Rabu, 21 Desember 2016

Konflik Rusia - Turki, Harga Emas dan Nilai Tukar Rupiah, dan Pengaruhnya Terhadap Market

Sebelum Anda membaca kopisore hari ini sampai selesai, dan sebelum saya bercerita banyak hal tentang konflik politik Rusia - Turki, pergerakan harga emas dan juga fluktuasi nilai tukar rupiah... saya ingin bersyukur buat hari ini.

Meski ada lakukan proteksi untuk saham BMTR dan WSKT, sekitar 4%, kita boleh bersyukur beberapa saham di Premium Hot List & Telegram Channel seperti saham BJBR dan SMMT sudah mulai berbunga dan berbuah 65 % hingga 85 % sejak awal direkomendasikan. Saya pribadi masih hold BJBR dengan floating profit 85 %. Enjoy profit & limit loses :) let your profit doubled & tripled by limiting loses soon.

Key Action Strategies selengkapnya bisa Anda dapatkan dibit.ly/premiumaccess

Menjelang akhir tahun tak hanya pasar saham yang mulai sepi tapi juga sentimen penggerak pasar, hari ini perdagangan saham masih ditutup melemah.

Dengan pelemahan sebesar 0,57% atau 29 point pada level 5162 IHSG bergerak mixed cenderung melemah sejak dibuka pagi hari tadi.

Saya lihat, IHSG masih akan menguji supportnya di 5150. Pidato Janet Yellen, keputusan dari Bank of Japan (BOJ), sebelumnya sempat terjadi konflik antara Cina dan Amerika, kemudian ditambah lagi dengan adanya konflik yang terjadi antara Rusia dan Turki kembali menggoncang kestabilan politik global.

Apakah hal ini akan memberikan tekanan lebih lanjut terhadap IHSG? Berikut ulasannya:

1. Konflik global berlanjut

Terbunuhnya Andrey Karlov, utusan Rusia di Turki membuat ekonomi global kembali dilanda goncangan.

Konflik global kali ini datang dari Turki setelah sebelumnya sempat terjadi konflik antara Cina dan Amerika. Kali ini tragedi terjadi di Turki dengan terbunuhnya Andrey Karlov.

Kejadian ini terjadi saat Karlov berkunjung ke Turki untuk pameran seni, sehari sebelum menteri luar negeri Turki Cavusoglu berangkat ke Rusia untuk membahas krisis Rusia.

Turki mengatakan bahwa ini merupakan tindak provokasi dan kedua negara tahu tujuan dibalik serangan itu.

Lalu, apakah hal itu akan berdampak terhadap IHSG?

Kejadian tersebut lebih merupakan tantangan bagi Indonesia melihat banyaknya konflik global yang terjadi, dan sedikit banyak juga memberi pengaruh bagi IHSG oleh efek ketidakstabilan politik, ditambah lagi akan panasnya suhu politik di Indonesia terkait pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Hal ini dapat mengakibatkan koreksi lebih dalam apabila tidak ada sentimen domestik yang menopang kenaikan IHSG

2. Dollar kembali menyentuh level tertingginya

Pada penutupan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah 49 poin atau 0,37% ke posisi Rp13.438 per dollar Amerika setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.382 - Rp13.442 , padahal pagi sebelumnya rupiah sempat menguat 28 poin atau 0,21% ke level Rp13.367 per dolar Amerika.

Apa yang menyebabkan rupiah kembali tertekan? 

Salah satu penyebabnya ialah komentar Janet Yellen pada dini hari tadi, yang optimis terhadap pertumbuhan pasar tenaga kerja Amerika.

Penguatan dollar Amerika juga didorong oleh pelemahan mata uang Jepang, Yen, setelah Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan target suku bunga minus 0,1% terhadap sejumlah cadangan bank (bank reserves) serta imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun di kisaran 0%.

3. Sempat rebound, emas kembali turun

Harga emas pada perdagangan Senin lalu sempat mengalami kenaikan, karena reaksi para investor terhadap dollar yang mulai melemah setelah aksi taking profit. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 5,3 dolar AS, atau 0,47 persen, menjadi menetap di 1.142,70 dolar AS per ounce. Saat ini, emas mulai mengalami kenaikan-kenaikan kecil setelah sebelumnya sempat turun tajam mengingat adanya kenaikan Fed Fund Rate. Namun, Hingga siang ini harga emas masih mengalami penurunan 6,50 poin ke level US$ 1,136.20 per ounce.

4. Fluktuasi harga CPO

Sementara itu di sektor komoditas, harga CPO turut mengalami koreksi setelah sebelumnya naik tajam dan melemah 0,83% atau 26 poin ke level 3116 ringgit per ton.

Hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan pajak di Malaysia yang berdampak pada terbatasnya permintaan akan minyak sawit.

Pajak ekspor minyak sawit mentah Malaysia untuk Januari dinaikkan menjadi 7%. Di sisi lain, berdasarkan data Intertek, ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang 1-15 Desember turun 7,6% (m-o-m) ke 481.349 ton.

Saham BWPT yang sudah menanjak beberapa hari yang lalu untuk jangka pendek mulai rawan profit taking. Strategi selengkapnya saya ulas melalui Premium Access dibit.ly/premiumaccess.

Bagaimana dengan perdagangan esok ? Apa peluang buat esok hari ? 

Simak di kopipagi 21 Desember 2016.

Salam Profit,
@pakarsaham
CEO Ellen May Institute
PS : Mau tau saham ajaib untuk Januari 2016 ?

Simak December Premium Insight video dan Video Webinar Santa Claus Rally yang sangat sarat dengan ilmu dibit.ly/premiumaccess

Jika Anda belum menjadi member segera daftar dibit.ly/daftarpremiumaccess dan manfaatkan promo akhir tahun sebelum terlambat !
Solo, 57129, Surakarta, Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar