali, kinerja IHSG di bulan Desember menjadi pendongkrak kinerja tahun tersebut.
Menurut statistik yang saya dapat dari Bisnis.com, bila dihitung dalam 30 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG bulanan mencapai 1,32%. Khusus Desember, kinerja IHSG jauh lebih tinggi, yakni sebesar 6,57%. Rata-rata kinerja IHSG pada tahun 2012-2014, secara bulanan Indeks tumbuh 0,18%. Sedangkan, khusus Desember, rerata kinerja IHSG pada periode yang sama mencapai 0,80%.
Nah berikut ini adalah statistik yang saya dapat dari Bloomberg.Selama 9 tahun dari tahun 2005 sampai 2013, pasar saham selalu positif di akhir tahun, ditunjukkan dengan warna hijau. Di bulan Desember selama 9 tahun tersebut nampak bahwa IHSG menguat sekitar 0.42% bahkan sampai 9.17%.bloomberg
Nah, apa sih sebenarnya yang mendongkrak harga saham di akhir tahun tersebut ?
Biasanya di akhir tahun, saham-saham berkapitalisasi besar alias blue chips cenderung menguat seiring dengan membaiknya laporan keuangan dan kinerja pada kuartal ke 4 di penghujung tahun, dan juga karena adanya window dressing yang lebih nampak dampaknya pada akhir tahun dibandingkan dengan kuartal lainnya.
Apa sih sebenarnya Window Dressing itu ?
Window Dressing adalah sebuah strategi yang digunakan oleh manajer investasi dan juga perusahaan untuk mempercantik tampilan portofolio / performa laporan keuangannya sebeum ditampilkan kepada klien ataupun pemegang saham.
Untuk melakukan window dressing, manajer investasi biasanya akan menjual saham yang mengalami kerugian besar dan membeli saham-saham yang cenderung menguat di akhir kuartal, yang kemudian dilaporkan sebagai bagian dari portofolio manajer investasi tersebut.
Window dressing itu ibarat para wanita yang sedang mempercantik wajahnya dengan menggunakan kosmetik, atau gadis kecil yang mempercantik rambutnya dengan pita.
Selain dilakukan oleh manajer investasi reksadana (baik lokal maupun global), aktivitas window dressing ini juga dilakukan oleh emiten / perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Emiten mempercantik laporan keuangannya sehingga harga sahamnya ikut terdongkrak.
Window dressing biasanya dilakukan pada tiap akhir kuartal (per seperempat tahun atau per 3 bulan) yaitu ketika perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Biasanya laporan keuangan dirilis setelah bulan-bulan tersebut sehingga dampak dari Window Dressing kadang justru terasa pada bulan April, Juli, Oktober, dan Januari.
Window Dressing yang paling signifikan yaitu di akhir tahun, biasanya harga saham menguat bahkan sampai bulan Januari. Fenomena ini seringkali disebut dengan Santa Claus Rally dan January Effect.
Aktivitas window dressing ini bukan aktivitas yang dilarang selama tidak melanggar peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kinerja pasar / kinerja emiten, dan dalam batas kewajaran.
Biasanya saham-saham yang menguat karena window dressing ini adalah saham-saham dari perusahaan berkapitalisasi besar, yang mempunyai bobot besar terhadap penghitungan indeks / IHSG, atau seringkali disebut dengan index mover.
Nah, sebagai seorang trader ataupun investor, sebaiknya jangan gegabah dalam memilih saham-saham dalam memanfaatkan window dressing ini. Tetap selektif, sesuai dengan strategi yang Anda gunakan seperti biasanya.
Seorang trader, tetap perhatikan analisis teknikal. Seorang investor, jangan lupa kerjakan PR dengan melakukan analisis fundamental.
Window dressing ini biasanya dimanfaatkan oleh trader jangka pendek. Hati-hati memasuki pertengahan Desember hingga akhir Desember biasanya pasar mulai sepi karena investor mulai banyak yang berlibur.
Semoga artikel tentang window dressing ini bisa menambah wawasan dan membuat transaksi Anda semakin berkualitas. Salam profit, Ellen May

Tidak ada komentar:

Posting Komentar