Uang Mengalir pada tempat yang paling menguntungkan ( Profit is Queen, Cash Flow is King )
Rabu, 23 November 2022
Omongin soal Jokowi dan Tikus.
Cerpen Kehidupan
Untuk Cinta
by Erizeli Jeli Bandaro
Saya punya teman lama. Kalau ada waktu senggang kumpul. Kadang kalau bertemu, banyak hal yang ringan kami bicarakan. Semuanya mengalir begitu saja. Bicara tentang politik, ekonomi, budaya, apa saja. “ Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah saya tetap sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah saya tutup rapat, namun tikus itu tetap masuk rumah. Mikirin tikus sama jijiknya dengan mikirin mental koruptor " Katanya.
Amel bisa jadi benar. Tidak berlebihan menyamakan koruptor dengan Tikus. Walau bentuk berbeda, secara biologis sama. Sama sama makhlulk mamalia. Itu sebab berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia.
Ada tiga hal yang membuat tikus sama buruknya dengan koruptor. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Pemikiran korup cepat sekali berkembang dalam sistem yang kotor.
Kedua, Tikus, tak suka berproduksi yang bermanfaat, seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Bahkan mampu melakukan kanibalisme. Sama seperti mental korup. Ia tidak pernah puas berapapun harta yang dia dapat. Selalu berusaha dapatkan uang korup dalam skala kecil maupun besar. Tidak ada satia kawan. Sesama kawanpun mereka saling makan.
Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus. Sama halnya dengan koruptor. Dia merusak tatanan budaya cinta kasih, dan gotong royong. Bahkan rumah tangga jadi neraka karena mental korup. Doyan selingkuh. Istri selingkuh, suami juga selingkuh, anak anak terjerat pergaulan bebas. Terjebak narkoba.
Tidak mudah menghabis tikus. Mengapa ? karena tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka. Koruptor adalah orang yang IQ nya tinggi. Walau ada Jaksa, KPK, Polisi dan segudang aturan menghalangi, mereka tetap lebih cerdah berkelit..
Namun demikian Tikus termasuk hewan yang pemalu dan penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah.
Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati.
Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Harus dimulai dari pemimpinnya terlebih dahulu. Jokowi membuktikan dirinya dan keluarganya jauh dari KKN. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.
Tak berapa lama datang Rendi. Dia ponakan konglomerat. Ikut gabung di Table kami.“ Bro, saya engga ngerti mengapa orang hebat seperti Rizal Ramli, dll tidak didengar oleh pemerintah, terutama menteri keuangan. “ kata Randi kemudian setelah pesan minum.
“ Siapa bilang engga didengar? Didengarlah ” kata saya.
“ Tapi faktanya sejak Jokowi jadi presiden periode pertama sampai sekarang, pertumbuhan engga pernah diatas 6%. Padahal growth yang layak bagi negera yang keseimbangan primernya negatif ya harusnya 7 %. Ada 13 indikator terkait janji presiden semua merah. Apanya yang hebat “ kata Randi lagi. Amel menyimak saja
“ Situasi berbeda. Sejak tahun 2008 memang dunia memasuki krisis bersekala global. Dalam situasi krisis data statistik engga pernah berpihak kepada pemerintah. Wajar saja. “ Kata saya santai.
“ Jadi apa hebatnya kalau nyatanya pertumbuhan itu dibiayai dari hutang. Liatlah rasio hutang mendekati limit yang ditetapkan UU. Ini udah lampu kuning bro” Randi mulai menampakan rasa kawatirnya.
“ Ya hutang itu juga prestasi. Bayangin aja. Di tengah krisis masih ada yang percaya beri hutang. Bahkan orang antusias beli SBN kita di market. Karena itu kita masih bisa growth walau memang tidak tingggi. Bandara dan jalan toll masih padat. Pulang kantor masih macet. Ya sukuri ajalah “
“ Seharusnya orang seperti Rizal Ramli itu jadi menteri” Kata Randi.
“ Duh kalau skill dan keahlian keilmuan jadi patokan hebat mengurus dan keluar dari krisis Ekonomi. Kenapa AS atau Malaysia engga hired aja Rizal Ramli jadi menteri. AS itu pusatnya ilmu pengetahuan bidang financial dan ekonomi. Lah mereka aja susah sekarang. Jadi pokok persoalannya bukan pada kebijakan tetapi …”
“ Tatapi apa ?
“ Rendahnya kreatifitas produksi. Mengapa ? Karena orang pintar lebih banyak omong. Orang muda lebih banyak bermimpi kaya lewat digital dan bursa. Orang kaya lebih banyak nabung deposito. Pejabat dan poltisi engga berhenti korup. Orang bodoh banyak yang dungu. Ya itu soal mindset bangsa yang sulit mandiri. Bukan hanya di Indonesia, di AS dan Eropa juga begitu. Itulah yang harus diubah. Dan kembali kepada diri kita sendiri. “ Kata saya.
“ Tetapi tulisan kamu di blog kritis sekali” Randi mencoba ingin tahu jalan pikiran saya dan dimana saya berpihak. Kemudian Lana datang, Maka lengkaplah teman kami untuk santai di cafe di kawasan Sudirman.
“ Saya hidup mandiri. Tidak ikut partai dan tidak aktif di ormas apapun. Engga juga bisnis rente. Engga numpang makan dari sosial media. Apa urusan saya dengan politik. Kalau Jokowi bagus ya saya dukung. Kalau salah ya saya kritisi. Focus saya tetap aja memperbaiki diri sendiri. Karena kalau Jokowi sukses, yang makmur dulu ring kekuasaanya. Teman temannya. Partainya. Kita? Belum tentu. Tergantung Effort kita hebat engga. Kalau engga ya, tetap aja bokek” Kata saya.
“ Saya rasa Jokowi engga paham apa yang dikerjakannya. “ Kata Lana yang membuat saya terkejut.
“ Apa engga kebalik. Pembantunya yang engga ngerti. “ Kata saya.
“ Loh pembantunya hebat hebat semua. “ Lana meyakinkan.
“ Kalau hebat, ngerti dong apa yang diinginkan Jokowi? lah saya aja rakyat jelantah paham kok apa yang dimaksud Jokowi. Paham bahwa dia sangat ngerti apa yang diinginkan rakyat. Kok pembantunya engga paham.” Kata saya.
“ Kamu terlalu memuja jokowi. Tuh liah proyek B2B itu semua hancur “ Kata Randi menyeringai.
“ Dari awal proyek B2B infrastruktur itu diadakan karena APBN kita mengalami defisit primer. Artinya pendapatan dikurangi biaya rutin negatif, engga ada lagi untuk bayar utang dan bunga. Itu warisan yang dia terima dari SBY awal berkuasa. Dia perintahkan Menteri untuk tetap jalankan proyek infrastruktur lewat B2B. Kemudian agar layak B2B itu, dia sediakan ruang fiskal untuk dana VGF. Itu dia dapat dari menghapus subsidi BBM. Itu bukan kebijakan menteri. Itu kebijakan politik Jokowi. Kan jenius untuk ukuran presiden.
Tetapi dalam pelaksanaannya, para menteri bersama direksi BUMN ciptakan skema yang akhirnya memaksa APBN bailout lewat PMN. Akibatnya defisit APBN semakin besar tentu hutang semakin besar. Itu sebabnya dia panggil semua direksi BUMN ke istana. Dipublikasikan. Biar rakyat tahu. Kalau kamu paham budaya jawa, cara bicara Jokowi itu sudah bisa masuk marah besar. Kalau punya rasa malu, engga bisa lagi ketawa atau ngiklan BUMN lakukan revolusi akhlak. Yang pantas itu mundur aja. Pintar sih boleh mereka. Tetapi engga ada rasa malu, alias muka tembok.
Soal proyek diluar B2B, yang murni APBN. Semua selesai tampa mangkrat. Proyek kementerian, seperti bangun bendungan, irigasi, estate food, fasilitas landasan pacu bandara, perluasan dermaga, pengadaan logistik, jalan trans papua, kalimantan, trans sumatera. Liat aja. Semua selesai dan mulus. Itu artinya pengawasan belanja APBN efektif sekali. Bahkan program COVID kita termasuk 5 terbaik di dunia. Tetapi proyek B2B memang Jokowi dibatasi oleh UU PT. Sulit dia mengintervensi. Baru dia tahu setelah ada masalah.
Seharusnya itu masuk ranah hukum. Tugas KPK dan BPK menindak. Tetapi semua diam. Sama halnya bancakan subsidi pupuk oleh pemda. UU otonomi membuat pemda jadi raja kecil. Mau gimana lagi. Sistemnya memang brengsek.” Kata saya.
“ Tetapi bro, tax ratio kita masih rendah. Seharusnya menteri itu kerja dapatkan pajak, bukan cari utang. Paham engga Jokowi itu. Pecat aja menteri keuangan” Kata Lana
“ Duh, kamu itu seperti engga paham saja. 80% pendapatan negara dari pajak korporat. Kamu kan kerja di Bank. Tahu dong. Apa ada korporat itu engga nyantol ke Partai? mau keras gimana dengan korporat? Pemegang saham negeri ini partai, presiden cuman pelaksana doang. “ Kata saya, senyum saja.
" The fed sejak november lalu sudah lakukan Tapering off di market. Quota tapering sebesar USD 120 miliar atau USD 15 miliar setiap bulan.Itu akan berlangsung 8 bulan. Kalau dilihat dari indikator ekonomi. Kebijakan itu lebih kepada situasional. Mengapa ? " Tanya Randi mengalihkan pembicaraan lebih berbobot. Lebih terkait dengan bisnis kami.
" inflasi sedang tinggi tingginya akibat kurangnya supply chain global oleh China dan krisis energi. Amerika benar benar suffering. Ya Tapering off, itu langkah yang harus diambil. Namun yang dikawatirkan kalau dampak dari tapering off itu meluas. Maklum duitnya kan dari cetak (QE). Mau engga mau terjadilah Taper tantrum. Orang akan panik.
" Apa dampaknya terhadap Indonesia? Tanya Amel.
"Walau pengamat ekonomi perbankan, cenderung menyikapi optimis bahwa indonesia bisa mengatasinya. Namun itu tidak tepat 100%. Mengapa. 23% dari total SBN kita dikuasai asing. Mereka pasti akan pindahkan uangnya ke tempat aman. Dampaknya terjadi pelepasan SBN di market. Jangankan 23%, 5 % sajak terjadi aksi jual, dampaknya pasti significant. Ini akan menjatuhkan value SBN. Ujungnya pasti rupiah akan mengalami tekanan. Walau devisa kita besar namun tidak akan cukup kuat menghadangnya. Maklum sebagian besar devisa bersifat pinjaman."
" Kan BI bisa naikan suku bunga acuan" Kata Lana yang memang banker.
" Bisa saja BI menaikan suku bunga acuan guna meredam capital outflow, tetapi juga engga mudah. Walau masih ada ruang untuk bermain di moneter karena suku bunga acuan masih tergolong rendah dan inflasi juga rendah, namun fundamental ekonomi kita yang masih bergantung kepada hutang, itu akan sangat serius dampaknya. Saya setuju dengan sikap Srimulyani dengan kebijakan APBN tahun 2021 bersifat flexible. Artinya, kalau memang terjadi tantrum, ya kita koreksi APBN. Kencangkan ikat pinggang. "
" Terus solusinya apa ? tanya Randi.
" Saran saya agar INA atau Indonesia Investment Authority atau Lembaga Pengelola Investasi harus berperan besar mengatasi capital outflow ini. Anda dapat modal Rp. 60 triliun dari negara. Cobalah kerja yang benar. Buktikan Rp 60 triliun itu bisa di-leverage 10 kali aja. Itu sudah aman APBN kita. Jangan lagi uang sebesar itu dipakai untuk belanja doang tanpa ada kemampuan leverage. Bisa habis negara ini kalau diurus sama orang bermental belanja. Kepada BUMN karya percepatlah proses divestasi. Jangan lagi minta PMN untuk atasi hutang. Kapan lagi mau sadar. Apa perlu negara ini dinyatakan gagal baru sadar. ?
Terakhir, Pemda jangan lagi numpukin uang di bank. Percepat belanja APBN agar ekonomi bergerak dan pertumbuhan terjadi. Kalau engga juga berubah, yakinlah tahun depan APBD akan dikoreksi. Pasti APBD akan dipenggal. Kalian akan keselek bakiak. Mau?. Jadi jangan lagi berlagak kaya, dan kalian bisa semaunya. Mari hidupkan sense of crisis. Bantu presiden mengatasi masalah ini bersama sama." Kata saya berusaha bijak.
“ Ya. Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup kita manusia normal. Tikus itu ada di tengah tengah kita dan makan apa saja. Terus mengerat tiada henti. Meskipun bagi sementara orang, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir. “ Kata Amel bersatire. Kami semua tertawa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar