hari ini saya menepati janji saya untuk menulis artikel tentang mengapa “when” lebih penting daripada “why”.
Dalam kehidupan sehari-hari saya selalu menekankan akan pentingnya “Why” atau “mengapa” sebelum kita melakukan sesuatu dan mengambil keputusan. Dengan menyadari alasan penting sebelum melakukan sebuah tindakan akan membuat kita menjadi lebih tangguh dan tidak mudah menyerah ketika ada tantangan hingga tujuan tercapai. Semakin kuat WHY maka semakin tangguh seseorang dalam memperjuangkan tujuannya.
Demikian pula dalam belajar berinvestasi dan trading, adanya alasan yang kuat akan membuat kita mau bayar harga, baik berupa investasi untuk belajar, waktu, tenaga, dan juga prioritas.
Nah, Namun, dalam ilmu analisis teknikal, penerapan Why di sini agak berbeda. Dalam analisis teknikal, Why tidak terlalu dipentingkan. Hal ini berbeda dengan analisis fundamental yang memang menjawab pertanyaan investor tentang Why.
Misalnya saja, jika Anda bertanya, “Mengapa saham Garuda harganya naik ?” ... atau “Mengapa saham sektor CPO turun harga ?” dan lain sebagainya... maka pertanyaan Anda tentang MENGAPA dan mengapa itu dijawab dalam ilmu analisis fundamental yang berfokus pada analisis makro, kesehatan perusahaan, kinerja perusahaan, dan juga nilai perusahaan tersebut (bukan harga saham).
Lain cerita kalau Anda bertanya, “Saham Adaro ... bagusnya beli di harga berapa yah ?” .. atau “Saham AKRA, sebaiknya dijual di harga berapa yah ?”, maka pertanyaan Anda terjawab lebih detil dalam analisis teknikal yang memang berfokus pada pergerakan harga dan menjawab pertanyaan tentang kapan harus membeli dan menjual saham.
Sebagai seorang investor jangka panjang, penting sekali Anda memahami WHY nya atau mengapa Anda menyimpan saham tersebut untuk jangka panjang. Anda harus peduli akan kesehatan perusahaan, harus peduli akan risiko perusahaan tersebut, dan prospek dalam jangka panjangnya. Sebagai seorang calon rich investor, Anda harus tau proses pemilihan sebuah saham. Why .. why dan why nya...
Meskipun demikian, supaya hasil investasi maksimal, saya juga selalu menyarankan untuk seorang investor juga memahami analisis teknikal. Berdasar pengalaman pribadi, beberapa kali setelah melakukan analisis fundamental, dan dipertajam dengan analisis teknikal, saya mendapat peluang membeli saham di level bottom dan menjual di level puncak, seperti KLBF yang saya jual di 1800an pada awal tahun 2015. Meskipun tidak bisa selalu pas di puncak ataupun di bottom, namun analisis teknikal sangat membantu saya dalam menemukan timing yang lebih precise.
Nah, sebaliknya nih.... jika Anda sedang trading, maka sebenarnya... dan sejujurnya.... Andatidak perlu tahu tentang Why atau mengapa harga saham itu naik atau turun. Lhoo.. kok begitu ? Ya, ada kalanya harga saham bergerak sejalan dengan berita yang muncul di pasar. Namun tidak jarang, harga saham bergerak berlawanan dengan sentimen pasar.
Seperti contohnya, saya sering mendengar pertanyaan “Ellen, kenapa sih saham A ini fundamentalnya jelek kok bisa terbang tinggi ? Gimana kamu bisa tau dia mau naik ?”
Jawabannya simple sekali, karena saya melihat teknikalnya. Sesimple itu.
Dan saya tidak berfokus pada banyak indikator yang rumit namun justru kembali pada prinsip dasar analisis teknikal dalam mengenali pola harga.
Mengapa ? Penyebabnya bisa di cek pada artikel yang saya tulis kemarin tentanghubungan susunan otak dengan harga saham .
Teknikalis (sebutan orang yang menggunakan analisis teknikal) percaya bahwa semua hal yang terjadi di pasar, baik berita positif dan negtif, psikologi pasar, dan juga tindakan dari para market maker sudah tercermin dalam grafik harga saham.
Seroang teknikalis seringkali berpikir praktis, “Saya tidak perlu tahu alasan kenapa harga naik atau turun, pokoknya saya tau harga mau naik atau turun.” Padangan teknikalis ini disebut praktis karena teknikalis tidak peduli penyebabnya, yang penting bisa cuan, profit, ... yang penting tau kapan harus membatasi risiko, kapan harus membeli, kapan harus profit taking.
Kalau ditanya, kenapa harga saham A naik, jawabannya akan sesederhana ini : ya karena demand lebih besar daripada supply. Sebaliknya, kalau harga saham B turun, ya karena supply lebih besar daripada demand. Sesimple itu.
Bolehkah menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental bersamaan ? Ada beberapa strategi yang menggabungkan antara analisis fundamental dan analisis teknikal. Sebenarnya yang menjadi perhatian saya saat ini adalah bukan soal teknikal atau fundamentalnya, namun mindset dari pelaku pasar. Harus tau dulu, jika beli saham A akan ditradingkan atau saham B akan diinvestasikan, sehingga strateginya tidak tercampur aduk.
Seorang trader, jangan sampai mudah galau ketika mendengar saham ini hutangnya besar, saham itu profitnya 5 tahun ini tidak bertumbuh, apalagi kalau sahamnya adalah saham kecil dengan likuiditas dan kapitalisasi kecil.
Bisa saja harganya terus naik (seperti contohnya beberapa saham lapis 3 yang sering saya sebut di #kopipagi). Kalau ditanya kenapa bisa naik ?
Kadang-kadang nggak masuk akal... Sudah tidak usah dipertanyakan kenapa, yang penting pola grafik masih menunjukkan pola anak naik ya sudah ikuti saja perencanaan Anda.
Sebaiknya, kalau grafik bilang saham ini mau turun, jangan melakukan pembenaran dengan mengatakan fundamental perusahaan ini kan bagus.
Tuh Peter Lynch mengatakan bahwa nasib harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan. Ya iya sih ... tapi itu kan untuk jangka panjang. Bisa saja dalam jangka panjang saham itu menguat, tapi jangka pendek turun atau sideways.
Nah, jadi buat trader sebaiknya fokus dulu pada apa yang harus Anda pelajari yaitu analisis teknikal, seni manajemen risiko, dan juga mindset yang nantinya akan menjadi kemudi dari tindakan Anda.
Nah semoga artikel hari ini dapat bermanfaat. Artikel ini boleh Anda share melalui email, facebook, atau twitter.
Salam profit,
Ellen May
NB :
Analisis teknikal, money management dan psikologi trading dipelajari di Training Trading Profits 20 – 21 Feb 2016, bisa daftar melalui emailinfo@ellen-may.com atau telepon / WA 082327229009.
Dalam beberapa bulan ke depan, saya akan banyak memberikan ilmu –ilmu baru dalam pelatihan bertema baru, jadi jika Anda tidak memanfaatkan kesempatan saat ini untuk belajar Training Trading Profits, maka Anda harus menunggu lebih lama lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar