Kamis, 07 November 2019

RESESI DI DEPAN MATA TIDAK KELIHATAN, BEDA PENDAPAT SEDIKIT BARU DI KETIK TAMPAK JELAS



Kita semua tahu bahwa resesi di depan mata, eh atau belum tahu?!!!. Menurut saya kita sidah masuk resesi.  Percaya nggak?

Awalnya, Resesi dunia karena perang dagang China Amerika, kemudian resesi di sebuah wilayah atau negara lainnya terjadi. Apakah karena Amerika China?  Ya nggak juga, lebih karena ke geblekan strategi bernegaranya.

Sejauh ini saya secara pribadi belum terlihat pemerintah melakukan strategi penangkisan terhadap apa yang akan terjadi.  Atau memang sudah ada namun saya nggak lihat.  Maaf ya boss, tetapi kalau saya masih belum lihat.

Indikasinya mungkin boleh dicek, pertama transaksi keuangan di bank.  Secara data mulai menurun jumlah transaksi hariannya.  Kedua neraca perdagangan masih minus, lalu selanjutnya angaran APBN yang bergantung pada pajak banyak di pergunakan belanja rutin bukan produktif.

Walaupun terdapat informasi bahwa pertumbuhan ekonomi GDP katanya 5% namun Bloomberg mengutip Gareth Leather economis capital economic London yang mengatakan “kami tidak terlalu percaya dengan data resmi pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS tersebut”

Pernyataan berikutnya, saya tidak mengerti bagaimana ekonomi Indonesia bisa tumbuh begitu dimana goverment spending nya lemah, investasinya menurun, import membesar dan ekspor turun

Lalu, ada lagi kebijakan perindustriannya.

Kita semua tahu kebijakan Indonesia saat ini sering melawan hagemony Amerika.  Saya secara pribadi tidak takut dengan Amerika, namun cara saya akan berbeda dengan yang diterapkan pejabat sekarang.

Kita sekarang terlalu menantang.  Ini karena ketidak tahuan, atau ketidak perdulian saya nggak tahu juga ya.

Misalnya keputusan kita memihak ke China dengan kebijakan mendukung indutri batere China. Tambang nikel diarahkan hanya ke pabrik China. Sumber tambang di arahnya hanya menyupali pabrik China. Strategi melarang eksport nikel baru-baru ini, bisa jadi akal akalan agar menguntungkan pabrik China.

Bagi orang seperti saya, pelarangan ekspor nikel itu ada kepentingan besar yang bermain.  Eh kita secara terang terangnya berpihak.  Padahal dunia masih dimainkan oleh hagemoni fosil oil yang dengan kuat mencengkram dunia.
Sekali lagi, ini membuat kacamata Amerika meng-confirm Indonesia memang proxy China.

Karena itu Indonesia tidak mendapat “jatah” global supply chain dan tidak mendapat jatah banyak produk dunia.  Karena itu faktanya industri Indonesia turun produksinya, juga turun ekspornya.

Mulai faham kita salah strategi?  Belum faham juga?

Misalnya kalau kita netral aja, tidak miring ke China, maka Amerika pasti memberikan “jatah” indutsri untuk dibuat di Indonesia.  Itulah strategi Malaysia, Vietnam dan terakhir Thailand.

Kalau mengikuti jejak 3 negara Asean tadi kita tahun depan gak bakal kena resesi.  Namun apa lacur, keberpihakan ke China sudah dilakukan. Maka bagi saya pasti Indonesia pasti masuk resesi sekarang karena “dimainkan”, berikutnya pasti lumayan ketat keuangandengan kecilnya pengucuran uang keluar dan bisnis di tahun depan akan tertekan .

Pesimis ya si sontoloyo ini?  Ya tidak.  Kita sudah tahu solusinya dan sudah dikerjakan.  Walau masih skala mikro.  Kalau makro indonesia kan belum jadi urusan saya.#peace

Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar