Uang Mengalir pada tempat yang paling menguntungkan ( Profit is Queen, Cash Flow is King )
Sabtu, 03 Desember 2022
Utang Luar negeri China?
Menurut laporan World Bank, Utang luar negeri China per 2019. Tercatat, totalnya tembus US$2,1 triliun. Itu sama saja dengan 9 dari total utang Indonesia. Dengan total utang sebesar itu, menempatkan China sebagai negara pengutang terbesar di dunia untuk katagori negara kelas menengah. Tetapi harus dicatat bahwa itu bukan utang pemerintah. Bukan utang pemerintah kepada lembaga multilateral. Tetapi utang swasta kepada lembaga keuangan kelas dunia. Pertanyaannya adalah mengapa utang luar negeri begitu besar, bahkan lebih besar dari utang pemerintah? Baik saya jelaskan secara sederhana.
Ada ketentuan China bahwa PMA tidak boleh menarik laba atau membawa keluar sebelum pulang modal. Walau 1 % saham Asing, itu sudah dianggap PMA. Semetara bila swasta berutang kepada asing harus dapat izin dari Komite hutang luar negeri dari Partai Komunis China (PKC). Syarat utang luar negeri adalah pembayaran hutang kepada kreditur harus dilakukan minimal pada tahun ke 5 setelah beroperasi. Dan tidak boleh dalam kondisi negatif cash flow. Apa artinya? baik skema direct investmet (PMA) maupun utang, harus mengamankan pertumbuhan dalam negeri. Artinya tetap mengutamakan kepentingan demostik.
Bagaimana kalau sampai swasta default atau gagal bayar utang. Selagi proyeknya ada dan berjalan. Negara tawarkan pilihan kepada kreditur melalui restruktur utang. Debt to equity SWAP. Hutang ditukar dengan saham. Otomatis jadi PMA. Kalau asing tidak mau . Maka opsi kedua adalah haircut hutang melalui bailout yang dilakukan BUMN China. Apa artinya. Kalau opsi pertama, jadi PMA, maka harus mau bayar pajak lebih tinggi dari swasta. Opsi kedua, ya BUMN China bailout utang itu. BUMN China dapat asset murah dan SDM yang sudah established. Apapun opsi tetap saja China yang untung,
Sejak COVID19, banyak swasta default surat utang. BUMN China seperti CIC, CDB dan lain lain, panen aset murah. Kelak kalau sampai dua tahun pandemi tidak juga rampung. Kemungkinan semua utang di-bailout oleh BUMN China. Praktis semua aset konglomerat China jadi milik negara ( BUMN China). Darimana China dapat uang? Ya cetak uang. Apa mau asing terima Yuan? Ya China tidak mengenal mata uang asing. Apapun berkaitan dega bisnis harus mata uang China. Itu sudah diketahui asing dari awal. Mereka tahu resikonya.
Kalau karena itu mata uang Yuan melemah gimana? ya baguslah. Harga komoditas ekpor China semakin kompetitip. Apalagi untuk produksi mereka engga butuh banyak impor. 90% mereka punya supply chain sendiri yang hebat. Bahkan dunia industri tergantung supply chain dari China. Smart system. Lagi lagi sistem kapitalis dibegoin sama China
by Erizeli Jeli Bandaro
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar