VIVAnews – Bos CIA khusus untuk Timur Tengah termasuk Iran, Michael D'Andrea, dikabarkan tewas saat pesawat militer milik Amerika Serikat jatuh di Afghanistan, beberapa hari lalu. Dilansir laman Middle East Monitor, sumber intelijen Rusia menyatakan bahwa D'Andrea merupakan salah satu korban tewas saat pesawat berjenis Bombardier E-11 A jatuh di Ghazni.
Namun, Amerika Serikat belum menyampaikan rilis resmi soal jatuhnya pesawat dan korban di dalamnya. Yang pasti kematian D'Andrea akan menjadi kerugian besar bagi CIA dan misi mata-mata Amerika di Timur Tengah, khususnya untuk Iran saat ini.
Bagaimana tidak? Perjalanan karier D'Andrea di CIA memang jempolan, hingga dia jadi pentolan intel di AS. Dia merupakan arsitek pengejaran hingga penyergapan tokoh Al Qaeda Osama bin Laden hingga tewas di Pakistan. Sementara terkait pembunuhan Jenderal Iran, Qassem Soleimani, di Baghdad dengan menggunakan drone militer juga disebut sebagai operasi yang dipimpin Michael D'Andrea.
Saking diandalkan dan kerap maju dalam misi penting, D'Andrea mendapatkan banyak gelar antara lain Pangeran Kegelapan, Ayatollah Mike dan The Undertaker. Dia kembali menjadi bos CIA pada masa Presiden Donald Trump dan sejak 2017 memimpin misi untuk Iran.
Usia D'Andrea yang sebenarnya tak bisa dipastikan. Namun, dia disebut berusia 50 tahunan dan lahir di Virginia Utara. Ia bergabung dengan CIA sejak tahun 1979. The Washington Post pernah menyebutkan kesaksian teman training-nya di CIA bahwa D'Andrea memiliki peringkat yang bagus dan kemampuan menulis sangat luar biasa.
D'Andrea pernah bertugas beberapa tahun di Afrika sebelum akhirnya bertugas di Baghdad pada saat terjadi Perang Irak. Di sana dia bertemu dengan wanita Muslim bernama Faridah Currimjee dan menikahinya. D'Andrea kemudian menjadi muslim alias mualaf.
Oleh karena itu informasi intelijen yang menyebutkan D'Andrea tewas dalam pesawat jatuh menjadi isu penting di Timur Tengah saat ini. Sementara Taliban menyatakan bahwa merekalah yang menembak pesawat tersebut hingga jatuh karena tak ingin pesawat dengan logo militer AS memata-matai mereka.