Sabtu, 26 Desember 2015

Entrepreneur of the Year 2015.



By  Yodhia Antariksa
Adalah dara muda bernama Laksita Pradnya Paramita, owner VoriaSocks - brand kaos kaki yang hitz. Usia Paramita masih 20 tahun. Di usia yang amat belia, dara asli Bandung ini sudah memiliki bisnis yang sangat profitabel.
Perjalanan usaha Paramita dimulai dari rasa sakit hati dan perasaan duka karena dibully (oleh teman-temannya saat sma). Ceritanya, saat sma pernah diadakan tes IQ untuk murid. Sial, IQ paramita hanya 90an, dibawah rata-rata, sedikit lagi masuk kategori idiot. Skor IQ Sita (panggilan akrabnya) ada di ranking terbawah. Akibatnya, sejumlah teman-temannya meledek dan membully dirinya sebagai idiot. "Kamu tidak akan bisa sukses Sita, karena IQ-mu jongkok". Begitu ledek teman-temannya sambil ketawa terbahak-bahak. Hati Sita terluka. Saat pulang, ia kadang menangis sendirian di kamar, terngiang ledekan teman-temannya yang begitu perih.
Sakit hati karena diremehkan, Sita bertekad untuk membuktikan meski dengan IQ pas-pasan, ia tetap punya hak untuk sukses. Sebab Sita percaya, "massive sucess is the best revenge." Sebab cara terbaik untuk membalas cibiran, sinisme dan olok-olok tentang dirimu adalah dengan prestasi sukses yang masif. Bukan dengan emosi dan kemarahan.
Begitulah, Sita lalu memulai petualangan bisnisnya. Ia mengawalinya dengan bisnis kuliner. Alhamdulilah, tak ada satupun yang sukses. Yang epik adalah saat Sita mau jualan ayam goreng dengan merk "ayam rusak". Ia kasi logo gambar ayam dengan perban di kaki dan kepala. Sial, usaha "ayam rusak" itu gagal. Yang terjadi, malah Sita kecelakaan motor, dan sekujur wajah dan kakinya diperban. "Logo ayam diperban itu jadi karma", kenang Sita dengan senyum pahit (tapi tetap kelihatan manis dan bening). Gara-gara logo ayam diperban itu malah saya yang diperban beneran, tuturnya. Maka dia bilang : hati-hanti bikin logo bisnis, mas. Gambar logo yang "aneh dan seram" bisa benar-benar membuat bisnismu jatuh dalam kekelaman. Logo bisa membawa "karma". So true.
Hati Sita galau. Bisnis kulinernya gagal total. Toh ia tetap yakin bisa sukses. Meski dengan IQ dibawah rata-rata. Namun jalan rezeki sering datang dari arah yg tak terduga-duga. Sepanjang kita terus yakin, berusaha dan berdoa.
Sita menemukan arah yang tak terduga itu, saat ia jalan-jalan ke pasar baru, Bandung. Disana ia menemukan kaos kaki dengan motif cantik dan hanya dijual dengan hanya 45 ribu/lusin. Ia langsung beli selusin, dan punya feeling kaos kaki ini pasti laku kalo saya jual kembali.
See, action bisnis acap bisa diputuskan dalam sekejap dengan KEPEKAAN, INTUISI, dan KEBERANIAN.
Ia menjual kaos kaki itu via akun instagramnya, yang ia beri nama @voriasocks. Dugaan Sita benar, kaos kakinya laris manis. Sita langsung memburu supplier kaos kaki itu. Ia juga segera menyewa jasa desainer untuk mendesain kemasan produknya agar tampak mewah. Sita juga menyewa fotografer agar potret produknya jadi tampak berkelas. Elemen penting untuk jualan di instgram.
Mita bilang, IQ saya memang ndak tinggi, tapi saya paham bagaimana menyewa orang-orang pandai untuk membesarkan bisnisku. Kalimat yg layak dikenang : "Anda tidak perlu pandai dalam semua hal. Sebab anda bisa menghire orang pandai untuk membesarkan bisnismu". IQ Mita mungkin dibawah rata-rata. Tapi ia amat jenius dalam filosofi memanfaatkan keahlian orang lain, untuk besarkan bisnisnya.
Jualan kaos kaki Voria punya Sita kini laris. Omzetnya tembus 200 juta/bulan. Dengan margin 40%, profitnya tembus 80 juta/bulan. Usianya masih 20 tahun. IQ pas-pasan. Tapi profitnya sudah 80 juta/bulan dan akan terus membesar. We truly admire you, Mita. Proud!
Ada orang yang IQ-nya pas-pasan, tapi sudah jadi jutawan. Ada yang IQ tinggi, lulus S1, tapi gaji pas-pasan. Itulah misteri kehidupan.
Kadang kesuksesan bisnis bukan ditentukan oleh IQ dan kecerdasan akademik. Tapi lebih ditentukan "kecerdasan jalanan". Street smart.
Demikianlah sekilas kisah tentang @LaksitaPradnya yang juga alumnus YEA, salah satu sekolah wirausaha terbaik di tanah air, milik @JayaYEA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar