Selasa, 05 April 2016

Tips u/ Tetap Rileks ketika Menganalisis

By Teguh Hidayat

Seseorang pernah mengatakan, ‘Ketika kamu senang dengan pekerjaanmu, maka setiap hari adalah hari libur.’ Jadi jika pekerjaan anda adalah berinvestasi di pasar saham (baca: menganalisis), dan anda menyukai pekerjaan tersebut, maka anda sejatinya tidak pernah bekerja barang sedetik pun. Namun inilah kenyataannya: Jika pasar sedang bersahabat dan saham-saham sedang naik, maka pekerjaan menganalisis akan tampak menyenangkan bagi investor manapun. Tapi bagaimana kalau gilirannya saham anda turun? Apakah anda masih bisa menata portofolio anda dengan perasaan riang gembira, atau minimal tidak menggerutu?

Padahal investor manapun di dunia ini, mau dia sehebat Warren Buffett sekalipun, maka selain memperoleh profit, dia pasti pernah rugi juga. Dan problemnya bukan terletak di rugi tersebut, melainkan bagaimana caranya agar ia bisa menjaga mood-nya untuk tetap mengerjakan analisis dll dengan happy, dan bukannya down karena terpengaruh oleh kerugian yang dialami.

Sebab jika anda sampai down hanya karena mengalami rugi, maka anda tidak akan bisa menganalisa lagi dengan baik, pokoknya saham/IHSG keliatan suram aja gitu! Contoh paling mudah, pada akhir tahun 2015 kemarin, IHSG ditutup turun 12.1% sepanjang tahun tersebut, dan sudah tentu ada banya investor yang mengalami kerugian lebih besar lagi. However, berdasarkan analisis-analisis yang logis, sejak Desember lalu penulis sudah mengatakan bahwa untuk tahun 2016 ini, IHSG berpeluang untuk naik. Namun beberapa teman tidak percaya akan hal tersebut (bahwa pasar akan naik), hanya karena mereka melihat bahwa tahun 2015 tampak suram (jadi bukan berdasarkan analisis tertentu), dan mungkin juga karena mereka sudah menderita kerugian, sehingga jangankan mikir bakal untung di tahun 2016 ini, untuk bisa balik lagi ke modal awal saja, itu sangat sulit! Anda bisa baca lagi artikelnya disini, dan disini, coba baca juga komentar-komentarnya.

Sementara untuk contoh yang lebih ekstrim, jika seseorang mengatakan bahwa pada awal tahun 2009 lalu bahwa IHSG akan naik banyak di tahun tersebut, maka dia mungkin akan dicaci maki, atau bahkan dianggap gila, tak peduli meski ia mengatakan hal tersebut (bahwa IHSG akan naik) berdasarkan analisis yang logis, karena ketika itu orang-orang masih trauma dengan anjloknya pasar di tahun 2008.

Tapi nyatanya IHSG justru naik 87.0% sepanjang tahun 2009, yang menjadi kenaikan terbesar sepanjang sejarah!

Nah, jadi dalam hal ini penulis mengajak anda untuk fokus pada pertanyaan berikut: Bagaimana caranya agar kita bisa tetap menganalisis/berinvestasi dengan perasaan senang dan riang gembira, atau minimal mental kita tidak down, ketika kita dalam posisi rugi? Karena hanya dengan cara itulah kita akan tetap bisa mengerjakan analisis dengan kepala dingin, dan anda mungkin justru akan menemukan peluang emas dibalik penurunan saham yang anda pegang/IHSG (dan memang biasanya peluang untuk membeli saham-saham pada harga diskon baru akan muncul justru setelah pasar mengalami crash atau semacamnya). Sementara jika anda sudah baper duluan hanya karena gak kuat liat warna merah di monitor, maka jangankan menganalisis dengan baik, anda tidurpun sudah gak bisa nyenyak lagi.

Dan inilah yang penulis lakukan, boleh anda catat: Di ruang kerja penulis di rumah, selain meja dan kursi lengkap dengan sebuah laptop diatasnya, juga terdapat televisi ultra HD 42 inch, sound system home theater, DVD player, dan console Xbox. Lalu ada dua buah barbel masing-masing 6 kilogram untuk olahraga ringan, pewangi ruangan aromatherapy, dan kulkas kecil berisi minuman ringan, coklat, es krim, dan buah-buahan. Dan satu lagi, ketika ngutak ngatik porto dirumah, penulis biasanya cuma pake kaos dan celana pendek doang, yang nyaman untuk dikenakan.

Nah, setiap kali penulis capek atau mulai bingung/gak connect ketika membaca-baca annual letter dll, maka saya beristirahat dengan cara nonton film DVD (sekarang ini lagi seneng serial Sherlock, diperankan oleh Benedict Cumberbatch), main Pro Evolution Soccer di Xboxmelakukan peregangan dan berolahraga ringan, atau dancing sendirian sambil mendengarkan lagu-lagu yang ceria dan membawa semangat. Barulah setelah itu penulis akan kembali mood, dan bisa melanjutkan pekerjaan menganalisis dengan baik, tanpa perasaan bete atau semacamnya.

Sementara kalau pasar lagi jeblok dan mau tidak mau psikologis penulis jadi tertekan, misalnya pada Agustus – September 2015 lalu ketika pasar dilanda panic selling, maka penulis sengaja beli coklat dan es krim yang banyak lalu disimpan di kulkas, untuk kemudian dimakan. I don’t know with you guys, namun kalau bagi penulis sendiri, makan cemilan yang manis-manis terbukti bikin feeling lebih nyaman (meski bikin gendut juga sih, tapi bisa diimbangi dengan olahraga), dan itu pada akhirnya membantu penulis mengerjakan analisis dengan baik, dan mengeksekusi jual beli saham berdasarkan analisis tersebut dengan sama baiknya. Terus terang, pada Agustus lalu ketika IHSG sudah dibawah 4,500, posisi penulis adalah diluar/pegang cash cukup besar, dan logika analisis-nya adalah bahwa saya harus belanja sekarang juga! Mumpung saham-saham lagi murah-murahnya!

Tapi tentu saja, tidak segampang itu untuk belanja ketika hampir semua orang berteriak bahwa akan terjadi krisis bla bla bla, apalagi ketika itu sudah ada beberapa saham penulis yang dalam posisi nyangkut, karena posisi kita gak 100% cash (salah satunya PP Properti, yang sudah dibeli di harga 173, tapi kemudian jeblok ke 127, sebelum baru kemudian naik lagi). However, setelah menghabiskan entah berapa stik es krim magnum, dan entah sekian bungkus coklat Silver Queen, penulis akhirnya mampu untuk tetapberpikir jernih, dan kita sukses belanja banyak pada bulan Agustus tersebut.

Nah, sekarang bayangkan jika kondisinya sebaliknya: Anda bekerja dalam ruangan sempit yang gak ada apapun kecuali meja dengan komputer diatasnya (terkadang dengan dua atau bahkan tiga monitor.. buat apa coba?), anda tidak bisa mendengarkan musik apalagi sampai joget-joget gak jelas, gak ada makanan atau cemilan, dan anda pake kemeja rapih dan dasi yang mungkin terasa sempit di pinggang dan leher! Lah, kalo gitu caranya maka gimana anda nggak stress dan panik ketika pasar turun???

Tapi nyatanya kalau penulis main ke kantor-kantor sekuritas, maka seperti itulah suasana kerja disitu, dimana setiap orang memasang wajah serius dan pandangan mereka selalu tajam mengarah ke monitor, sementara telinga juga harus stand by mendengarkan pemberitaan dari Bloomberg TV dan semacamnya.

Padahal kalau anda nonton film ‘The Big Short’ (kalau anda belum nonton, nonton dulu sana), maka tokoh utama di film tersebut, yakni seorang hedge fund manager bernama Michael Burry(diperankan oleh Christian Bale), di ruang kerjanya dia cuma pake kaos oblong dan celana pendek. Dan alih-alih menganalisis dengan serius, ia malah menyetel lagu rock keras-keras seharian sambil berpura-pura menabuh drum di kursi tempat ia duduk, atau berdiri kemudian berjoget dan nyanyi-nyanyi gak jelas mengikuti irama lagu. Hasilnya? Ia mampu melewati tekanan ketika pasar terus saja naik sepanjang tahun 2007 dan awal 2008, dan ia kemudian profit besar dari posisi shortyang ia ambil, ketika pasar akhirnya jatuh pada pertengahan 2008, sesuai yang ia prediksi sebelumnya.



Nah! Jadi balik lagi ke pertanyaan diatas: Bagaimana caranya agar kita bisa tetap menganalisis/berinvestasi dengan perasaan senang dan riang gembira, atau minimal mental kita tidak down, ketika kita dalam posisi rugi? Maka jawabannya adalah dengan menyetel lagi yang ceria, berdiri dari tempat duduk anda, lalu mulailah dancing! Tapi kalau anda kurang suka mendengarkan musik, maka lakukan saja apapun yang anda sukai, atau makanlah sesuatu yang anda sukai (penulis suka coklat, tapi anda mungkin lebih suka kerupuk, misalnya) agar pikiran anda menjadi fresh kembali. Warren Buffett sendiri mengatakan bahwa ia menghabiskan sepuluh jam setiap minggunya untuk bermain permainan kesukaannya, yakni bridge. Apakah bermain bridge itu merupakan bagian dari pekerjaan analisis? Tentu saja tidak, tapi itu mampu membantu Buffett untuk kembali santai setelah sebelumnya pusing ngeliat-liat laporan keuangan dll.

Dan actually, tidak hanya dalam posisi nyangkut atau rugi, tapi dalam posisi profit pun anda harus menjaga agar diri anda tetap santai dan happy, entah itu dengan mendengarkan musik atau lainnya, dan hanya dengan cara itulah maka anda sebagai investor akan ‘libur’ terus sepanjang tahun, karena ‘menganalisa saham’ sudah menjadi pekerjaan yang anda sukai dan anda nikmati, tak peduli dalam kondisi pasar naik atau turun. Trust me, bahkan kalau anda sama sekali tidak suka membaca data ekonomi dll sebelumnya, maka dengan menerapkan tips ini, pekerjaan analisa tersebut akan menjadi menyenangkan dengan sendirinya, silahkan coba sendiri.

Nah, sebagai penutup, sekarang anda buka Youtube, lalu setel lagu ‘Better When I’m Dancing’ oleh Meghan Trainor. So ladies and gentlemen, please stand up, and start dancing!

Info Investor: Buletin Analisis IHSG & Rekomendasi Saham Bulanan edisi April 2016 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini, gratis konsultasi portofolio untuk member.

Mau tau lebih banyak tentang tips dan cara untuk menjadi 'investor yang santai & kalem'? Anda bisa baca buku The Calm Investor karya penulis, keterangan selengkapnyaklik disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar