Uang Mengalir pada tempat yang paling menguntungkan ( Profit is Queen, Cash Flow is King )
Rabu, 23 November 2022
Non Recourse loan.
by Erizeli Jeli Banda
Anda punya perusahaan sudah lama berdiri. Neraca perusahaan bagus. Tetapi kalau neraca perusahaan digadaikan ( jadi collateral) untuk proyek baru. Ini akan beresiko. Meningkatkan rasio utang terhadap modal. Akan menurunkan performa perusahaan. Nah agar perusahaan tidak terlibat menanggung resiko atas utang itu, maka anda ajukan kredit investasi dengan skema non recourse loan. Jadio non recourse loan itu adalah skema pinjaman dimana jaminan adalah proyek itu sendiri.
Namun bank tidak bego. Biasanya mereka memberikan pinjaman sebesar 70% dari total nilai proyek. Sisanya, 30% ditanggung oleh anda sebagai project sponsor. Nah yang jadi collateral itu nilai 100% ( hutang + modal ). Artinya kalau ternyata proyek ini tidak mencapai laba, bank akan jual proyek sebagai collateral dengan harga diatas 70%. Jualnya pasti mudah. Resiko bank tidak ada. Tentu bank tidak akan cairkan kredit sebelun proyek jadi. Namun commitment bank itu sudah bisa dijadikan jaminan oleh EPC untuk kerjakan dengan skema turn key. EPC induk perusahaan, dan pemilik proyek anak perusahaan. Klop dah.
Dalam praktek bisnis, skema non recouse loan ini diberikan untuk proyek infrastrutktur termasuk property atau industri yang pasarnya sudah terjamin atau sudah eksis sebagai kebutuhan publik. Sebagian besar pembiayaan berkaitan dengan phisik, bukan non phisik. Jadi secure loan. Hampir semua proyek infrastruktur yang dibangun oleh BUMN menggunakan skema non recourse loan ini. Perhatikan fasiitas yang diberikan negara: Untuk jalan toll. Negara beri jaminan IRR yang diminta oleh investor. Katakanlah IRR 12%. Kalau ternyata hitungan investasi IRR hanya 8%, maka 4 % ditanggung APBN. Ini disebut dengan VGF ( viability gap funding). Jadi benar benar dijamin untung.
Bagi BUMN karya, mereka jadikan peluang non recourse loan ini untuk dapatkan kerjaan kontraktor (EPC). Caranya? mereka membentuk SPC atau anak perusahaan sebagai investor jalan toll. Kemudian anak perusahaan ini ajukan pinjaman dengan skema non recourse loan. 30% Modal disediakan BUMN sebagai induk perusahaan. 70% dari bank. Nah kongkalingkong terjadi. 30% itu hanya permainan akuntasi saja. Karena proyek udah di mark up sampai 30%. Praktis mereka bangun jalan toll duitnya semua dari bank. Smart. Kerjaan kontraktor dapat, saham jalan toll di anak perusahaan dapat pula. Nanti kalau sudah jadi jalan tol, Induk perusahaan bisa lakukan divestasi untuk bayar utang bank. Walau ada mark up, kan kalau dijual bisa untung.
Tapi mengapa akhirnya BUMN itu bleeding terlilit hutang? Karena ketika proyek dibangun, di level anak perusahaan juga terjadi mark up. Akibatnya cost orerrun. Belun lagi setelah proyek selesai dibangun. Mereka menghadapi negatif cashflow sedikitnya 5 tahun. Ya namanya baru. Untuk menutupi cash flow itu, anak perusahaan engga mungkin utang lagi. Karena proyek sudah digadaikan ke bank. Mau engga mau anak perusahaan pinjam uang ke induk atau pinjam ke bank yang jamin neraca Induk perusahaan. Nah dari satu proyek ke proyek lain begitu semua. Ya akhirnya jebol juga neraca induk perusahaan. Mau lakukan divestasi, harga udah kemahalan. Mau disekuritasai udah engga layak.
Mengapa sampai terjadi begitu? BIaya lobi mahal. Sejak proses dapatkan penugasan bangun proyek, ajukan kredit bank, sudah bayar lobi. Belum lagi proses pembebasan lahan walau itu proyek pusat tetap aja perlu lobi ke pemda. Jadi sebenarnya proyek infrastruktur yang katanya B2B, adalah bentuk lain dari cara berbagi uang diantara elite, dimana BUMN sebagai vehicle aja.
Omongin soal Jokowi dan Tikus.
Cerpen Kehidupan
Untuk Cinta
by Erizeli Jeli Bandaro
Saya punya teman lama. Kalau ada waktu senggang kumpul. Kadang kalau bertemu, banyak hal yang ringan kami bicarakan. Semuanya mengalir begitu saja. Bicara tentang politik, ekonomi, budaya, apa saja. “ Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah saya tetap sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah saya tutup rapat, namun tikus itu tetap masuk rumah. Mikirin tikus sama jijiknya dengan mikirin mental koruptor " Katanya.
Amel bisa jadi benar. Tidak berlebihan menyamakan koruptor dengan Tikus. Walau bentuk berbeda, secara biologis sama. Sama sama makhlulk mamalia. Itu sebab berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia.
Ada tiga hal yang membuat tikus sama buruknya dengan koruptor. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Pemikiran korup cepat sekali berkembang dalam sistem yang kotor.
Kedua, Tikus, tak suka berproduksi yang bermanfaat, seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Bahkan mampu melakukan kanibalisme. Sama seperti mental korup. Ia tidak pernah puas berapapun harta yang dia dapat. Selalu berusaha dapatkan uang korup dalam skala kecil maupun besar. Tidak ada satia kawan. Sesama kawanpun mereka saling makan.
Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus. Sama halnya dengan koruptor. Dia merusak tatanan budaya cinta kasih, dan gotong royong. Bahkan rumah tangga jadi neraka karena mental korup. Doyan selingkuh. Istri selingkuh, suami juga selingkuh, anak anak terjerat pergaulan bebas. Terjebak narkoba.
Tidak mudah menghabis tikus. Mengapa ? karena tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka. Koruptor adalah orang yang IQ nya tinggi. Walau ada Jaksa, KPK, Polisi dan segudang aturan menghalangi, mereka tetap lebih cerdah berkelit..
Namun demikian Tikus termasuk hewan yang pemalu dan penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah.
Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati.
Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Harus dimulai dari pemimpinnya terlebih dahulu. Jokowi membuktikan dirinya dan keluarganya jauh dari KKN. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.
Tak berapa lama datang Rendi. Dia ponakan konglomerat. Ikut gabung di Table kami.“ Bro, saya engga ngerti mengapa orang hebat seperti Rizal Ramli, dll tidak didengar oleh pemerintah, terutama menteri keuangan. “ kata Randi kemudian setelah pesan minum.
“ Siapa bilang engga didengar? Didengarlah ” kata saya.
“ Tapi faktanya sejak Jokowi jadi presiden periode pertama sampai sekarang, pertumbuhan engga pernah diatas 6%. Padahal growth yang layak bagi negera yang keseimbangan primernya negatif ya harusnya 7 %. Ada 13 indikator terkait janji presiden semua merah. Apanya yang hebat “ kata Randi lagi. Amel menyimak saja
“ Situasi berbeda. Sejak tahun 2008 memang dunia memasuki krisis bersekala global. Dalam situasi krisis data statistik engga pernah berpihak kepada pemerintah. Wajar saja. “ Kata saya santai.
“ Jadi apa hebatnya kalau nyatanya pertumbuhan itu dibiayai dari hutang. Liatlah rasio hutang mendekati limit yang ditetapkan UU. Ini udah lampu kuning bro” Randi mulai menampakan rasa kawatirnya.
“ Ya hutang itu juga prestasi. Bayangin aja. Di tengah krisis masih ada yang percaya beri hutang. Bahkan orang antusias beli SBN kita di market. Karena itu kita masih bisa growth walau memang tidak tingggi. Bandara dan jalan toll masih padat. Pulang kantor masih macet. Ya sukuri ajalah “
“ Seharusnya orang seperti Rizal Ramli itu jadi menteri” Kata Randi.
“ Duh kalau skill dan keahlian keilmuan jadi patokan hebat mengurus dan keluar dari krisis Ekonomi. Kenapa AS atau Malaysia engga hired aja Rizal Ramli jadi menteri. AS itu pusatnya ilmu pengetahuan bidang financial dan ekonomi. Lah mereka aja susah sekarang. Jadi pokok persoalannya bukan pada kebijakan tetapi …”
“ Tatapi apa ?
“ Rendahnya kreatifitas produksi. Mengapa ? Karena orang pintar lebih banyak omong. Orang muda lebih banyak bermimpi kaya lewat digital dan bursa. Orang kaya lebih banyak nabung deposito. Pejabat dan poltisi engga berhenti korup. Orang bodoh banyak yang dungu. Ya itu soal mindset bangsa yang sulit mandiri. Bukan hanya di Indonesia, di AS dan Eropa juga begitu. Itulah yang harus diubah. Dan kembali kepada diri kita sendiri. “ Kata saya.
“ Tetapi tulisan kamu di blog kritis sekali” Randi mencoba ingin tahu jalan pikiran saya dan dimana saya berpihak. Kemudian Lana datang, Maka lengkaplah teman kami untuk santai di cafe di kawasan Sudirman.
“ Saya hidup mandiri. Tidak ikut partai dan tidak aktif di ormas apapun. Engga juga bisnis rente. Engga numpang makan dari sosial media. Apa urusan saya dengan politik. Kalau Jokowi bagus ya saya dukung. Kalau salah ya saya kritisi. Focus saya tetap aja memperbaiki diri sendiri. Karena kalau Jokowi sukses, yang makmur dulu ring kekuasaanya. Teman temannya. Partainya. Kita? Belum tentu. Tergantung Effort kita hebat engga. Kalau engga ya, tetap aja bokek” Kata saya.
“ Saya rasa Jokowi engga paham apa yang dikerjakannya. “ Kata Lana yang membuat saya terkejut.
“ Apa engga kebalik. Pembantunya yang engga ngerti. “ Kata saya.
“ Loh pembantunya hebat hebat semua. “ Lana meyakinkan.
“ Kalau hebat, ngerti dong apa yang diinginkan Jokowi? lah saya aja rakyat jelantah paham kok apa yang dimaksud Jokowi. Paham bahwa dia sangat ngerti apa yang diinginkan rakyat. Kok pembantunya engga paham.” Kata saya.
“ Kamu terlalu memuja jokowi. Tuh liah proyek B2B itu semua hancur “ Kata Randi menyeringai.
“ Dari awal proyek B2B infrastruktur itu diadakan karena APBN kita mengalami defisit primer. Artinya pendapatan dikurangi biaya rutin negatif, engga ada lagi untuk bayar utang dan bunga. Itu warisan yang dia terima dari SBY awal berkuasa. Dia perintahkan Menteri untuk tetap jalankan proyek infrastruktur lewat B2B. Kemudian agar layak B2B itu, dia sediakan ruang fiskal untuk dana VGF. Itu dia dapat dari menghapus subsidi BBM. Itu bukan kebijakan menteri. Itu kebijakan politik Jokowi. Kan jenius untuk ukuran presiden.
Tetapi dalam pelaksanaannya, para menteri bersama direksi BUMN ciptakan skema yang akhirnya memaksa APBN bailout lewat PMN. Akibatnya defisit APBN semakin besar tentu hutang semakin besar. Itu sebabnya dia panggil semua direksi BUMN ke istana. Dipublikasikan. Biar rakyat tahu. Kalau kamu paham budaya jawa, cara bicara Jokowi itu sudah bisa masuk marah besar. Kalau punya rasa malu, engga bisa lagi ketawa atau ngiklan BUMN lakukan revolusi akhlak. Yang pantas itu mundur aja. Pintar sih boleh mereka. Tetapi engga ada rasa malu, alias muka tembok.
Soal proyek diluar B2B, yang murni APBN. Semua selesai tampa mangkrat. Proyek kementerian, seperti bangun bendungan, irigasi, estate food, fasilitas landasan pacu bandara, perluasan dermaga, pengadaan logistik, jalan trans papua, kalimantan, trans sumatera. Liat aja. Semua selesai dan mulus. Itu artinya pengawasan belanja APBN efektif sekali. Bahkan program COVID kita termasuk 5 terbaik di dunia. Tetapi proyek B2B memang Jokowi dibatasi oleh UU PT. Sulit dia mengintervensi. Baru dia tahu setelah ada masalah.
Seharusnya itu masuk ranah hukum. Tugas KPK dan BPK menindak. Tetapi semua diam. Sama halnya bancakan subsidi pupuk oleh pemda. UU otonomi membuat pemda jadi raja kecil. Mau gimana lagi. Sistemnya memang brengsek.” Kata saya.
“ Tetapi bro, tax ratio kita masih rendah. Seharusnya menteri itu kerja dapatkan pajak, bukan cari utang. Paham engga Jokowi itu. Pecat aja menteri keuangan” Kata Lana
“ Duh, kamu itu seperti engga paham saja. 80% pendapatan negara dari pajak korporat. Kamu kan kerja di Bank. Tahu dong. Apa ada korporat itu engga nyantol ke Partai? mau keras gimana dengan korporat? Pemegang saham negeri ini partai, presiden cuman pelaksana doang. “ Kata saya, senyum saja.
" The fed sejak november lalu sudah lakukan Tapering off di market. Quota tapering sebesar USD 120 miliar atau USD 15 miliar setiap bulan.Itu akan berlangsung 8 bulan. Kalau dilihat dari indikator ekonomi. Kebijakan itu lebih kepada situasional. Mengapa ? " Tanya Randi mengalihkan pembicaraan lebih berbobot. Lebih terkait dengan bisnis kami.
" inflasi sedang tinggi tingginya akibat kurangnya supply chain global oleh China dan krisis energi. Amerika benar benar suffering. Ya Tapering off, itu langkah yang harus diambil. Namun yang dikawatirkan kalau dampak dari tapering off itu meluas. Maklum duitnya kan dari cetak (QE). Mau engga mau terjadilah Taper tantrum. Orang akan panik.
" Apa dampaknya terhadap Indonesia? Tanya Amel.
"Walau pengamat ekonomi perbankan, cenderung menyikapi optimis bahwa indonesia bisa mengatasinya. Namun itu tidak tepat 100%. Mengapa. 23% dari total SBN kita dikuasai asing. Mereka pasti akan pindahkan uangnya ke tempat aman. Dampaknya terjadi pelepasan SBN di market. Jangankan 23%, 5 % sajak terjadi aksi jual, dampaknya pasti significant. Ini akan menjatuhkan value SBN. Ujungnya pasti rupiah akan mengalami tekanan. Walau devisa kita besar namun tidak akan cukup kuat menghadangnya. Maklum sebagian besar devisa bersifat pinjaman."
" Kan BI bisa naikan suku bunga acuan" Kata Lana yang memang banker.
" Bisa saja BI menaikan suku bunga acuan guna meredam capital outflow, tetapi juga engga mudah. Walau masih ada ruang untuk bermain di moneter karena suku bunga acuan masih tergolong rendah dan inflasi juga rendah, namun fundamental ekonomi kita yang masih bergantung kepada hutang, itu akan sangat serius dampaknya. Saya setuju dengan sikap Srimulyani dengan kebijakan APBN tahun 2021 bersifat flexible. Artinya, kalau memang terjadi tantrum, ya kita koreksi APBN. Kencangkan ikat pinggang. "
" Terus solusinya apa ? tanya Randi.
" Saran saya agar INA atau Indonesia Investment Authority atau Lembaga Pengelola Investasi harus berperan besar mengatasi capital outflow ini. Anda dapat modal Rp. 60 triliun dari negara. Cobalah kerja yang benar. Buktikan Rp 60 triliun itu bisa di-leverage 10 kali aja. Itu sudah aman APBN kita. Jangan lagi uang sebesar itu dipakai untuk belanja doang tanpa ada kemampuan leverage. Bisa habis negara ini kalau diurus sama orang bermental belanja. Kepada BUMN karya percepatlah proses divestasi. Jangan lagi minta PMN untuk atasi hutang. Kapan lagi mau sadar. Apa perlu negara ini dinyatakan gagal baru sadar. ?
Terakhir, Pemda jangan lagi numpukin uang di bank. Percepat belanja APBN agar ekonomi bergerak dan pertumbuhan terjadi. Kalau engga juga berubah, yakinlah tahun depan APBD akan dikoreksi. Pasti APBD akan dipenggal. Kalian akan keselek bakiak. Mau?. Jadi jangan lagi berlagak kaya, dan kalian bisa semaunya. Mari hidupkan sense of crisis. Bantu presiden mengatasi masalah ini bersama sama." Kata saya berusaha bijak.
“ Ya. Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup kita manusia normal. Tikus itu ada di tengah tengah kita dan makan apa saja. Terus mengerat tiada henti. Meskipun bagi sementara orang, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir. “ Kata Amel bersatire. Kami semua tertawa
TIKUS
by Erizeli Jeli Bandaro
Tentu kita semua sudah tahu apa itu tikus. Dalam bahasa inggeris disebut ”rat ” atau dalam bahasa latin disebut ”rattus ”. Tidak ada satupun orang senang bila melihat tikus. Namun bagaimanapun tikus tergolong makhlulk mamalia atau sama dengan kita. Secara biologis tidak ada perbedaan antara tikus dan manusia. Makanya berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia.
Ada tiga hal yang membuat tikus menimbulkan masalah bagi manusia. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak.. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Kedua, tikus memakan apa saja dan tak berhenti mengerat. Binatang ini juga termasuk yang mampu melakukan kanibalisme. 3.
Tikus, tak suka berpoduksi yang bermanfaat bagi manusia seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan manusia tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus.
Tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat (hewan pengerat) lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka.
Namun demikian hewan ini termasuk hewan yang pemalu/penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Ini menunjukkan bahwa menangkap tikus menggunakan perangkap memerlukan keterampilan khusus, karena tikus ini tidak mudah tergoda oleh perangkap yang sering kita gunakan.
Makanya tak berlebihan bila para koruptor itu disamakan dengan tikus. Karena kemampuan inteligensia diatas rata rata manusia biasa. Koruptor suka makan apa saja dan tak peduli bila itu harus mengorbankan temannya sendiri. Hebatnya koruptor itu cepat sekali berkembang biak pengaruhnya dalam bentuk budaya dan sikap terhadap orang lain. Keluarga , anak, teman serta lingkungan akan cepat sekali menjadi komunitas untuk mengikuti budaya korup ini. Sebagaimana tikus yang rakus menyimpan makanan yang dicurinya, maka koruptor juga rakus menyimpan hasil korupnya dibank bank luar negeri. Simpanan itu tidak akan dimakannya kecuali dipandangi untuk terus ditumpuk selagi ada kesempatan untuk dikorup.
Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah.Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati.
Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Harus di mulai dari pemimpinnya terlebih dahulu. Jokowi membuktikan dirinya dan keluarganya jauh dari KKN. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.
Merampok APBN lewat skema.
by Erizeli Jeli Bandaro
minggu lalu dari berita Kompas saya baca pernyataan Pihak PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) bahwa KCIC telah melakukan kajian dengan menggandeng lembaga konsultan mengenai skema balik modal saat KCJB beroperasi. “Pada pengkajian terbaru kami melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan kondisi terkini, potensi demand, forecast termasuk membentuk skema revenue stream atau skema usaha yang feasible untuk PT KCIC,”Kata mareka. Saya baca berita itu senyum saja. Mengapa ?
Ide skema revenue stream itu memang tadinya sudah dirancang oleh WIKA sebagai lead konsorsium KCIC. Karena skema revenue stream itulah maka muncul skema B2B. Tanpa ada keterlibatan APBN atau PMN. Jadi bukan hal yang baru. Setelah WIKA mundur sebagai lead konsorsium, PT. KAI menggantikannya. KAI minta PMN dan minta lagi penjaminan APBN atas hutang proyek. Karena itu Perpers soal proyek Kereta Cepat diganti agar bisa diubah skema, dari B2B ke APBN.
Apa yang saya tangkap dari pernyataan KCIC tak lain adalah upaya membujuk pemerintah agar tidak ragu melibatkan APBN. Dengan iming iming proyek tidak akan rugi. Karena tidak melulu mengandalkan Ticket kereta ( farebox revenue), tetapi juga non- farebox revenue seperti sewa properti, pengembangan properti, aktivitas komersial stasiun, periklanan, ATM/vending machine, pertokoan atau ritel, bisnis telekomunikasi atau digital hingga pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Kalaulah skema WIKA dari awal diterapkan, engga perlu ada APBN. Karena gampang kok ngitung return nya. Mari kita hitung sederhana. Ada empat TOD. Kawasan sebagai TOD kereta cepat itu tanahnya sangat mahal. Cek aja di luar negeri. Atau mari bandingkan. Harga tanah di LIPPO Karawaci Rp. 20 juta/M2. Jarak tempuh jakarta tangerang tanpa Kereta cepat itu bisa 45 menit. Kalau TOD kereta cepat di Krawang, jarak tempuh Kereta Cepat dari Jakarta ke krawang 15 menit. Berapa harga tanah di TOD Krawang?. Pasti diatas Rp. 20 juta/m2. Itulah value dari TOD karena adanya akses kereta cepat.
Nah bayangkan kalau TOD 1000 hektar saja. Harga tanah Rp 30 juta/M2. Maka nilainya Rp. 300 triliun. Kalau investasi kereta cepat Rp. 120 triliun. Itu sudah dicover dengan kenaikan value tanah TOD. Belum lagi fee dari Digital payment gate way untuk ticket, iklan dan lain lain. Tetapi mengapa peluang besar itu tidak mampu di-engineering sebagai skema financing agar tidak melibatkan APBN? Jawabannya ; Karena tanah sudah dikuasai oleh penguasa rente.
Setelah kereta cepat selesai dibangun, KCIC akan kerjasama dengan pengusaha rente ( developer). Developerlah yang akan menikmati kenaikan value tanah TOD. KCIC hanya dapat remeh remeh saja. Toh resiko sudah ditanggung APBN. Seperti biasa cerita awalnya proyek bagus, dan memang bagus untuk pengusaha rente. Sementara China sebagai investor dan lender sudah untung dari pengadaan rel, gerbong dan lokomotif. Untung lagi dari bunga pinjman. Kalau nanti skema revenue stream gagal, ya China ambil alih proyek itu dengan harga diskon 50%. Sisanya negara harus bailout. Dasar tikus got
Erdogan malawan teori ekonomi.
by Erizeli Jeli Bandaro
Erdogan percaya bahwa suku bunga itu adalah kejahatan. “ But Mr Erdogan sees interest rates as "an evil that make the rich richer and the poor poorer”. Katanya. Sepertinya dia mengiikuti syariah islam. Yang berani menentang kebijakannya pasti dia copot. Selama dia berkuasa, sudah 3 gubernur bank central yang dia pecat. Padahal masalahnya sederhana. Erdogan tidak paham makna uang fiat. Bahwa uang fiat itu bernilai karena kebijakan deman and supply. Ini soal market, bukan soal riba.
Kalau inflasi tinggi ya naikan suku bunga. Agar uang ke sedot ke negara dan inflasi turun. Gampang kan. Tetapi Erdogan enaknya minta suku bungan harus tetap rendah. Dia tidak peduli dengan inflasi tinggi. Kalau ada swasta berhasil dapat pinjaman luar negteri. Itu hutang dijamin negara dan valasnya dikuasai negara, dan negara cetak uang lira. “ Dari mana dia biayai keseimbanga demand and suppy ? Ya dia perintahkan bank central cetak uang. Cetak aja uang. Terus bagikan ke rakyat lewat produksi. Kan bego” Kata teman saya di Turki.
Mengapa bego? Turki itu sebagian besar barang tergantung dari impor. Dan beli barang impor engga bisa pakai lira tetapi valas. Emangnya negara lain sama begonya dengan rakyat Turki? Kan engga. Mereka tahu. Ketika fundamental Turki berderak. Mereka tunggu kebijakan Erdogan. Kalau Erdogan naikan suku bunga, itu mereka percaya bahwa Erdogan patuh dengan sistem uang fiat. Kalau engga? ya kelaut aja.
" Dan ketika utang swasta dan negara jatuh tempo, lender engga mau uang lira, maunya dollar. Ya kebayangkan dampaknya terhadap kurs? Terjun bebas. Harga barangpun melambung. Mengapa ? Emang orang percaya dengan uang yang di create endorgan? Emang siapa dia semaunya atur uang" Kata teman.
Erdorgan dengungkan retorika bahwa kejatuhan Lira karena kapitalisme dan ulah Amereka. Dia engga peduli kalau kejatuhan lira itu karena kebijakannya. Maklum tahun 2023 akan ada Pemilu. Dia masih ingin terus berkuasa. Memang cara terbaik membuat orang dungu, ya bungkus kesalahan dengan agama. Selesai urusannya.
Uang ???
by Erizeli Jeli Bandaro
Kalau anda memaknai uang itu sebagai sumber penyelesai masalah, maka anda selalu ada masalah. Selamanya anda tergantung kepada uang. Pasti engga akan pernah merasa kaya. Mengapa ? Baik saya jelaskan secara sederhana saja.
Sistem uang fiat tidak ada korelasinya dengan nilai barang seperti emas atau tembaga. Jadi uang bukan alat barter atas barang lain. Tetapi hanya alat penyelesaian transaksi ( instrument for settlement)
Orang barat mengatakan uang itu adalah Currency. Asal kata dari Current atau arus listrik. Tanpa ada kutup positif dan negatif, tidak akan ada arus listrik. Uang juga begitu. Tanpa ada produksi, uang engga ada nilainya. Makanya agar arus terus terjadi, diperlukan keseimbangan terus antara produksi dan konsumsi. Salah satu timpang maka akan terjadi konslet arus. Berujung kepada padamnya arus. Sampai disini paham ya.
Nah untuk mengukur nilai uang, maka lihatlah produksi. Sebaliknya, untuk mengetahui nilai produksi maka lihatlah nilai uang. Belum paham?. Saya tegaskan lagi. Agar uang bernilai negara harus memacu produksi. Caranya ? Uang dipompa melalui bank central lewat kebijkan fasilitas kredit perbankan. Tujuanya ? agar proses produksi terjadi. Kalau uang lebih banyak dipakai untuk konsumsi maka nilai uang akan jatuh. Itu sebabnya pemerintah membuat kebijakan ekonomi seperti UU CIPTA KERjA. Tujuanya agar proses produksi terjadi dan keseimbangan demand and supply tercipta. Sederhana kan.
Apa yang terjadi kalau produksi lebih besar daripada konsumsi. Itu akan terjadi deflasi. Orang akan malas produksi lagi. Makanya pemerintah buat kebijakan insentif agar orang mau belanja. Caranya? Menurunkan suku bunga. Ketika krisis ekonomi global terjadi tahun 2008, semua bank central menerapkan suku bunga rendah. Dengan suku bunga rendah, sektor produksi tidak dibebani cost of fund besar. Orang belanja bisa ngutang. Pasar gembali bergairah, Keseimbangan terjadi.
Kini AS , Eropa, China dan negara lainnya mengalami inflasi. Artinya barang yang diproduksi lebih rendah daripada konsumsi. Harga jadi naik. Gimana mengatasinya? negara menaikan suku bunga secara berlahan lahan. Agar uang yang tidak produkif ,yang cenderung dipakai konsumi ditarik ke dalam bank central. Secara awam kalau suku bunga naik, memang akan membuat cost of production naik. Tetapi akan memacu orang untuk investasi dalam proses produksi. Mengapa ? keuntungan karena inflasi itu jadi candu pabrikan untuk meningkatkan produksi. Kelak apabila produksi mulai naik, inflasi mulai turun, secara perlahan lahan suku bunga diturunkan lagi. Sederhana kan.
Jadi apa yang dapat disimpulkan? Setiap orang pegang uang , mereka punya tanggung jawab menjalankan sistem uang fiat, yaitu memastikan proses produksi dan konsumsi terjadi secara seimbang. Kalau rakyat masih anggap uang peyelesai masalah, maka orientasinya adalah konsumsi. Lemah etos kerja. Fraud dan korupsi tetap akan tumbuh subur. Politik jadi panglima. Hukum jadi keset kaki. Pemerintah doyan cetak uang. Bego semua. Paham ya sayang..
Sistem Pembayaran
About Business
Semua tentang Bisnis.
by Erizeli Jeli Bandaro
Ada kekawatiran pakar terhadap terjadinya Bank central shadow atau bank central bayangan. Kekawatiran itu karena adanya sistem pembayaran digital. Saya melihat kekawatiran itu lebih karena pengaruh teori konspirasi. Secara tekhnis mereka yang kawatir itu tidak paham bagaimana system perbankan bekerja. Disamping itu mereka juga tidak paham makna uang dan cara beroperasi uang dalam sistem moneter. Jadi benar benar kekawatiran itu seperti orang buta menilai gajah. Apapun yang mereka raba, pasti salah kalau ingin menyimpulkan seperti apa ujud gajah.
Bagaimanapun system pembayaran pasti berurusan dengan Bank Central. Karena menyangkut uang. Mau sistem apapun, ya peran bank central tidak bisa dihapus atau di-shadow. Mengapa? mereka otoritas menentukan uang itu halal atau haram. Asli atau palsu. Boleh atau tidak. Kecuali anda ciptakan sendiri uang. Seperti uang kripto. Itupun dengan syarat pakai sendiri saja. Engga usah libatkan orang lain. Karena trust uang itu berkat legitimasi negara. Sampai di sini paham ya. Baik saya jelaskan secara sederhana teknis kerja sistem perbankan dalam konteks sistem pembayaram.
Anda mungkin akrab dengan sistem pembayaran menggunakan kartu seperti debit card, credit card, ATM. Ada juga uang elektronik seperti Server to server dan Chip. Benar, keliatannya tidak ada peran BI. Toh itu bisa real time kok. Tetapi tahukah anda?, bahwa penggunaan kartu ataupun uang elektronik, tidak akan bisa berjalan kalau tidak bisa melewati sistem yang ada di BI, seperti BI-RTGS, ( BI-Real Time Gross settlement ), SKNBI ( sistem klearing nasional BI), Gerbang Pembayaran Nasional ( GPN). Jadi mau model apapun pembayaran kartu atau elektrionik, harus bisa melewati sistem itu. Engga bisa, ya ditolak secara otomati.
Gimana kerjanya ?
Ketika anda melakukan transaksi menggunakan kartu atau elektronik via mobile banking atau internet banking atau QR Code ( quick response ) proses secara IT di BI terjadi. Bagaimana terjadinya ? pertama, data masuk ke terminal BI dalam bentuk pre-transaction. Kedua, proses otorirasi. Kalau ada sistem pembayaran yang tidak sesuai dari platform BI, maka otorisasi gagal. Transaksi juga gagal. Ketiga, proses clearing. Maklum setiap rekening bank itu tercatat di BI. Jadi kalau ada pengeluaran bank lebih besar daripada saldo bank yang tercatat oleh BI, maka proses transaksi gagal. Bank harus tambah saldo. Kalau engga, dianggap “kalah klearing “ Transaksi bisa gagal. Keempat, barulah terjadi penyelesaian trasaksi atau settlement. Sehingga terjadi proses debit kredit atau posting pada rekening nasabah.
Keliatanya ruwet ya prosesnya?. Padahal perasaan kita tahunya kalau trasaksi menggunakan sistem digital itu baik melalui merchant atau ATM, sangat cepat sekali. Itu terjadi berkat adanya IT system. Kecepatan proses sangat tinggi. Mendekati kecepatan cahaya. Atau real time. Mengapa ? Secara tekhnis arsitektur IT sistem pembayaran itu terintegrasi dengan payment gateway yang dimiliki BI dan kemudian terhubung dengan switching provider, Clearing service provide, settlement service provider. Gimana mau jadi shadow bank central? Ya engga mungkinlah.
Kalau dalam sistem pembayaran itu secure dan otoritas negara tak tertandingi. Namun aja juga sisi lemahnya. Apa itu ? Jenis transaksi. Itu tidak ada urusan dengan BI. Itu ranah OJK. Seperti terjadinya transaksi secara financial technology untuk loan dan pembelian kredit atau pembeian surat berharga atau fund provider. Ini berbahaya kalau izin disalah gunakan untuk operasi cuci uang atau fraud. Apalagi penyelenggara Fintech terafiliasi dengan bank. Itu akan berdampak kepada pengurangan penerimaan pajak dan bisa juga merugikan publik. Solusinya ? larang aja akun orang asing/badan usaha asing terlibat dalam fintech. Selesai.
Langganan:
Postingan (Atom)