Brexit: June 23, 2016

Hampir seluruh bursa global ditutup menguat. Namun pada perdagangan Jumat 17 Juni 2016, indeks Dow Jones ditutup melemah 57.94 poin ke level 17,675.16 atau turun -0.33%. Indeks Eropa EURO Stoxx50 ditutup menguat +1.06% Indeks China Shanghai ditutup menguat +0.43% Indeks Jepang Nikkei225 ditutup menguat +1.07% Indeks HongKong Hang Seng ditutup menguat +0.66%. Rencananya pengambilan suara mengenai 'Brexit' akan diadakan tanggal 23 Juni 2016. Yang berhak untuk memberikan suara adalah seluruh warga negara Inggris dan Irlandia yang sudah berumur 18 tahun keatas. Brexit merupakan singkatan dari British Exit Uni Eropa (rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa). Mengapa keputusan dari satu negara bisa memberikan dampak yang sangat besar untuk ekonomi Global ? Hal ini disebabkan karena pasar global sangat terhubung atau memiliki korelasi satu sama lain. Selain itu isu 'Brexit' ini timbul dimana ekonomi global sudah lama berada di masa resesinya yang menyebabkan bank-bank sentral di seluruh dunia hampir kehabisan solusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Biasanya jika terjadi perlambatan ekonomi, bank sentral membuat beberapa kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti, penurunan suku bunga, dll. Pada kenyataannya suku bunga acuan secara global telah menyentuh rekor titik terendahnya dan ada beberapa negara yang menggunakan suku bunga negatif. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, BI tidak melihat adanya dampak besar dari isu 'Brexit' di bursa Indonesia. Namun begitu BI tetap terus memantau kondisi bursa di Eropa. The Feds tidak jadi menaikkan suku bunga acuan Amerika di bulan Juni, namun tetap mengindikasikan ada rencana untuk kenaikan suku bunga 'Fed Rates' sebanyak dua kali dalam tahun ini. Selain itu the Feds juga menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi di 2016 dan 2017, IHSG pada Jumat minggu lalu ditutup di 4,835.14 menguat 20.75 poin (+0.43%). Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam range 4800-4885. Penurunan suku bunga BI di luar perkiraan pasar, yang diprediksi tetap di level 6,75%. BI menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit 2016 dari 11-13% menjadi 10-12%. Menurut BI, penurunan proyeksi ini setelah menimbang data pertumbuhan kredit di April yang hanya 8%, sedangkan di Maret sebesar 8.7%. Oleh karena itu BI, mencoba berbagai cara untuk mendorong pertumbuhan kredit salah satunya dengan menaikkan rasio LTV untuk KPR dan menaikkan batas bawah LFR dari 78% menjadi 80% dengan batas atas tetap. Dengan penaikan LTV, maka uang muka yang perlu dibayarkan untuk KPR hanya 15%. Hal ini merupakan sentimen positif bagi sektor properti. Beberapa saham property yang layak dicermati antara lain grup Ciputra yang akan melakukan merger, BSDE, PWON, SMRA, dan ASRI. Saya pribadi mengoleksi CTRP dan ASRI yang masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan. ASRI uji resisten di area 420, jika breakout dalam jangka pendek berpotensi menuju ke 470 dan dalam jangka menengah target di 530-550. BSDE, breakout sekitar 1900 target 1 di 1980, target kedua di 2100. Jika ada ayunan harga mendekati 900, manfaatkan untuk buy on weakness. Batasi risiko jika harga bergerak di bawah 1900. CTRP uji resisten 675, jika breakout akan melanjutkan kenaikannya ke 800. Hold jika Anda sudah punya. Jika ada ayunan harga mendekati 600-550, manfaatkan untuk buy on weakness, batasi risiko jika harga turun di bawah 550. CTRP mencatat marketing sales sebesar Rp 313 M dan akan membagikan dividen Rp 4 per lembar saham dengan cum date pada 22 Juni. Semoga #kopipagi 20 Juni 2016 bermanfaat buat Anda ! Dapatkan update saham selengkapnya melalui Ebook bit.ly/loginjuni2016 Salam profit, Ellen May Twitter & snapchat : @pakarsaham NB : Sudah mendapatkan banyak sekali manfaat dari #kopipagi dan ebook ? Be a super performance trader dengan mengikuti pelatihan oleh Ellen May. Daftarkan diri Anda dalam waiting list pelatihan kami, sudah ratusan orang mendaftar dan pastikan Anda mendapatkan prioritas ketika pendaftaran dimulai. Hubungi 082327229009 / info@ellen-may.com Disclaimer : #kopipagi bersifat sebagai informasi, bukan sebagai perintah atau larangan untuk beli dan jual. Risiko dan keuntungan dalam berinvestasi menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar.

Solo, 57129, Surakarta, Indonesia