Senin, 04 November 2019

MEMECAT ORANG DARI PERUSAHAAN


Kalau misalnya anda di bisiki oleh malaikat. Bahwa di catatan “langit” anda harus sudah mendapatkan kekayaan 1 Milyar saat ini.

Maka satu hal yang ada harus pastikan adalah apakah anda punya infrastruktur turunnya uang 1 milyar tersebut?

Nggak mungkin kan. Ujug-ujug dari langit malaikat melempar sekarung uang gepokan, gedebuk!!! Jatuh di depan orang tersebut, dan kalau hal itu menimpa orang tersebut tepat di kepalanya malah dia bisa mati sebelum menikmatinya.

Ini mungkin kalimat satir. Tapi bolehlah buat di renungkan.

Sebenernya ini bukan kalimat saya, ini kalimat dari salah satu mentor saya dan mitra bisnis saya dimana saya beberapa tahun lalu saya memutuskan ingin melakukan rasionalisasi karyawan. Itu bahasa kerennya. Bahasa lugasnya adalah pengen mecat PHK karyawan.

Dalam dunia bisnis, memecat, merasionalisasi, memangkas biaya SDM, merumahkan adalah bagian dari bisnis.

Terlihat kejam? Iya begitu lah. Karena itu hukum alam. Di musim kemarau. Pohon merontokan daunnya untuk batang, dan akarnya bisa bertahan hidup. Kalau tetap mempertahankan daunnya terus menerus, maka kebutuhan air yang sedikit tidak akan cukup untuk proses fotosistesis yang akhirnya malah membuat pohonnya mati.

Demikian juga ketika anda sebagai pebisnis, menghadapi masa sulit menjalankan perusahaan. Maka menjadi pribadi flexible itu pintu pertamanya. Pebisnis merontokan daunnya baca : karyawan di lay off.

Anda sebagai pebisnis, anda akan berhadapan dengan 4 type manusia dalam organsasi anda :

Type 1 : perilakunya baik, produktifitasnya baik
Type 2 : perilakunya buruk, produktifitasnya baik
Type 3 : perilakunya baik, produktifitasnya buruk
Type 4 : perilakunya buruk , produktifitasnya buruk.

Disinilah jika :
* Musim kemarau panjang terjadi
* Bisnis mengalami kontraksi panjang
* Bergerak trendnya turun terus

Maka strategi yang dijalankan pasti rasionalisasi karyawan. Dan bagi karyawan yang di rasionalisasi mendadak, infrastruktur rezeki turun dari langit yang sudah terbentuk mendadak menjadi hilang.

ATTITUDE

Jika anda dalam posisi sebagai pemimpin, maka apa yang anda lakukan kepada type-type tersebut?

Dalam musim kemarau. Atau dalam musim panen. Tidak ada bedanya perilaku anda terhadap type karyawan tersebut. Yang ada hanya type pemimpin seperti apa anda-nya.

Sekali lagi. Tidak peduli kemarau atau panen, type karyawan tetap akan sama. Yang beda hanya type pemimpin seperti apa andanya.

Maksudnya begini.

Ketika saya di hadapkan dengan persoalan keberadaaan 4 type karyawan di atas, saya TANGAN BESI. Baca bossman sontoloyo asshole. Saya ini bukan orang baik dalam manajemen. Tidak mungkin ada 4 type di organisasi saya.

Bener! Dalam organisasi saya hanya ada 2 type. Yaitu type 1 (perilaku baik, produktifitas baik) dan type 3 (perilaku baik, produktifitas rendah).

Type 2 (perilaku buruk, produktifitas baik) sudah pasti bertahan tidak pernah lama. Paling lama 3 bulan setelah terindikasi perilaku buruk, dia lewat. Pasti PHK.

Kalau type 4, perilaku buruk dan produktifitas buruk maka saya pasti pecat 2 orang. Si type 4 tadi dan HRDnya. Pasti HRDnya nggak bisa kerja atau ada main! Kok bisa orang perilaku buruk dan produktifnya buruk bisa diterima jadi karyawan di kantor.

Bagi saya, attitude adalah segalanya. Produkfitas rendah orang yang berperilaku baik mudah di angkatnya. Mudah di ubahnya.

Dan yang jadi pertanyaan attitude seperti apa sih yang baik atau buruk itu?

Masih inget mungkin dengan tulisan tentang sekretaris di salah satu bisnis saya? Dia orangnya pelupa. Suka becanda. Nggak pernah nyatet. Berantakan filenya. Memiliki 4 anak dari 3 suami(cerai, bukan suaminya 3).

Kenapa sudah 8 tahun kerja nggak saya pecat? Dan ternyata bagi saya dia type 1. Perilaku baik, produktivitas baik.

Bingung nggak anda?Apa kategori atitude bagi saya dalam hal ini? Dia pelupa. Ngak pernah nyatet. File berantakan. Cuwawa'an di kantor. Bikin gar ger kantor terus. Bikin kantor nggak pernah sepi. Ada music lah. Suaranya cempreng. Tukang nyanyi. Buat joke tiap saat lah. Itu tingkah dia. Nggak pernah serius.
Dan apakah itu kategori plus buat saya?
Nggak juga.

Begini. Attitude yang saya lihat positif, yaitu orang yang membuat organisasi naik trendnya. Positif auranya. Riang dan ringan suasananya. Bahkan jika ada dua orang tidak saling suka, saling sikut individu (tetapi tidak menjatuhkan) tetapi TIDAK juga membuat kelompok yang saling menjatuhkan, bahkan membuat makin naik organisasinya. Penuh suasana kompetisi itu oke buat saya.

Kompetitif itu positif. saya masih anggap itu attitude positif. Saling dukung itu lebih positif lagi.

Lah, yang negative perilaku seperti apa?

Maling. Nyolong. Cheating. Pasti saya tebas. Nakal menganggu. Buat suasana kerja lesu. Ribut debat dan berfriksi. Saling menjatuhkan. Suasana tegang. Pasti saya babat penyebabnya.

Negative bagi saya adalah membawa suasana trend turun dan tidak saling dukung. Itu type kepemimpinan saya.

Ada type kepemimpinan lain yaitu pemimpin yang membuat suasana adem. Kalem. Saling dukung tapi tidak kompetitif.

Pemimpin ini juga memegang type 1 dan type 3. Hanya suasana kantor lebih terkendali. Tertib. Rapih. Dan saya bukan type ini. Saya bisa chaoitic. Bisa berantakan. Selama kompetitif dan fun, itu yang saya bangun. Bagi saya type adem itu membosankan. Tertib itu 'kering' buat saya. Saya suka ketidak teraturan. Flexible dan bergerak dinamis. Sama seperti karakter saya.

Sementara yang terakhir adalah pemimpin bergaya spiritual. Suasana tidak di aturnya. Yang penting karyawan type 1 dan type 3 juga. Hanya di masa kemarau panjang, pemimpin bergaya spiritual tidak akan mem-PHK karyawan.

D musim paceklik, dia akan terus pertahankan ratusan karyawannya. Bahkan jika karyawannya type 3 semua pun akan dia pertahankan. Selama attitudenya baik.

Karena prinsip pemimpin bergaya spiritual ini adalah, selama attitude baik, maka semesta akan mendukung. Dan tak lama lagi pasti akan ada solusi rezeki, organisasi jalan bagus lagi.

Organsiasi di bawah pemimpin bergaya spiritual ini sering sekali dapat factor X. Nggak pernah di duga. Selalu beruntung. Cerita lengkapnya pernah saya tulis dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya. Tentang pemimpin ala spiritual ini.

Inti tulisan ini adalah : ternyata tidak ada tempat buat "bad attitude”. Maaf ya

Penulis : Mardigu Wowiek Prasantyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar