Meski kondisi politik di Indonesia memanas jelang pilkada DKI Jakarta, saat ini kita lihat masih ada peluang pada beberapa sektor.
Congrat utk member yang sudah profit lebih dari 45% dari saham PPRO , dan juga dari saham2 lainnya seperti HRUM, INDY, dll. Mulai waspadai profit taking untuk sektor batubara, key action strategy selengkapnya ada di bit.ly/premiumaccess
Setelah kita antisipasi beberapa hari sebelum ini, saat ini tanda bullish reversal / tanda rebound untuk sektor property mulai lebih nampak.
Mengapa suku bunga sudah turun berkali2 namun property belum naik / baru akan naik ?
Saya akan ulas jawabannya dalam November Premium Updates hari ini.
Sektor dan saham apa yang potensial hari ini ? Simak Kopipagi ini sampai tuntas.
Bursa AS bergerak melemah, Indeks Dow Jones ditutup melemah 0.24% di level 17,888.28 . Selain masih mendapat sentimen dari pemilu AS yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2016, perdagangan Bursa AS pada Jumat kemarin mendapat sentimen dari data terbaru tenaga kerja AS yang menunjukkan kemajuan pasar tenaga kerja. Sehingga dapat memperkuat spekulasi kenaikan suku bunga.
Dalam laporannya menunjukkan payrolls naik ke 161.000 pada bulan Oktober. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,9 %, sementara upah naik dari tahun sebelumnya oleh terbesar sejak 2009. Data ini memungkinkan The Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember.
Di Indonesia, kekhawatiran pelaku pasar dengan demo besar yang berlangsung di Jakarta pada 4 November kemarin terhapuskan seiring sepanjang perdagangan saham demo berjalan aman, sehingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 33.16 poin (+0.62%) di level 5,362.66.
Namun menjelang malam hari justru ada ricuh yang terjadi antar polisi dengan salah satu pihak, sehingga saya lihat hari ini IHSG berpotensi menguji support 5260.
Hari ini pasar menanti pengumuman GDP yang diharapkan angkanya akan sama atau di atas 5.1 %.
Selain itu pasar akan cenderung wait and see jelang pemilu Amerika Serikat 8 November 2016.
Lagi tentang Industri Batubara
Langkah China untuk mengurangi kelebihan kapasitas serta merampingkan industri batu baranya tahun ini telah menyebabkan harga komoditas tersebut membumbung.
China mengambil langkah besar dalam hal pemangkasan produksi yang telah turun 11% sepanjang sembilan bulan pertama. Negara penambang terbesar dunia tersebut juga memangkas 150 juta metrik ton dari kapasitas berlebih pada akhir Agustus serta menargetkan pemangkasan 500 juta ton pada akhir dekade ini.
Kebijakan yang awalnya bertujuan membalikkan kejatuhan industri selama empat tahun sebelumnya serta membantu penambang membayar utang telah mendorong harga batu bara lebih tinggi dan lebih cepat daripada yang diantisipasi.
Pembakaran bahan bakar batu bara di pembangkit listrik telah berlipat ganda, sementara penggunaan batu bara dalam pembuatan baja bahkan meningkat lebih dari tiga kali lipat. Lonjakan harga juga telah mengubah performa buruk saham perusahaan tambang menjadi yang terbaik.
Namun sebagai dampak dari kebijakan yang agresif ini, jumlah persediaan menurun selama delapan bulan berturut-turut hingga Agustus ke level terendah sejak 2008 serta mendorong pemerintah China berjuang untuk membalik reli yang dinilai tidak rasional ini melalui diskusi dengan perusahaan-perusahaan tambang untuk mencari cara menstabilkan harga.
Untuk saat ini, pemangkasan produksi telah terlihat berhenti dengan tingkat produksi yang naik 5% pada September dari level terendahnya pada Mei. Sejumlah produsen batu bara ternama telah diminta meningkatkan produksi sebelum musim dingin.
Sentimen ini bisa membuat harga batubara yang tadinya alami peningkatan tajam, kembali stabil. Saham sektor ini juga sudah terlihat sedang istirahat setelah menguat signifikan.
Hari ini sektor property dan CPO berpotensi mengalami rebound. Watch ASRI, MDLN, APLN, CTRA,CTRS, AALI, LSIP.
Strategi selengkapnya simak di Premium Access yang juga diupdate secara realtime dengan tips trading personal dari saya. Jika Amda belum jadi member, daftar dibit.ly/daftarpremiumaccess
Salam profit,
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar