Bagaimana dengan perdagangan saham hari ini?
Bursa Amerika pada Jumat lalu bergerak mixed. Indeks Dow Jones ditutup 18,145.71 atau melemah 16.64 poin (-0.09%) . Pelaku pasar sulit mengabaikan dollar yang sedang menguat dalam tujuh bulan terakhir.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5,409.24 atau menguat 0.10%. Hal ini disebabkan, para investor mulai memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. AS akan merilis data awal pertumbuhan kuartal ketiga di pekan ini, mengenai indikasi baru apakah suku bunga bisa naik di bulan Desember.
Amerika akan merilis data awal PDB kuartal ketiga pada hari Jumat, diperkirakan menunjukkan rebound yang signifikan dari tingkat tahunan 1,4% pada kuartal kedua menjadi 2,5%. Pejabat Federal Reserve telah mengindikasikan bahwa suku bunga bisa naik pada bulan Desember jika perekonomian tetap berada dalam jalurnya.
Sebelumnya, Amerika akan mengumumkan penjualan rumah baru pada hari Rabu dan penjualan rumah tertunda di hari Kamis. Hari ini IHSG masih bergerak mixed antara 5350-5524, saat ini, sektor pertambangan / batubara istirahat sejenak, dan sektor properti, konstruksi, perbankan berpotensi naik panggung. Meski demikian , sektor pertambangan masih berpotensi menguat dalam jangka menengah.
Industri Batu Bara dan ITMG
Harga batu bara menyentuh level US$ 90 per metric ton, banyak perusahaan batubara segera memperbesar target produksinya, namun PT Indo Tambangraya Megah Tbk memilih mempertahankan target lamanya. Alasannya efek kenaikan harga batubara baru akan terasa akhir tahun ini.
Sepanjang 2016, Indo Tambangraya menargetkan produksi 26,6 juta ton batubara. Realisasi produksi semester I-2016 sebesar 12,7 juta ton. Artinya, sisa target produksi semester II-2016 sebanyak 13,9 juta ton batubara.
Namun bukan berarti Indo Tambangraya memungkiri tren kenaikan harga batubara sebagai sinyal positif . Perseroan kini memasuki pasar baru di Asia, seperti Vietnam dan Bangladesh. Sambil menambah negara tujuan ekspor, Indo Tambangraya mencari lokasi pertambangan batubara baru.
Perlu Anda ketahui, perluasan negara tujuan ekspor ini akan meningkatkan kinerja dari perusahaan. Sebab, penjualan ekspor adalah kontributor utama penjualan perusahaan itu. Pada laporan keuangan semester I-2016, total penjualan ekspor Indo Tambangraya US$ 523,07 juta atau 85,82% terhadap total penjualan US$ 609,48 juta.
Menyadari risiko bisnis batubara yang masih tinggi, Indo Tambangraya berencana menjadi perusahaan produsen listrik swasta alias independent power producer (IPP). Rencana tersebut sejalan dengan peluang dari proyek listrik pemerintah. Dari kapasitas 35.000 megawatt (MW), masih ada 11.395 MW jatah IPP yang belum ditenderkan.
Salam Profit,
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar